Quantcast
Channel: Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|Terbaru
Viewing all 406 articles
Browse latest View live

Cerita Sex Istri “Petualangan Seks Istri”

$
0
0

Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Istri Terbaru

Sekitar satu minggu yang lalu isteriku, Dayu dan aku diundang hadir ke sebuah beach resort bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Isteriku bekerja pada bagian marketing di sebuah perusahaan besar yang sangat sukses beberapa tahun belakangan, dan hal tersebut berimbas pada kesejahteraan karyawannya yang semakin naik dan beberapa bonus juga, salah satunya adalah perjalanan ke resort kali ini.

Cerita Sex Istriku Berpetualangan Seks

Cerita Sex Istri
Aku sangat bergairah untuk pergi, meskipun dia merasa khawatir bertemu dengan rekan-rekan kerja isteriku. Kantor Dayu bekerja sangatlah berkultur informal, dan kadang Dayu cerita padaku tentang semua godaan dan cubitan yang berlangsung selama jam kerja. Aku bekerja pada sebuah firma hukum, yang sangat disiplin dan professional, dan bercanda apalagi saling goda merupakan hal yang tak bisa ditolerir dalam perusahaan. Dan hal itu mempengaruhi sikap dan perilakuku dalam keseharian, aku menjadi seorang yang tegas dan formal. Aku tak begitu yakin bisa berbaur dengan rekan kerja Dayu nanti.

Dayu sendiri adalah seorang wanita periang dan mudah bergaul. Berumur 30 tahun, potongan rambut pendek seleher dan berwajah manis. Dia agak sedikit pendek dibawah rata-rata, pahanya ramping yang bermuara pada pinggang dengan pantat yang kencang. Sosok mungilnya berhiaskan sepasang payudara yang lumayan besar dan namun bulat kencang meskipun tanpa memakai penyangga bra. Kami berjumpa dibangku kuliah dan menjadi dekat dalam waktu singkat lalu menikah tak lama setelah kami lulus. Dia tak begitu berpengalaman dalam hal seks, meskipun aku bukanlah lelaki pertama yang berhubungan seks dengannya.

Kala hari perjalanan itu tiba, kami mengenderai mobil menuju resort tersebut. Dalam perjalanan kesana Dayu menceritakan kalau dia telah membeli sebuah bikini baru untuk akhir pekan kali ini.

“Mau pamer tubuh ke orang-orang, ya?” candaku padanya.
“Mungkin,” jawabnya dengan tersenyum.
“Maksudmu?” tanyaku penasaran. Dayu yang kutahu tak begitu suka mempertontonkan tubuhnya, aku selalu merasa sulit untuk sekedar memaki pakaian renang yang minim.
“Nggak ada, bukan apa-apa” Dayu tertawa menggoda suaminya. “Sudah pernah kubilang padamu kan kalau dikantor kita senang bercanda dan saling menggoda. Liburan ini pasti tak ada bedanya, hanya tempat dan suasananya yang beda untuk sedikit genit didepan para pria.”
“Kamu juga genit di depan teman-teman priamu?” tanya Wisnu gusar.
“Bukan cuma aku, sayang. Semua teman wanitaku juga melakukannya kok,” jawab Dayu menjelaskan. “Cuma sedikit genit, menggoda dan bercanda. Kamu tahu, kadang saling bercanda mmm… yeah bercanda agak jorok, seks dan juga sedikit tontonan.”
“Tunggu, apa?” suara Wisnu agak meninggi. “Tontonan? Kamu mempertontonkan tubuhmu ke teman-teman priamu?”
“Oh, sayang, ini bukan sungguh-sungguh,” jawab Dayu. “Cuma menggoda kok. Hanya sedikit menyingkap baju, kadang sedikit memberi bonus dengan memperlihatkan dada sebentar.”

Aku terhenyak, isteriku memperlihatkan payudaranya pada pria lain? Pria lain di kantornya? Ini bukan seperti sosok Dayu yang kukenal selama ini. Hanya seberapa dekat dia dengan teman kerja prianya? Kepalaku dipenuhi oleh pikiran yang berkecamuk tak karuan hingga akhirnya kami tiba di resort.

Segera kuparkir kendaraan kami. Begitu memasuki lobby dengan bawaan kami, sekelompok orang melambai ke arah Dayu untuk mendekat. Mereka adalah beberapa orang dari rekan-rekan kerjanya dan Dayu memperkenalkanku. Alan, Dave, Eddie, Gary adalah nama taman-teman prianya dan yang wanitanya Sasha, Kristin, Melly dan Nina.

Mereka berkata pada Dayu kalau semua orang harus bertemu di kolam renang pribadi dan minum-minum dulu sebelum berikutnya pergi ke pantai. Kami setuju untuk menyusul mereka secepatnya setelah menaruh bawaan dikamar dan berganti pakaian.

Baru saja mereka beranjak, Alan sudah beraksi dengan mencubit pinggul Dayu yang langsung memekik kegelian dan mendorong tubuh Alan menjauh. Aku sangat terkejut mendapati hal tersebut dan hampir saja teriak marah, tapi mereka semua mulai tertawa, termasuk Dayu, jadi aku pikir inilah sebagian dari cara mereka saling menggoda dan bercanda. Aku tak mau dianggap seorang yang kolot dan tak bisa berbaur di lima menit pertama kehadiranku, jadi aku hanya diam saja membiarkan.

Kami menuju ke kamar kami dan mulai berganti pakaian dengan pakaian renang. Dayu masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian dan kemudian keluar dengan sebuah handuk membalut tubuhnya. Aku ingin melihat apa yang dipakainya dibalik handuk tersebut, tapi dia langsung memotongku sebelum mampu berkata sepatah kata “Ayo, kita turun!”

Kuraih sebuah buku dan berjalan mengikutinya menuju kolam renang. Kantor Dayu pasti sudah menyewa seluruh kolam tersebut, karena ada logo perusahaan pada semua handuk dan pada tulisan selamat datang. Ada sekitar lima puluhan orang di area kola mini. Kebanyakan dari mereka adalah pria, dan yang membuatku kecewa, kebanyakan dari mereka terlihat muda dan menarik. Para wanitanya juga tak ada yang mengecewakan. Kebanyakan mereka hanya berbikini minim memperlihatkan keindahan tubuh muda mereka.

Baru saja aku hendak bertanya dimanakah teman-temannya yang tadi, saat kulihat isteriku sedang membuka handuk penutup tubuhnya. Apa yang terpampang dihadapanku sangat membuatku terpaku, dibalik handuk tersebut dia memakai sebuah bikini warna merah tua dan… sangat minim. Bagian atasnya hanya menutup sebagian depan dari payudaranya, dan tali penahannya yang terkalung dileher jenjangnya terlihat seakan siap untuk dilepas. Sedangkan bagian bawah hampir menyerupai thong, memperlihatkan keindahan paha dan bongkahan pantatnya. Dia terlihat begitu menawan.

Tak heran dia menutupinya dengan handuk saat dikamar tadi, pikirku. Dia tahu kalau aku pasti akan meributkan apa yang dipakainya. Baru saja aku hendak berkomentar namun terpotong oleh sebuah teriakan dari seberang kolam, “Hey, lihat Dayu!”

Dan langsung disusul oleh riuh rendah suara yang diiringi siulan nakal dari para pria di area kolam tersebut. Dayu hanya tertawa riang lalu melakukan sebuah pose, memperlihatkan perutnya yang rata dan kemulusan pahanya sambil mengoleskan sun-block ke tubuhnya. Dia menoleh ke arahku dan berkata, “Lihat kan? Hanya menggoda saja!”

Aku hanya mengangguk dan terdiam. Aku harapdia mengatakan sesuatu tentang betapa terbukanya pakaian renang yang dia pakai ini tapi itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan, ini tetap hanya sebuah bikini. Jika para pria ingin memandangi tubuh isteriku, apa salahnya dengan itu? Bahkan aku bisa merasa bangga akan hal tersebut.

Aku rebah di atas bangku malas dan mulai membuka buku yang kubawa sedangkan Dayu berjalan menghampiri teman-temannya. Aku berencana menghabiskan waktu dengan membaca, namun mataku terus melayang ke arah dimana isteriku berada. Setiap kali aku melihat Dayu, dia tengah asik bercanda dengan teman prianya. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti membaca, dan hanya memperhatikan setiap tingkah lakunya sambil terus pura-pura membaca bukuku.

Di salah satu sudut kolam tersebut ada bar yang menyuguhkan berbagai macam minuman dan sudah berulang kali aku kesana untuk sebotol bir dingin. Kelihatannya minumannya sudah dipersiapkan dalam jumlah dan ragam yang banyak untuk membuat pesta ini berjalan meriah. Kuamati Dayu sudah berulang kali pergi ke sana untuk segelas margaritas dan entah sudah berapa banyak orang yang pergi mengambilkan minuman untuknya. Namun yang jelas dia semakin bertambah mabuk seiring berjalannya waktu. Ditambah lagi para pria yang mendorongnya dan juga para wanita lainnya untuk minum lebih banyak lagi. Pada suatu kesempatan Dave menantang Dayu untuk berlomba menghabiskan minuman dalam gelas mereka, yang tentu saja dimenangkan Dave dengan mudah, melihat kondisi Dayu sudah lebih dari sekedar mabuk.

Baru saja aku mulai kembali membaca, Dayu datang menghampiri. Dia baru saja keluar dari dalam kolam dan tubuhnya basah kuyup. Dengan kain penutup tubuh yang dia kenakan menempel erat disetiap lekuk tubuhnya, membuat dia semakin terlihat menggoda.
“Hai, sayang,” sapanya. “Sudah lebih santai?”
“Yeah,” jawab Wisnu. “Kamu sendiri, bisa bersenang-senang?”
“Oh, ya,” dia tersenyum manja. “Aku sudah agak mabuk.”

Itu terlihat jelas, tapi aku tak mau lebih mendesaknya. Dayu mengeringkan tubuhnya dengan handuknya, lalu melangkah kembali ke teman-temannya.

Aku kembali pada bacaanku, hingga tiba-tiba saja kudengar suara jeritan. Dengan cepat aku menoleh ke arah suara tersebut, tepat disaat kulihat Melly yang tengah menutupi payudara telanjangnya dengan tangannya. Salah satu dari pria tersebut menarik lepas penutup dadanya dan sekarang tengah berlari dipinggiran kolam dengan menenteng penutup dada tersebut. Melly mengejarnya, dengan lengan menyilang menutupi dadanya hingga si pria berhenti lalu menangkap tubuh Melly dan menariknya bersamanya menceburkan diri ke dalam kolam.

Aku dengar sebuah suara jeritan lagi dan salah seorang wanita yang tak kukenal sekarang juga tak berpenutup dada. Alih-alih menutupi payudaranya, kali ini si wanita hanya membiarkan saja pria yang menarik lepas penutup dadanya itu berlari menjauh dan dia terus mengobrol dengan temannya seakan tak terjadi apapun.

Aku memandang sekeliling untuk mencari Dayu. Dia sedang sedang mengobrol dengan seorang pria di kolam yang dangkal. Kuperhatikan Alan sedang berenang ke arahnya dari belakang dan muncul tepat dibelakangnya lalu menyentakkan tali penahan penutup dadanya di leher. Penutup dada Dayu tertarik erat menekan daging bulat kenyal tersebut dan tiba-tiba saja payudaranya terayun meloncat lepas dari penutupnya. Dia memekik dan tubuhnya berbalik ke belakang untuk memukul Alan. Alan mengangkat penutup dada tersebut tinggi ke atas, Dayu hanya tertawa keras lalu melompat mencoba merebutnya. Nampak payudaranya terayun seiring tiap lompatannya, puting merah mudanya terlihat jelas mencuat keras membuat seluruh pria dikolam tersebut bersorak riuh.

Dave bergerak ke belakang Dayu lalu menangkap pinggangnya dan mengangkatnya tinggi tinggi agar bisa meraih penutup dada yang dipegangi Alan. Dayu rebut penutup dada tersebut dari tangan Alan lalu mengibaskannya pada Alan dengan tertawa genit. Dayu mulai memakai kembali penutup dadanya, namun masih kalah cepat dengan tangan Alan yang menjulur ke arahnya untuk meremas payudara telanjangnya yang sebelah kiri. Kembali Dayu memekik dan menepis tangan Alan untuk menjauh.

Rupanya para wanita tak membiarkan begitu saja dengan perbuatan para pria terhadap penutup dada mereka. Beberapa menit setelah Dave membantu Dayu tadi, nampak Melly berjalan mengendap dibelakang Dave yang sekarang berdiri di depan Bar lalu menarik turun celana renang yang dipakai Dave. Sebuah batang penis yang besar menyembul keluar dan seluruh wanita menjerit riuh tak terkecuali Dayu. Dave hanya tertawa keras dan mulai mengejar Melly yang berlari mengitari tepian kolam. Dengan konyol Dave berlari mengejr dan mengibas-ngibaskan batang penisnya ke arah Melly yang berlari, menjerit dan tertawa.

Setelah beberapa menit kemudian, Dayu keluar dari kolam renang dan berjalan ke arahku. Sebelum dia mampu mengucap sepatah kata, aku sudah memberondongnya dengan pertanyaan tentang apa yang sedang terjadi disana.

“Oh, sayang, bukan apa-apa. Mereka hanya bersenang-senang, itu saja,” jawab Dayu.
“Aku rasa melihatmu telanjang dada dan juga menyentuh dadamu bukan sekedar bercanda atapun senang-senang!” kataku ketus.
“Sayang, jangan terlalu kolot begitu. Lagipula aku sudah memakai penutup dadaku lagi. Lihat para pria itu, mereka melepas beberapa penutup dada teman wanitaku yang lainnya lagi dan sebagian dari para merka, mereka tak ambil pusing untuk memakainya lagi.”

Dia berhasil memojokkanku. Beberapa teman wanitanya sekarang sudah mondar-mandir dengan telanjang dada, terkadang salah seorang pria akan mendekat untuk sekedar menyentuh atau meremas payudara mereka.

“Lagipula,” Dayu membungkuk dan tiba-tiba memelankan suaranya, “Bukankah ini membuatmu terangsang melihat para pria melirikku? Mengintip dadaku dan menyentuhnya sedikit?”

Aku jadi terdiam karena memang itu kenyataannya. Aku merasakan rangsangan setelah melihat para pria tersebut menggoda isterinku, namun aku juga merasakan cemburu yang sangat besar.

“Semua hanya coba bersenang-senang dan tak ada yang dirugikan,” sambung Dayu lagi. “Coba pikirkan saja betapa nakalnya isterimu ini, membiarkan para pria melihat dadanya dan menyentuhnya.”

Aku menganggukkan kepala pelan dan dia tersenyum lebar lalu melangkah pergi. Aku merasa harus mengucapkan sesuatu, namun moment tersebut telah musnah. Lagipula, jika para pria berlaku seperti itu pada semua wanita di sini, tak ada alasan bagiku untuk merasa marah. Aku coba lagi untuk konsentrasi pada buku yang kubawa, namun tak berapa lama rasa kantuk melanda. Aku ambil kacamatku lalu dengan cepat terlelap.

Saat aku terbangun, suasana menjadi sangat riuh di dalam kolam. Kebanyakan para wanita yang berada disana sudah tak memakai penutup dada lagi, termasuk Kristin yang tengah berjalan lewat di depan tempatku berada. Kristin berbadan lebih tinggi dibandingkan Dayu, tapi payudaranya lebih kecil. Dadanya terekspos bebas, dan penutup dadanya terlihat menggantung dilehernya, mungkin hasil usil beberapa pria yang melepaskan pengaitnya.

Aku masih merasa ngantuk namun sudah terjaga, dan dengan kaca mata yang menutupi mataku terlihat aku masih tertidur. Aku sapukan pandangan ke seantero area kolam untuk mencari istriku dan kusaksikan suasana sudah semakin memanas, beberapa pasang pria wanita bahkan terlihat saling bercumbu di dalam kolam renang tanpa mempedulikan sekeliling lagi.

Akhirnya kutemukan keberadaan Dayu, yang sedang duduk dipinggir kolam dengan kakinya masuk ke dalam air. Alan menemaninya di dalam kolam, lengannya bertumpu di atas paha Dayu. Keduanya terlihat asik ngobrol dengan wajah yang hampir bersentuhan. Ekspresi wajah Dayu terlihat jengah, sedangkan Alan terlihat sedang merajuk tentang sesuatu. Sebentar-sebentar terdengar suara tawa renyah pecah dari mulut Dayu, terdengar jelas kalau dia masih dalam kondisi mabuk.

Beberapa menit berselang, terlihat Dayu mengangkat lengannya dan mengangkat salah satu tali penahan penutup dadanya dibahunya kemudian pelan-pelan dia turunkan dari bahunya. Alan mengucapkan sesuatu yang kembali membuat tawa isteriku pecah. Kemuadian dia memegang tangan Dayu dan menariknya masuk ke dalam air diantara kedua pahanya. Brengsek, umpatku dalam hati. Apa Alan sudah membuat isteriku menyentuh batang penisnya?

Dayu memekik terkejut pada awalnya lalu kembali dia tertawa. Dia tetap membiarkan tangannya berada di dalam air, lalu mulailah terlihat dia menggerakkan tangannya. Kembali Alan mengucapkan sesuatu dan Dayu tertawa lagi, lalu dia angkat tangannya dari dalam air dan menurunkan tali penahan penutup dadanya yang satu lagi dari bahunya. Dia memandang sekilas kearahku, dan aku terdiam tak berani bergerak. Aku pasti telah membuatnya yakin kalau aku masih tertidur lelap karena kemudian dia menoleh kembali pada Alan.

Penutup dadanya sekarang hanya bergantung ditahan hanya oleh daging bulat payudaranya saja. Alan sekarang memandanginya tanpa sungkan-sungkan lagi dan mengobrol dengan penuh semangat. Aku tak tahu apa yang tengah dia ucapkan, tapi melihat isteriku yang terlihat melakukan setiap apapun yang Alan pinta, itu pasti sebuah paduan sempurna dari sebuah humor dan rayuan. Beberapa saat berikutnya kembali tangan Dayu masuk ke dalam air. Kali ini dia terlihat menahan nafas. Apapun yang dia pegang di dalam air tersebut, itu membuatnya terkesan. Alan tertawa dan membisikkan sesuatu yang membuat tawa Dayu lebih pecah dengan kerasnya.

Kembali Dayu mengangkat tangannya dari dalam air kemudian meremas kedua lengannya rapat-rapat. Belahan daging payudaranya terangkat sedikit, cukup untuk membuat penutup dadanya sedikit lebih turun lagi, membuat putingnya sekarang terekspos di hadapan mata Alan. Putingnya yang merekah terlihat sangat keras dan mencuat menggiurkan dari bulat kenyalnya payudaranya yang indah.

Menyaksikan hal itu membuatku sangat terkejut sekaligus merasa api birahiku berkobar hebat, batang penisku langsung tebangun dan ereksi penuh. Aku tak bisa percayai kalau isteriku telah mengekspos dirinya dihadapan seorang pria seperti itu, dan aku tak bisa percaya kalau diriku sendiri merasa terangsang karena melihat kejadian tersebut. Apa yang salah dengan diriku?

Alan sangat menikmati waktunya mengamati keindahan payudara Dayu untuk bebeapa waktu, kemudian dia membungkuk mendekat ke arah Dayu dan membisikkan sesuatu di telinganya. Dayu tertawa genit dan kembali tangannya bergerak masuk ke air. Keduanya diam tak berbicara untuk beberapa saat sedangkan tangan Dayu bergerak naik turun di dalam air. Terlihat nyata kalau Dayu tengah mengocok batang penis Alan. Beberapa detik kemudian Dayu menoleh ke arahku dengan ragu-ragu. Aku yakin jika dia melihatku bergerak, maka dia akan langsung menghentikan apapun yang tengah dia lakukan itu, tapi aku tetap diam tak bergerak. Aku merasa seberapa besar rasa cemburu dalam dadaku, maka sebesar itu pula keinginanku untuk melihat apa yang akan terjadi berikutnya.

Setelah memastikan kalau aku masih tetap tertidur, Dayu turun dari tepian kolam lalu masuk ke dalam air. Sekarang dia berdiri berhadapan dengan Alan, penutup dadanya menempel diperutnya. Kedua tangannya kembali masuk ke dalam air lalu keduanya nampak sedikit menggeliat untuk beberapa saat. Aku hanya mampu menebak apa yang tengah mereka lakukan hingga celana renang Alan tiba-tiba saja muncul dari dalam air disamping tubuhnya. Dayu telah melepaskannya!

Keduanya tertawa berbarengan, lalu kembali Dayu memasukkan tangannya kedalam air. Nafas Alan mulai terlihat berat dan tatapan matanya terpaku pada payudara indah milik isteriku. Dayu hanya tertawa genit atas tatapan mata Alan pada payudaranya tersebut dan bahkan beberapa kali nampak dia sedikit menggoyangkan dadanya untuk memberikan sedikit tontonan pada Alan.

Dayu mulai menggerakkan tangannya naik turun dengan cepat dan semakin bertambah cepat, sementara itu Atatapan mata Alan tak pernah lepas dari payudara isteriku. Tiba-tiba Alan memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit bibir bawahnya. Dayu melihat ke bawah dan menatap air seakan terhipnotis saat Alan mulai menggelinjang. Setelah beberapa saat dia berhenti menggelinjang dan membuaka matanya kembali. Lalu Alan membisikkan sesuatu padanya yang membuat Dayu menjerit dengan nada genit marah dan mendorong Alan menjauh. Alan tertawa dan menggenggam celana renangnya, sedangkan Dayu memakai penutup dadanya kembali.

Aku sudah tak yakin lagi apakah yang mampu membuatku terkejut lagi, menyaksikan isteriku memasturbasi pria lain didepan mataku ataukah kenyataan bahwa tak ada seorangpun yang memperhatikannya. Melihat sekeliling, kusaksikan begitu banyak orang yang saling mencumbu, dan aku rasa mereka berdua merasa sangat yakin kalau tak ada seseorangpun yang memperhatikan apa yang mereka perbuat. Aku bertanya kalau diriku masih seorang pria lugu dan kolot lagi sekarang, benarkah begitu? Benakku menjawab, masih, namun batang penisku yang ereksi berkata tidak.

Setelah setengah jam berikutnya, Kristin berdiri, masih bertelanjang dada mengumumkan bahwa saatnya untuk pergi ke pantai telah tiba. Perusahaan telah menyewa beberapa van untuk mengangkut semua orang disana dan tidak memperbolehkan memakai mobil sendiri.

Aku pura-pura baru bangun dari tidurku saat Dayu berjalan mendekatiku. Dia masih agak mabuk, jika tak mau dikatakan mabuk dan kuputuskan untuk melihat apakah dia akan mengungkapkan semuanya. “Ada yang terjadi lagi saat aku tertidur?”
“Tak begitu banyak, sayang,” jawabnya.
“Ada lagi yang mencuri lepas penutup dada?” desakku.
“Kenapa?” tanya istriku dengan nada menggoda. “Apa kamu ingin dengar tentang itu?”
“Mungkin,” jawabku, meskipun dengan cara penyampaiannya itu membuatku terdengar sangat ingin mendengarnya.
“Well, tak ada lagi yang mencuri lepas penutup dada, tapi Alan masih ingin melihat payudaraku dan dia terus merajuk. Jadi kupikir dia juga sudah melihatnya, aku memberinya sedikit bonus lagi.”
“Oh,” jawabku.
“Jadi kuturunkan sedikit penutup dadaku dan membiarkan dia melihatnya. Tapi hanya itu saja. Tak apa-apa kan sayang? Kamu tak marah padaku karena sudah memperlihatkan payudaraku sebentar pada teman priaku?” jawabnya dengan nada merajuk.
“Aku rasa begitu…” jawabku datar. Aku sedang membayangkan dia memasturbasi Alan.

Kami mengemasi handuk kami dan kemudian berjalan mengikuti yang lain menuju ke area parkir. Kami masuk ke dalam van yang semua orang di dalamnya tak kukenal lalu mulailah kami berangkat menuju ke pantai. Jalanan yang dilalui sangat jelek dan membuat van yang kami tumpangi terlonjak-lonjak, namun aku tak begitu merasakannya karena aku tengah fokus pada usaha untuk mengingat apa yang kusaksikan pada Dayu dan Alan tadi.

Saat tiba di pantai, kuperhatikan kalau perusahaan juga sudah mengeset sebuah erena untuk permainan bola voli lengkap dengan net-nya dan segera saja Kristin dan Nana sudah berinisiatif untuk memuali sebuah pertandingan. Kuputuskan untuk rebah diatas pasir saja dan melihat, berusaha untuk menata perasaan dan melegakan himpitan dalam dada, sedangkan Dayu langsung bergabung dalam permainan. Kedua team terbagi dalam kelompok wanita dan pria. Sebenarnya pertandingan tersebut menyenangkan untuk disaksikan karena para pemainnya ternyata lumayan mahir dan juga karena para wanita terlihat begitu menawan saat melompat dalam balutan bikini minim mereka. Seiring jalannya pertandingan, suasana semakin bertambah panas, kata-kata jorokdan ejekan penuh sendau gurau terus bersahutan.

Sekarang tibalah saatnya bagi isteriku untuk serve. “Siap-siap guys, kali ini kalian ak akan bisa mengemblikan!” teriaknya.
“Kamu mau bertaruh untuk penutup dadamu?” teriak Eddie membalas.

Langsung terdengar riuh rendah suara menyambut dari para penontonnya. Dayu terdiam beberapa saat, mimik wajahnya menggambarkan ekspresi yang sangat seksi kemudian belas menyahut, “Kalau kamu tak bisa mengembalikannya, kamu harus melepas celanamu!”
“Ok, tapi itu tak akan terjadi sayang!” balas Eddie.

Dayu merespon dengan melempar bola ditangannya tinggi-tinggi dan mengirimkan sebuah serve yang sangat kuat. Aku tak yakin berapa banyak rekan kerjanya yang tahu, kalau dia saat kuliah dulu termasuk andalan dalam team bola voli. Bola tersebut mengarah sangat sesuai dengan yang dia inginkan, mendarat dengan tajam diantara dua pemain yang paling payah.

Para wanita bersorak menyambutnya sedangkan para pria terlihat menepuk kepalnya sambil mengerang kesal. Eddie bersiul dan menghadap ke arah Dayu, kemudian mencengkeram celananya kemudian menurunkannya. Batang penisnya tak sepanjang milik Dave namun jauh lebih besar. Benar-benar cukup besar untuk mengundang siulan dan teriakan dari para wanita. Dayu menatapnya dengan senyum birahi tergambar pada wajahnya. Belum pernah diamenatap bang penisku dengan ekspresi seperti itu sebelumnya.

Dayu bersiap untuk serve berikutnya dan berteriak pada seorang pria yang tak kukenal, “Hey, Don! Mau bertaruh yang sama juga?”
Doni melihat ke arah Eddie, lalu beralih ke dada isteriku dan kemudian menjawab, “Tentu saja!”

Dayu memberikan sebuah serve penuh tenaga lagi, namun kali ini para pria sudah lebih siap menyambutnya. Salah seorang pria melompat menyambut datangnya bola, bola tersebut melayang cukup tinggi bagi Dave untuk menyambutnya dengan smash yang keras. Para wanita terlihat terkejut dengan serangan tersebut, dan begitu bola mendarat mulus diatas pasir, para pria berteriak menyambutnya, “Lepas! Lepas!”

Dayu menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganna, dia tertawa malu, lalu tangannya bergerak kebelakang tubuhnya untuk melepaskan penutup dadanya. Dia menahannya didada untuk beberpa saatdan kemudian melepas kain penutup dada tersebut ke samping. Payudara bulat indahnya yang dihiasi putting merah mencuat terpampang jelas tanpa penghalang lagi. Para pria mulai bersiut dan berteriak menyambutnya, sedangkan Dayu tampak memerah wajahnya dan tertawa.

Dayu memainkan sisa pertandingan dengan bertelanjang dada, membuat semua orang mendapatkan sebuah tontonan indah. Setiap kali dia berlari atau melompat untuk mengembalikan bola, payudaranya akan memantul dengan seksi. Kuperhatikan semua selangkangan para pria terlihat menonjol karena ereksinya melihat semua gerakan isteriku, khususunya Eddie.

Tak lama kemudian game tersebut berakhir dengan kemenangan dipihak team isteriku. Dayu dia berjalan memungut penutup dadanya, tapi tak memakainya kembali. Lalu dia berjalan menghampiri Eddie, yang baru saja mengambil celananya. Kuamati dia agak merentangkan punggungnya ke belakang, membuat payudaranya lebih menonjol kedepan. Mereka mulai mengobrolkan sesuatu, dan kuperhatikan pandangan isteriku lebih sering tertuju pada batang penis besarnya Eddie dan mata Eddie seakan juga tak mau lepas dari dada isteriku.

Eddie mengucapkan sesuatu, lalu mendorongkan batang penisnya kearah isteriku. Dayu tertawa genit dan menggelengkan kepalanya, tapi pandangannya tak beralih dari batang penis tersebut. Eddie tetap pada posisinya, tak bergerak dan setelah beberapa lama tangan isteriku menggapai ke depan dan menggenggam batang penis milik Eddie. Dia memeganginya sejenak, kemudian dia sedikit menggoyangkannya dan dia tertawa senang.

Eddie juga tertawa, kemudian tangannya terjulur kedepan dan menarik bagian depan dari kain penutup selangkangan yang dipakai Dayu. Dia membungkuk kedepan untuk mengintip vagina isteriku, sedangkan Dayu menjerit malu namun tak berusaha menghentikannya.

Tiba-tiba saja Eddie menyentakkannya turun hingga ke pergelangan kaki isteriku. Dayu menjerit, membuat semua orang menoleh ke arahnya dan menyaksikan vaginanya yang dihiasi rambut tercukur rapi terekspos penuh. Tubuh indah isteriku telah telanjang seutuhnya sekarang, dan ekspresi malunya semakin membuatnya terlihat sangat cantik.

Dengan cepat Dayu menaikkan penutup tubuh bawahnya dengan diiringi sorakan para pria, namun dia tak memakai kembali penutup dadanya. Matahari sudah mulai beranjak ke peraduannya sekarang, lalu Kristin meminta semua orang untuk kembali ke resort, semuanya diminta untuk berkumpul kembali di hot tub jam 10 nanti.

Kami mulai berkemas dan berjalan menuju mobil, kami berjalan dengan santai dan saat kami tiba ke tempat parkir, yang tersisa hanya sebuah mini-van kecil dan orang yang masih ada berjumlah delapan orang. Iseriku adalah satu-satunya wanita dikelompuk ini dan pria yang kukenal dalam grup ini hanyalah Gary dan Dave. Garry naik ke kursi pengemudi dan menyuruh kita semua untuk segera masuk ke dalam mobil.

Barusaja aku hendak menyuruh isteriku agar duduk di kursi belakang, namun Dave yang berada dikursi depan berkata, “Hey, Dayu, duduk disini saja, kupangku! Biar semuanya cukup.”

Dayu sama sekali tak melirikku untuk meminta persetujuan. “Oke,” dia tertawa manja, “Tapi jangan macam-macam!” Kemudian dia naik ke pangkuan Dave, dengan masih hanya memakai penutup tubuh bawahnya saja. Para pria yang lainnya dengan cepat saling berebut naikke kursi tengah, membuatku terpaksa duduk jauh dibelakang.

Semua orang kecuali aku dan Gary sudah dalam keadaan lumayan mabuk. Aku duduk dibelakang, disamping seorang pria yang keadaannya sudah mabuk berat, dan berbicara tentang sepak bola dengan suara yang sangat keras. Semua orang nampak asik dengan topik yang diangkat pria ini, jadi ada empat orang pria yang mabuk saling teriak satu sama lainnya dalam mini-van ini.

Aku tak begitu ingin ikut masuk dalam pembicaraan mereka, karena aku ingin konsentrasi mengawasi isteriku yang berada di depan. Aku tak mau Dave mengambil kesempatan dlam situasi ini. Sudut pandangnku sangat kurang menguntungkan dan aku harus membungkuk ke depan untuk dapat melihat apa yang terjadi dikursi depan.

Pada awalnya kulihat isteriku nampak bersandar ke tubuh Dave di belakangnya, yang berusaha memasang sabuk pengaman ke tubuh mereka berdua. Itu membuatnya harus meraih kedepan dan tangannya menyentuh payudara Dayu karenanya. Dave melakukannya lebih lama dari yang seharusnya, tapi Dayu hanya membiarkannya saja.

Kami mulai memasuki jalanan yang jelek, membuat mini-van ini melompat-lompat dan yang berada didalamnya terguncang. Ditengah guncangan yang terjadi itu kuamati tangan Dave yang semula berada di dada Dayu bergeser ke pahanya. Keduanya asik mengobrol dan tertawa-tawa, tapi karena keberadaanku di belakang dan ditambah pula suar berisik para pria mabuk ini yang membicarakan sepak bola dengan sura yang keras membuatku dapat mendengar apa yang tengah dibcarakan Dayu dengan Dave.

Satu dari pria mabuk ini menoleh padaku dan bertanya tentang team sepak boal favoritku. Aku berusaha untuk tetapa fokus pada kejadian di kursi depan, tapi aku tak ingin menarik perhatian para pria mabuk ini. Jadi kujawab pertanyaaan pria tersebut dan mulai masuk dalam perbicangan tentang sepak bola ini. Jalanan yang kami lalui bertambah semakin parah, dan aku harus susah payah menjaga posisiku agar tetap stabil dan pada perbincangan tersebut.

Saat akhirnya aku bisa melirik ke arah depan lagi, keperhatikan Dayu dan Dave sudah tak memakai sabuk pengaman lagi. Tak ada yang kelihatan aneh. Tangan Dave masih berada dipinggang isteriku, meskipun sekarang posisi duduk Dayu agak lebih naik di pangkuan Dave dan terguncang naik turun. Kupikir guncangan tersebut disebabkan oleh buruknya kondisi jalan, namun saat mobil berhenti dilampu merah, kuperhatikan tubuh Dayu tetap bergerak naik turun. Aku tak bisa melihat ekspresi keduanya dan tiba-tiba saja sebuah prasangka buruk menyergap otakku, mungkin saat ini Dave sedang menyetubuhinya. Kecurigaanku semakin besar saat kuamati mereka berdua sama sekali diam tak saling bicara.

Disisa perjalanan aku membungkuk ke depan dan mengamati tubuh isteriku terayun naik turun, menerka-nerka tentang kemungkinan kemungkin yang terjadi dikursi depan. Setelah sekitar dua puluh menitan, mobil berbelok arah dan sudah tampak resort di depan.

Aku yang paling terakhir keluar dari dalam mobil dan aku bergegas menyusul Dayu yang sudah berjalan didepan bersama Dave dan Gary. Saat akhirnya aku berhasil menyusulnya, kuperhatikan kalau wajahnya tampak memerah dan dia sedikit berkeringat.

“Hey,” kataku, saat semua pria sudah berjalan menjauh didepan. “Apa yang sudah terjadi dikursi depan tadi?”
“Apa? Apa yang sudah kamu lihat?” tanyanya, terdengar terkejut namun juga bersemangat.
“Aku tak bisa melihat, tapi kuperhatikan kalau Dave terlihat sangat menikmati keadaannya,” jawabku mencoba berkilah.
“Jangan marah, sayang, kami hanya bercanda saja,” dia mulai menjelaskan. “Dave terus mengeluh tentang celananya yang sangat sesak, jadi aku menyuruhnya untuk menurunkannya sedikit kalau dia mau. Sebenarnya aku cuma bercanda dan bermaksud menggodanya saja. Aku tak bermaksud agar dia benar-benar melakukannya, tapi dia sungguh-sungguh melakukannya. Andai saja kamu melihat betapa batang penisnya sungguh sangat besar ” terangnya dengan suara pelan namun punuh gairah
“Sayang, batang penisnya itu sungguh besar. Aku menggeseknya dengan pantatku beberapa saat. Lalu dia sepertinya menarik penutup tubuh bawahku kesamping dan kepala penisnya menyelinap masuk ke dalam bibir vaginaku begitu saja. Aku rasa itu tak sengaja. Dan kamu tahu kondisi jalannya yang sangat parah kan? Tubuhku jadi terangkat naik turun dan itu membuat batang penisnya semakin masuk bertambah dalam, hingga akhirnya… kamu mungkin tak percaya sayang, batang penisnya jadi masuk semuanya! Tapi baru sebentar saja aku merasakan vaginaku terisi penuh, mobilnya menghantam gundukan yang besar dan batang penisnya jadi tercabut keluar begitu saja, lalu kubetulkan lagi penutup tubuh bawahku dan selesai, itu saja.”

Ekspresi wajahnya jadi bergairah dan menghiba disaat yang bersamaan. “Tak apa-apa kan sayang? Bukan masalah besar kan? Ini benar-benar kecelakaan dan lagipula dia tak sampai keluar.”

Aku sama sekali tak mampu bicara. Isteriku telah berterus terang dengan sangat gamblang kalau dia baru saja menyetubuhi seorang pria. Tapi apa yang bisa kuperbuat? Aku tak mungkin membuat keributan besar di resort ini, di hadapan semua orang.

“Yah… kalau dia tak sampai keluar, kurasa itu tak maslah,” akhirnya jawabku lirih.
“Kamu sungguh suami yang sangat pengertian sayang!” teriaknya senang sambil memelukku. “Ayo, kita cari sesuatu untuk makan malam!”

Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Hot | Cerita Sex Tante | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex ABG

Posting Cerita Sex Istri “Petualangan Seks Istri” ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.


Cerita Sex Abg Susan Adik Temanku

$
0
0

Cerita Sex Abg – Susan yang kukenal pertama ini adalah seorang gadis cantik, adik dari salah seorang temanku, usianya saat itu masih 14 th, saya mengenal dia sejak kecil, memang dari kecil dia sudah terlihat cantik, putih, berambut sebahu dengan rambut kemerahan, mata bening dan bulat, bibir yang mungil dan merekah, body yang montok dan sexy. Sifatnya yang manja, cuek namun bisa galak juga terhadap cowoq iseng.

Cerita Sex Abg 14 Tahun Susan Namanya

Cerita Sex ABG 14 tahun
Sejak saya pindah ke kota B saya jarang bertemu dengan dia, sampai setelah 5 tahun tiba-tiba dia meneleponku.

“Ko Andi, ini Susan, masih inget gak? San sekarang ada di B, mau kuliah sambil cari kerja”
“Oh, Susan.. gile udah gede ya sekarang udah mau kuliah ya? tinggal dimana nih?”
“San, kos di daerah C, San pengin ketemu ko Andi nih kangenn..” sambil bersuara manja.
“Oke, nanti saya mampir deh, telponnya berapa?”.

Setelah berbasa-basi sebentar saya tutup telponnya. Hm.. terbayang deh.. gadis yang sering menggoda saya pada waktu itu, hanya saya tidak mau menanggapi karena selain masih kecil juga dia adalah adik teman saya.

Dua hari setelah telepon itu, saya datang ketempat kos dia, Susan seneng banget tuh.. senyumnya sumringah.. “Ko.. (dg suara manja), kamar San kecil, jadi maklum ya berantakan, sini ko masuk duduk didalam aja..”.

Memang ukuran kamarnya lumayan sempit, tapi bersih dan cukup teratur sih..

Tiba-tiba dia nanya, “Ko.. (manja lagi dah suaranya..) koko kangen gak sih sama Susan?”.

Saya cuma senyum.., “Memangnya kenapa San?”

“Gak apa-apa sih cuma kangen aja pengin ketemu, pengin ngobrol banyak sama Koko”.

“Oh..” gumam saya sambil senyum (boleh dibilang saya termasuk grogi sama ceweq manja dan agresive).
Lalu saya ajak dia pergi makan malam, dan ngobrol sampai malam, kira-kira pk. 22.00 saya pamit pulang.
“Oke San saya pulang dulu ya, udah malam.. “

“Iya deh Ko, besok mau datang lagi?”

“Lihat besok deh, bisa apa gak.. soalnya besok sabtu saya suka males pergi ada siaran sepakbola sih..”.
Tiba-tiba dia mendekat dan.. crup.. dia mencium pipi saya.. ops.. saya kaget juga.. sambil cengengesan dia juga senyum.. manis banget deh..

“Gak apa-apa kan San sun Koko.. abis udah kangen banget sih..”.

Saya cuma mesem aja.. gile juga nih anak agresive banget.. dalam hati sih pengin juga tuh saya sosor bibirnya yang menantang terus apalagi payudaranya makin ranum dan besar.. hm.. timbul dah pikiran ngeres.. Sejak kejadian dia mencium pipi saya, terus terang saya jadi agak kikuk karena gak menyangka dia koq jadi agresive, dan manja banget sama saya, saya jadi agak risih dan menjadi gak enak mengingat dia adalah adik teman saya dan membuat saya jadi agak sungkan untuk bertemu dia lagi, selalu ada alasan sibuk kerja, ada acara, dll apabila dia ingin bertemu dan meminta saya datang ke tempat kosnya. Sampai 3 bulan berlalu, tiba-tiba dia datang ke tempat kos ku bersama seorang cowoq,

“Hallo Ko Andi, ini Susan kenalin.. namanya Bobby..”

“Pacar nih?”, bisik ku di dekat telinga Susan..

“Temen lah.. tapi dianya sering tuh main ke kos San..”

“Trus ngapain di bawa kesini? Ntar dia cemburu loh..”

“Cemburu? Ya diputus aja.. memang San suka ama dia?”

“Gak juga.. cuma temen aja mau antar-antar San pergi, oh ya ini Ko Andi, San bawain makanan buat koko, San tahu dah kalau udah sabtu begini Ko Andi jarang keluar kos”

“Thanks San, San sendiri udah makan?”

“Udah Ko, tapi San temenin Koko makan deh..”, dia lalu ambil piring, sendok garpu dan gelas minuman diatas kulkas.

Memang kamar kos saya termasuk komplit, ada kulkas, kamar mandi dalam, TV, VCD, audio music, komputer, dll. Sementara saya makan, si Bobby menunggu di luar kamar.

“Udah deh San, sana kamu temenin dia pergi jalan-jalan lagi.. kasihan kan nunggu diluar..”

“Ach.. biarin aja Ko.. kalau mau sama Susan ya kudu nurut dong..”

Ich.. susah bener deh ngomongin ini anak.. Akhirnya setelah menunggu kira-kira 1 jam, Susan pun pamit pergi dengan Bobby. Ach..lega deh udah gak ada yang gangguin lagi.. Setelah nonton siaran langsung saya udah ngantuk berat, kira-kira pukul 23.30 saya siap tidur, lampu kamar sudah dimatikan, dan saya sudah menarik selimut, tiba-tiba pintu kamar diketok perlahan.. tok.. tok.. siapa sih malam-malam begini masih gangguin? dalam hati saya.., dengan agak malas saya buka pintu, ternyata.. Susan yang datang.. sambil senyum..

“Lho.. koq balik lagi San? tanyaku heran..”

“Mana Bobby?”

“Dia marah Ko, tadi San sama dia habis ribut.. cemburu tuh.. lalu di jalan San turun dah dan naik taxi ke sini, biar dia nyariin ke kos Mas bodo dah.., San mau nginap disini ya Ko, boleh kan?” rayunya dengan manjaa banget..

Duh.. gimana nih.. koq mau nginap? saya cuma terpaku diam saja.. bingung.. mau saya tolak kasihan, mau diantarin pulang ke kosnya udah malem males juga.

Malam itu Susan mengenakan sweater biru tua ketat dengan kragh yang menutupi lehernya, dibalut dengan jeans biru ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang sangat proporsional, ditambah payudaranya yang menonjol jelas sekali, pinggang yang ramping plus pantatnya yang ketat dan sexy, ugh.. membayang dia telanjang udah tegang anuku.

“Ko, San pinjem kaos dan celana pendek dong supaya tidurnya enak”.

Lalu saya pinjamkan kaos dan celana bola yang ada karetnya. Tiba-tiba dia membuka sweaternya.. glek.. glek.. saya menelan ludah melihat dada yang putih mulus dan terlihat dengan jelas 2 BH gundukan dada yang putih, besar dan montok dibalut dengan BH berwarna cream, lalu saya cepat-cepat melengos dan pura-pura ke kamar mandi, dari balik kunci pintu saya intip dia mulai melepaskan celana jeans dan BHnya, ugh.. tambah tegang aja nih anuku.. buset dah kaki dan pahanya mulus banget.. kaki jenjang putih, celana dalam hitam model mini. Anuku tegang terus sampai susah untuk buang air kecil.

“San, tidur deh udah malam” sahutku sambil membaringkan badan di kasur yang ada dilantai.

Susan juga mulai membaringkan badan di ranjang diatasku.

“Ko, tidur di atas aja deh.. di lantai kan dingin”

“Ach gak apa-apa San, takut kejadian macem-macem”, sahutku sambil membuang muka saya ke arah berlawanan dari ranjang dia.

Tiba-tiba dia merosotkan tubuhnya ke badanku dan langsung mencium bibirku dengan cepat sekali.. srupp.. ach.. saya kaget dan reflek melepaskan diri, namun tanpa bicara apa-apa lagi dia mulai mencium bibirku lagi kali ini lebih ganas.. bibirku dan lidahku dikulumnya dengan ganas.. ach.. anuku makin tegang.. akhirnya aku tak kuasa menahan serangan ciuman itu dan membalas dengan ganas juga, aku cium bibir bawahnya, lidahnya.. ah.. nikmat sekali ciumannya.. dia menciumku sambil memejamkan matanya.. kami berciuman cukup lama, lama-kelamaan aku semakin bernafsu, darah semakin mendidih, badan menjadi semakin panas, anuku semakin tegang apalagi buah dadanya menempel didadaku, lalu aku membalikan tubuhnya di bawahku, dan aku kembali menciumi bibirnya semakin ganas,

“Oh.. ko enak..” lenguhnya..

Lalu aku mulai menciumin lehernya yang jenjang dan mulus, kuciumi juga telinganya.. dia menggelinjang dengan geli, lalu dari leher aku mulai menciumi dadanya yang masih tetap memakai kaos, terasa sekali betapa empuk dan besar payudaranya.. kuciumi ujung putingnya yang semakin mengeras, sambil terus kuciumi putingnya, tanganku mulai merogoh kedalam kaosnya, dan menyentuh payudaranya yang telah menghangat, ah..empuk sekali dan besar.. kuremas-remas dengan lembut payudara kanannya sedangkan payudara kiri tetap saya ciumi, tiba-tiba dia membuka kaosnya dan membiarkan saya melahap payudaranya dengan bebas merdeka tanpa halangan apa-apa lagi, kuremas-remas bergantian ke 2 payudaranya itu, betapa mulus dan putih sekali kulit dadanya, putingnya masih kecil dan merah, lingkaran susunya masih kecil dan merah, kuciumi dan kujilat bergantian ke 2 puting susunya.. sambil meremas dengan lembut.

Susan hanya melenguh perlahan dan tetap memejamkan matanya menikmati ciumanku. Lalu perlahan-lahan tanganku mulai merabai pahanya, ku usap- usap dengan lembut paha kanannya tetapi ciuman ke puting tetap berlanjut, lalu rabaanku mulai naik ke arah pangkal pahanya, dan kupegang gundukan mungil ditengah2 pangkal pahanya, dengan jari2ku kuusap dan kugesek-gesek bibir kemaluannya, terasa basah celana dalamnya yang super mini itu, lalu jariku mulai memasuki celananya dan jariku menyentuh bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya, terasa ada cairan lendir hangat pada jariku, lalu aku mulai menciumi perutnya, pahanya dan kulorotkan celana pendeknya dan kucium terus pangkal pahanya, lidahku menjilati seluruh paha dan pangkalnya, dan dengan perlahan kutarik perlahan celana dalamnya.. dan ah.. terlihat vaginanya yang masih mungil, rambutnya masih jarang dan tipis lembut, kucium perlahan bibir vaginanya, dan lidahku mulai menjilati bibir vaginanya dan terus masuk ke dinding vaginanya yang mulai basah dan berlendir.. lidahku terus bermain-main dengan enaknya, tiba-tiba Susan melenguh keras

“..ach.. Ko.. ach..” rupanya dia sudah orgasme..

Memang terasa semakin basah vaginanya.. terasa sedikit kasat dan asin..

“Ko, masukin dong..”

Aku kaget.. sejak berciuman Susan tidak mengucapkan sepatah katapun..

“Kamu pernah melakukannya San?” tanyaku sambil menghentikan serangan lidahku..

Susan menggelengkan kepalanya.. oh my God.. dia masih perawan rupanya..

“Kamu belum pernah San? bener nih? tanyaku tidak percaya..”

“Iya ko, San belum pernah, kalau ciuman sih pernah sama pacar, dan tadi koko ciumin dan rangsangin enak sekali, San pengin coba dimasukin ko”

Saya jadi langsung sadar dan anuku langsung mengkerut dan tidak tegang lagi, langsung nalarku sadar..
“Gak ach San, kamu masih perawan, bagus untuk calon suami San saja, sorry ya San, koko tadi bernafsu sekali dan udah bikin San jadi terangsang..” aku jadi malu sendiri, karena walau Susan bukan pacarku tapi dia adalah adik temanku dan kami saling mengenal keluarganya.

“San, kamu nyesel udah dilihat sama saya tadi?” tanyaku.

“Gak ko.. Aan seneng Koko udah muasin San, baru kali ini San ngerasain rangsangan hebat dan enak sekali..”
Aku terdiam, timbul penyesalan dalam hatiku.. gila aku udah mengajari dia menjadi terangsang.. Akhirnya malam itu pertempuran tidak dilanjutkan, karena aku menyadari aku sayang dia tapi bukan untuk pelampiasan nafsu.. ah sungguh menyesal melakukan itu terhadapnya.

Esok paginya aku antarkan dia pulang ke kosnya, sejak kejadian itu aku selalu menghindar untuk bertemu dan paling melalui telepon aku menasehati dia untuk menjadi seorang pacar yang baik dan setia. Yah.. sekarang Susan sudah menjadi seorang ibu 1 anak perempuan, pada saat dia menikah saya tidak bisa hadir karena berada di luar kota.. namun hubungan kami tetap baik.. dan kadang-kadang timbul juga sih keinginan untuk bercumbu lagi dengan dia.. ach.. memang indah dan mulus sekali tubuh Susan dan pengalaman ini tak mudah untuk dilupakan.. – Cerita sex Abg, cerita ngentot, cerita mesum dan cerita dewasa tante, sedarah, spg, daun muda, setengah baya, abg, remaja, pramugari, pembantu, bispak, mahasiswi, pelajar,

Klik : Nonton Bokep Online Terhot

Posting Cerita Sex Abg Susan Adik Temanku ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Perawan Ketika Om Win Memijatku

$
0
0

Cerita Sex Perawan ini terjadi sekian tahun yang lalu ketika aku masih berumur 15 tahun. Aku bersekolah di sebuah SMP favorit di kotaku dan ketika itu masih duduk di kelas 3 SMP. Aku adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dengan kakakku yang tertua telah menjadi dokter umum dan kakakku yang satu lagi masih kuliah di salah satu perguruan tinggi negri.

Karena melihat keberhasilan kedua kakakku, maka ayah dan ibuku pun menuntut hal yang sama dariku. Setiap kali aku mendapatkan nilai yang jelek, pasti habislah aku terkena amarah dari kedua orangtuaku. Bahkan ayah sering memukuliku dengan sabuknya.

Cerita Sex Menikmati Gadis Perawan Susu Besar [toge]

Cerita Sex Abg Perawan Toket Gede
Ketika itu aku mendapatkan nilai yang jelek di mata pelajaran sejarah, karena aku memang tidak terlalu pandai di bidang itu. Karenanya, makian dan cambukan ayah pun harus kuterima dengan lapang dada. Pamanku yang bernama Winata, masih berumur 26 tahun sudah sering membelaku ketika ayah marah karena aku mendapatkan nilai buruk. Tapi tampaknya pembelaannya sia-sia saja karena semakin dia membelaku, bukannya kasihan, ayah justru semakin geram dan Oom win selalu saja terkena makiannya pula.

Sambil menangis, aku pun mengadu ke Oom Win tentang perlakuan ayah di kamarnya yang persis berada di sebelah kamarku.

“Papa jahat, Oom”
“Sudah Anna, kamu tenang saja”
“Anna pengen mati aja Oom, badan Anna sakit semua dipukulin Papa terus”
“Hush jangan bilang gitu Anna, ayah tetap sayang kok sama kamu”

Kemudian aku menyingkapkan dasterku dengan tujuan menunjukkan pahaku yang sudah berwarna kebiru-kebiruan terkena pukulan ayah. Kemudian Oom Win beranjak mengambil body lotion dan membaringkan aku yang masih terisak-terisak di kasurnya.

“Sudah diam, jangan menangis terus, sini Oom pijitin”

Oom win dengan kelembutannya mengoleskan body lotion itu di pahaku dan memijit-memijit pahaku yang telah terbentang tanpa penutup di depan matanya.

“Auch Oom pelan-pelan, sakit Oom”
“Iya, Oom pelan-pelan kok Anna.”

Karena memang aku sudah akrab dengan Oom Win sejak aku kecil, kami tumbuh bersama lebih sebagai kakak adik daripada hubungan paman-kemenakan. Kemudian Oom memegang bahuku untuk menenangkanku, tapi karena punggungku dan bahuku juga terkena pukulan ayah, maka aku pun mengerang kesakitan.

“Auch Oom sakit sekali punggung Anna”
“Coba kamu lepas saja daster nya Anna, biar Oom pijitin juga punggung kamu”

Aku pun mengambil posisi tengkurap ketika Oom Win memijat-memijat punggungku. Sesekali, tangannya yang lembut menyentuh bagian paling sensitif dari tubuhku, terutama karena memang aku adalah remaja puber yang baru saja mendapatkan perubahan-perubahan di tubuhku. Tangannya sesekali menyentil bagian samping payudaraku, dan setiap kali itu pula badanku menyentak-menyentak.

“Kenapa kamu Anna, sakit ya?”
“Nggak kok Oom, cuman Anna kaget”
“Ooh, itu normal kok, tandanya kamu sudah dewasa”

Pipiku memerah menahan malu, karena ternyata Oom Win mengetahui apa maksudku. Kemudian dengan cepat Oom Win membalikkan badanku dan dia dapat melihat payudaraku yang mulai tumbuh besar dengan pentilnya yang mencuat dibawah miniset yang kupakai karena aku mulai terangsang, terutama karena pandangannya yang menyapu bagian-bagian tertentu dari tubuhku itu.

“Wah Anna, kok susu kamu sudah sebesar itu kamu masih pakai miniset?”
“Iya Oom, habis Anna tidak tahu harus bagaimana”
“Besok pulang sekolah ikut Oom yah ke mall kita beli BH buat kamu”
“Oom serius?”
“Iya, tapi kamu tahu nggak ukurannya?”
“Wah kalau itu sih Anna nggak tahu Oom, gimana dong?”
“Coba sini Oom lihat”

Dengan cepat pula Oom Win menarik miniset yang kupakai, dan refleks tanganku menutupi susuku yang tidak ditutupi dengan apapun juga. Pelan-Pelan tangan Oom Win menarik tanganku yang menutupi susuku itu.

“Gila, Anna, susu sebesar itu kamu masih pakai miniset. Kalau kamu di sekolah, pasti temen-temen kamu sering melihat pentil kamu dong”
“Iya Oom, temen-temen Anna yang cowok kadang-kadang ada yang jahil pura-pura tak sengaja menyenggol Anna punya”
“Tuh kan, barang segitu gede mustinya dibungkus yang bener, Anna”

Kemudian, dengan tangannya Oom Win mulai memegang-memegang susuku, mengusap-mengusapnya dengan body lotion tapi tidak menyentuh pentilnya.

“Wah ini pasti ukurannya 34B”
“Kok Oom tahu?”
“Oom cuman kira-kira, Anna, besok kita tanya aja sama Mbaknya yang jaga toko, OK?”

Sebelum aku menjawab pertanyaan Oom Win, tiba-tiba mulutnya sudah “ngempeng” di pentilku, karena kaget tubuhku tersentak dan bukannya mengelak, aku pun malahan membusungkan dadaku ke arah Oom Win. Tiba-Tiba Oom Win melepaskan mulutnya dari pentilku, dan seketika itu pula tubuhku semakin maju mengikuti arah kepalanya.

“Enak nggak Anna?”

Dengan malu-malu aku mengangguk dan dengan liar Oom Win mulai memegang-memegang susuku lagi, menggoyang-menggoyangkannya sambil memilin-memilin putingku yang sudah keras sekali. Kemudian, Oom Win keluar dari kamar dan ketika dia kembali, akan terjadi peristiwa yang lebih asik lagi.

Oom Win kembali ke kamarnya ketika aku masih mengelus-mengelus putingku sendiri.

“Lho, Anna, kamu lagi ngapain?”
“Um, um, lagi cobain sendiri Oom, ternyata geli-geli gimana gitu enak kok”

Oom Win ternyata mengambil 2 butir telur dari lemari es. Kemudian, dia mengikat kedua tanganku ke belakang (di belakang pinggang), dan setelah itu mencium bibirku. Ketika tubuhku tersentak karena aku merasakan pentilku telah beradu dengan benda dingin yang aneh, tanpa kusadari ternyata Oom Win mengelus-mengelus kan telur-telur itu tadi ke kedua pentilku. Karena aliran dingin itu pula, aku meronta-meronta kegelian dan tidak berdaya karena kedua tanganku masih terikat. Aku hanya bisa memaju mundurkan dadaku saja dan justru itu menambah keasyikan sendiri ketika kedua putingku kembali menyentuh telur yang dingin itu.

“Oom, Anna pengen pipis.”
“Pipis aja disini, Anna, nggak Papa kok”

Karena memang aku belum pernah berhubungan sex sebelumnya, cairan yang keluar kental dan tak henti-hentinya itu ternyata lendir birahiku yang kuketahui setelah Oom Win sendiri menjelaskannya kepadaku.

Setelah “pipis” itu, aku merasakan badanku lemas terkulai. Dengan tangan yang masih terikat, Oom Win mulai melucuti celana dalamku.

“Oom, jangan dibuka Oom, Anna barusan aja pipis”
“Anna, biar Oom bersihkan pipisnya”

Kemudian Oom Win melepas celana dalamku yang sudah basah oleh lendir perawanku. Dengan liar, Oom Win menjilati memekku yang sudah basah itu.

“Geli ah Oom, kok Oom nggak jijik jilatin pipis Anna?”
“Hmph, hmph, memek kamu kenyal Anna”

Justru mendengar kata-kata jorok dari Oom Win itulah berahiku timbul lagi dan ketika memekku sudah merasakan nyot-nyotan yang hebat, aku pun berteriak.

“Sudah Oom, Anna mau pipis lagi”

Karena Oom Win benar-benar melepaskan lidahnya dari memekku, pinggulku dengan selangkangannya yang telah terbuka lebar dan berlendir itu pun terangkat. Kemudian setelah beberapa saat, Oom Win berbalik menjilatiku lagi. Dan tak lama kemudian, aku pun mengerang hebat.

“Arghh Oom, Anna pipis lagi Oom”

Cairan kental yang deras (lebih hebat dari yang pertama kurasakan) mengalir kembali di memekku. Oom Win mulai melucuti pakaiannya dan aku kaget melihat ujangnya berdiri tegak menantang.

“Lho kok bisa berdiri gitu sih Oom?”
“Memang itu keistimewaan laki-laki, Anna, ade Oom ini bisa juga lemes dan lucu tapi bisa juga jadi gede dan tegak”

Pelan-Pelan Oom Win mengarahkan ujangnya ke memekku.

“Oom, mau dimasukkan kemana Oom, memek Anna tidak berlubang”

Dengan sabar Oom Win berkata, “Setiap memek perempuan berlubang, Anna dan lubang itu baru berguna setelah ada laki-laki yang mau masuk ke lubang itu”

“Tapi Anna tidak pernah melihat lubangnya, Oom”
“Nanti kamu juga merasakannya, tidak usah ingin melihatnya, Anna”

Daging yang kenyal itu (kepala ujang Oom Win) mulai menggesek-menggesek bagian yang menonjol dari memekku, oleh karenanya cairan yang keluar tadi mulai lagi mengalir di memekku dan aku merasa lagi kegelian.

Karena masih perawan, maka lubang memekku mungkin memang sulit ditemukan oleh Oom Win. Sambil masih terus menggosok-menggosokkan kepala ujangnya, Oom Win memijit-memijit bibir memekku dan merekahkannya pelan-pelan. Dengan tangan yang masih terikat, aku meronta-meronta.

“Oom, sakit Oom”
“Kamu mau kita cari lubang itu nggak?”
“Mau Oom”

Oom Win mulai mengarahkan ujangnya ke lubang memekku. Pelan-Pelan dia menggesek-menggesek kan kepala ujang itu dan aku mulai merasakan adanya “lubang” di memekku. Pelan-Pelan sambil digosok-digosokkan maju mundur, akhirnya clep, ujang Oom Win masuk menembus selaput daraku.

“Arhh Oom, sakit sekali,” darah segar pun mengalir di selangkanganku.

Dengan ujangnya yang masih menancap, Oom Win hanya tersenyum melihat reaksiku. Dia masih diam dan sambil pelan-pelan mengelus-mengelus bahuku dan susuku. Setelah aku agak tenang, Oom Win memutar-memutar pinggulnya sehingga aku merasa geli yang hebat di seluruh bagian rahimku dimana tertancap ujang Oom Win. Daging yang kenyal itu melesak-melesak menyenggol-menyenggol semua bagian seakan-seakan mengocok-mengocok isi perutku. Pelan-Pelan Oom Win mulai menggenjot ujangnya dengan memaju mundurkan ujang nya dari lubang di memekku.

“Memek kamu sempit sekali Anna, dede Oom serasa dipijitin”
“Argh Oom, ah, geli ah..”

Oom Win tidak hanya menggenjotku, tapi meremas-meremas putingku dengan liar, melumatnya dengan lidahnya mengecup-mengecupnya dan karena tanganku yang masih terikat di belakang punggung, aku pun hanya pasrah atas apa yang akan dilakukan Oom Win.

“Oomm Anna pipis lagi Oom”

Dan ketika cairan kental itu keluar lagi dari memekku, Oom Win masih menancapkan ujangnya di memekku sambil menunggu sampai gerak badanku agak melemah.

Setelah itu, tubuhku diangkatnya dan kakiku dilingkarkan ke pinggangnya, dan dia memainkan aku seperti bonekanya, naik turun dan oleh karena gerakan itu juga, setiap kali tubuhku bergoyang-bergoyang, pentilku bergesekan dengan dadanya yang berbulu tipis dan bidang itu. Kegelian yang kurasakan makin hebat karena ujang Oom Win semakin melesak masuk ke dalam lubangku itu.

Direbahkannya lagi tubuhku dan diganjalnya pinggangku dan pantatku dengan tumpukan bantal sehingga memekku semakin terkuak lebar dan itu memudahkan Oom Win untuk menancapkan ujangnya di lubangku. Pada posisi itu pula akhirnya ujang Oom Win terasa berdenyut-berdenyut dan akhirnya menyemprotkan cairan yang banyak bersamaan dengan orgasmku yang terakhir.

Setelah itu, aku pun terbaring lemas dan pelan-pelan Oom Win melepaskan ikatan tanganku kemudian memandikan aku dan mengeringkanku dengan penuh kelembutan.

“Sekarang Anna sudah menjadi perempuan ya, Oom?”
“Iya, lubangnya ada kan Anna?”
“Eh iya Oom”
“Tapi, sebagai perempuan kamu tidak boleh sembrono memasukkan semua ujang-ujang ke dalam lubang memekmu itu, apalagi kalau sampai ujang-ujang itu menyemprotkan cairan seperti ujang Oom tadi”
“Kenapa Oom?”
“Karena cairan yang menyemprot itu berisi benih laki-laki, Anna. Kamu bisa saja hamil”

Karena wajahku pusat pasi mengetahui kenyataan itu, Oom Win menenangkan aku dan memberiku pil anti hamil untuk mencegah aku hamil.

Malam itu, aku tertidur pulas setelah “pipis” untuk kesekian kalinya dari hasil memilin-memilin puttingku sendiri. Setelah kejadian itu, setiap kali ayah memarahiku, lubangku tidak pernah menganggur untuk diisi ujang oleh Oom Win.

Cerita SEx Perawan,Cerita Dewasa,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Toge,Cerita Sex Terbaru hanya disini,Cari Cerita Sex Lainya Ketik Search Cari Di Sidebar Lengkap

Posting Cerita Sex Perawan Ketika Om Win Memijatku ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Paket Wisata Seks

$
0
0

Cerita Sex Dewasa | Aku  punya teman yg membuka usaha tidak mengecewakan unik. Beliau membuka perjuangan Adult Vacation buat beberapa kota besar  pada Indonesia. Suatu kali aku  mencoba daerah Solo, Jawa tengah.
tidak mengecewakan bagus dan  lengkap. Di kesempatan ini saya akan menceritakan salah  satu paket yang beliau sediakan.

Cerita Paket Wisata Seks

Cerita Sex Dewasa
Aku  mengambil paket tiga hari dua malam full service. Maksudnya full service adalah biaya  yg saya bayar artinya pesawat berasal Jakarta – Solo PP, Transfer airport hotel PP, Hotel bintang 4 buat 2 malam termasuk sarapan pagi, transport lokal selama aku  berada pada Kota Solo dan  yg paling penting ialah sahabat perempuan   semacam escort girl salama pada kota Solo. Uniknya dia menyediakan teman cewek tak hanya 1 orang, namun 4 orang dengan kategori yang bervariasi.

Aku  berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat sore serta tiba pada bandara Adi Sumarmo sudah malam. Saya langsung mengenali penjemput. Barang bagasi dia yang urus. Aku  dibimbing ke mobil yang parkir pada parkir area. Supir yg memperkenalkan diri bernama Joko membuka pintu belakang kendaraan beroda empat Avanza rona hitam.

Saat pada buka aku  disambut sang seseorang wanita yg sepintas relatif cantik. Aku  taksir usianya kurang lebih 25 tahun. Beliau memperkenalkan diri bernama Dona.
Dona yg akan menemaniku malam ini. Saya memang telah memilih fotonya melalui email yang dikirim prusahaan travel temanku. Terdapat 5 orang yg dia tawarkan. Sebetulnya semuanya bagus-rupawan dan  berwajah Jawa. Saya menentukan Dona sebab kelihatannya teteknya paling akbar.

Pak Joko tidak membawaku eksklusif ke hotel, tetapi pribadi makan malam pada sebuah daerah yg dipilih perusahaan travel tersebut. Menunya, sate kambing, gulai tengkleng, gulai kambing Masakannya tidak mengecewakan lezat, dan  yang penting daging kambingnya empuk-empuk.

Kami bertiga makan satu meja sembari ngobrol. Dona sangat ramah, atau kalau di Jawa diklaim grapyak. Sebagai akibatnya suasana sangat cair serta akrab. Sebetulnya ada beberapa restoran yang ditawarkan Joko, namun saya menentukan hidangan sate kambing. Sebelum berangkat saya juga sudah memahami karena pihak travel telah memberi tahu restoran pilihanku itu.

Perut telah kenyang, Joko langsung membawa kami ke hotel, yg saya rasa cukup eksotis juga, sebab interiornya khas Jawa benget dan  para tamu tidak perlu mampir pada reception, namun langsung diantar ke depan pintuk kamar. Kendaraan beroda empat bisa parkir pada depan pintu. Petugas telah siap pada depan pintu dan  mempersilakan kami masuk. Saya ditemani Dona pribadi masuk kamar yang pada dalamnya telah tersedia wellcome drink yaitu 2 gelas wedang uwuh, atau air diseduh dengan rempah-rempah. Cita rasanya nikmat dan  hangat.

Joko lalu minta diri dan  beliau berkata akan menjemput besok lebih kurang pukul 10 pagi. Petugas hotel pula berlalu menggunakan sebelumnya minta tanda pengenalku. Saya mengamati interior hotel yang tidak mengecewakan artistik. Akan tetapi mungkin Bila aku  menginap sendirian pada kamar ini relatif merinding pula. Tapi sebab ditemani Dona jadinya terasa eksotis.

Dona sangat ramah, beliau membantu membuka sepatu dan  kaus kaki ku dan  meletakkan pada tempatnya. Kami ngobrol sebentar untuk saling menyesuaikan diri. Tidak payah sebagai sinkron dengan Dona karena dia begitu ramah. Dona menawarkan supaya saya mandi menggunakan air hangat dahulu, sehingga badan lebih segar. Dengan nada menggoda saya katakan bahwa saya mau mandi, namun pada mandikan sang Dona.

Dona hanya tersenyum saja. Menggunakan telaten dibukanya bajuku satu persatu sampai tinggal celana pada saja. Beliau pun begitu, membuka seluruh bajunya hingga bugil . Badannya tidak terlalu putih, tetapi kelihatan masih kencang, teteknya masih kokoh, mengkal dan  memang besar . Pentilnya karam. Dona mengaku belum pernah hamil, meski beliau telah janda. Pendidikannya tidak mengecewakan pula dia lulusan salah  satu universitas swasta pada Solo.

Saya digandengnya ke kamar mandi. Pada pada kamar mandi celana dalamku dilucuti. K0ntolku pribadi mencuat, karena memang dari tadi telah tegang apalagi melihat Dona telanjang. Jembutnya tak terlalu lebat, tetapi yg saya kagumi ialah pantatnya yg nonggek serta kelihatan kenyal.

Dona mengatur kehangatan air shower kemudian saya dibimbing buat pada guyur. Dia mengguyur semua tubuhku mulai asal ketua hingga ke bawah. Sesudah badanku basah seluruhnya, gantian dia pula yg menyiramkan ke badannya. Sabun cair yg disiapkan pribadi dilaburkan ke seluruh badanku, dan  dia relatif lama   mengocok k0ntolku. Cita rasanya birahiku makin memuncak. Sesudah selesai melumuri diriku beliau menyabuni dirinya pula. Tubuh kami berdua penuh dengan sabun. Dona memelukku serta menggeser-geserkan payudaranya yang akbar ke dadaku k0ntolku yang menodong bagian kemaluannya ditekan Dona sebagai akibatnya terjepit diantara ke 2 pahanya. Dia memainkan k0ntolku menggunakan jepitan pahanya. Sejauh ini layanannya luar biasa.

Beliau kemudian mengguyur air buat membilas membersihkan sabun asal seleuruh tubuhku serta tubuhnya jua. Saya membisu saja, Dona menggunakan cekatan mengambil handuk kemudian beliau seka ke seluruh tubuhku sampai kering dan  dia jua mengeringkan badannya menggunakan handuk yang berbeda.

Terasa wangi sabun, aku  digandeng buat berbaring di kawasan tidur. Beliau minta aku  telungkup.

Dona mulai beroperasi memijatku asal ujung kaki hingga ke bahu. Pijatannya wajib  kuakui sangat profesional. Aku  bukan hanya menikmati pijatannya tetapi pula menikmati tindihan tubuhnya terutama selangkangannya yg kadang kali jembutnya menggerus badan dan  kakiku,
ketika tubuhku diminta telentang, Dona pribadi melakukan terapi ke lebih kurang indera kelaminku. Aku  merasa beliau mengerti apa yang dia lakukan, sehingga k0ntolku ketika ditarik sempat berbunyi krek. K0ntolku jadi mengeras sejadi-jadinya.

Menggunakan lemah lembut dia mulai melakukan oral. Pertama dia menciumi kantong zakarku. Rasa geli serta nikmat bercampur menjadi satu. Sehabis itu jilatannya turun ke wilayah perbatasan kantong zakar menggunakan dubur. Kurang lebih lubang dubur pun beliau jilati. Aku  merasa nikmat luar biasa. K0ntol menjadi garapan berikutnya . Diawali dengan jilatan di lubang kencingku yg sudah mulai mengeluarkan cairan kental, yang disebut air mazi. Beliau lalu mengulum dan  menenggelamkan seluruh panjang k0ntolku ke dalam mulutnya. Kukira k0ntolku menerjang sampai ke tenggorokannya (deep throat). Kulumannya bervariasi antara jilatan serta sedotan bertenaga. Aku  merasa mirip spermaku ditarik keluar.

Aku  sporadis bisa ejakulasi menggunakan hanya berkaitan dengan mulut, tetapi kali ini saya tidak mampu menunda desakan  nikmat itu sehingga waktu terasa akan meledak aku  mengingatkan ke Dona. Beliau malah bertahan mengulum k0ntolku. Saya sudah tidak mampu membendung lagi sehingga kulepas tembakan nikmat itu ke pada mulutnya. Dona menelan semua maniku sampai tetes terakhir. Ada beberapa yang dia muntahkan ke telapak tangannya namun dipergunakan untuk membalurkan ke semua wajahnya.

Sehabis nembak, kepala kontolku terasa ngilu serta geli sekali sebagai akibatnya aku  tak bisa terus dioral. Dona kuminta melepaskan lomotannya. Untung beliau mengerti, sebagai akibatnya aku  terlepas berasal siksaan geli.

Badanku lemas, serta mulai terasa agak mengantuk. Saya terbaring diam, Donalah yg membersihkan residu lendir dan  ludah pada sekitar kemaluanku menggunakan handuk lembab. Kami beristirahat sebentar. Dona ikut masuk kedalam selimutku. Dia tidur sembari memelukku. Tangannya meremas-remas batang k0ntolku yg sedang loyo karena habis memuntahkan peluru.

Cara beliau meremas kemaluanku nikmat sekali sehingga k0ntolku perlahan-huma mulai mengeras pulang. Dona terus memainkan kontolku sampai akhirnya layak terobos. Memang belum 100 persen keras, namun telah lumayan tegak juga. Dona bangkit dan  dia menyarungkan kondom, mungkin beliau sudah menyiapkan.
Selesainya itu Dona menaiki tubuhku dan  menggunakan arahan tangannya k0ntolku dimasukkan ke gerbang kewanitaannya. Perlahan-huma k0ntolku melesak ke dalam vaginanya. Dona mulai memainkan peranannya bergoyang diatas tubuhku. Teteknya berguncang sehingga membuatku ingin meremasnya. Dona makin cepat mengayunkan tubuhnya sehingga mekinya menabrak-nabrak kemaluanku. Dia mengerang sambil terus berpacu serta akhirnya tiba juga ketika puncaknya. Dona tanpa rasa sungkan menjerit serta rebah diatas tubuhku. Beliau sebetulnya ingin memuaskanku namun dia telah keburu hingga ke puncak  terlebih dahulu.

Sementara itu saya belum merasa gelombang orgasmeku masih jauh. Kubalikkan posisi sambil tetap menjaga k0ntol di pada lubangnya. Saya pulang menggenjot Dona . Sebetulnya aku  kurang senang main pakai kondom, karena k0ntolku tak merasa ukiran kulit vagina. Namun demi keamanan saya terpaksa pula memakainya. Telah setengah jam aku  menggenjot menggunakan ganti posisi beberapa kali, tetapi tetap saja rasa nikmat belum datang. Mungkin mampu lebih sejam saya menggenjot. Dan  tentu saja sangat melelahkan. Saya sebenarnya tidak suka  bermain terlalu lama  , tetapi lebih mengutamakan permainan yg berkualitas.

Aku  tanya Dona, bagaimana, jika kondomnya saya lepas, apa keberatan. Dona tidak keberatan. Dia malah mengatakan bahwa dirinya rutin periksa ke dokter, dan  hasil labnya terakhir keluar sehari sebelum saya datang. Saya yakin beliau bersih maka aku  tanggal kondomnya serta aku  main tanpa pelindung.
Rasanya lebih nikmat goresan kulit k0ntolku menggunakan dinding vaginanya lebih terasa. Sebelum aku  membuka kondom, Dona telah sempat mencapai orgasmenya. Kini   giliran saya berkonsentrasi buat mencapai orgasme ku. Erangan Dona menambah rangsanganku apalagi beliau menanggapi gerakanku. Aku  merasa sudah dekat mencapai orgasme, tanpa memberi memahami aku  akan melepas spermaku aku  benamkan k0ntolku pada dalam serta menyemburlah sari pati ku kedalam dasar meki Dona. Dia rupanya jua membarengiku mencapai orgasme sehingga aku  mampu mencicipi kedutan liang vaginanya.

Selepas aku  mengeluarkan 2 kali sperma, cita rasanya makin ngantuk serta ingin istirahat. Dona membantuku membersihkan sisa -sisa  pertempuran menggunakan handuk hangat. Selesainya itu dia agak usang berada di kamar mandi. Saya tidak tahu beliau kembali, sebab telah terlelap.

Pagi-pagi waktu cahaya surya masih belum menerobos tirai, saya terbangun. Biasanya Jika saya bangun pagi k0ntolku mengeras, paling tidak karena friksi ingin pipis. Namun pagi ini k0ntolku permanen loyo, padahal jua kebelet pipis. Agak cemas jua cita rasanya. Aku  bangkit perlahan-huma menuju kamar mandi serta melepas hajat kecilku yang cukup banyak. Selesainya itu pulang ke balik  selimut. Dona pun terbangun serta dia rupanya juga ingin pipis juga.
Kami berdua pulang berbaring masih dalam keadaan bugil pada dbalik selimut. Saya mencoba menggerayangi tubuh Dona. Teteknya aku  remas-remas serta putingnya aku  pelintir perlahan-lahan. Dia mendesis kemudian tangannya meraih k0ntolku dan  dia pun mulai meremas. Pada dalam genggamannya k0ntolku bangkit perlahan-huma. Rasa cemasku jadi hilang, karena ternyata senjata kebanggaanku masih normal.

K0ntolku belum tepat mengeras, namun saya sudah merogoh inisiatif untuk menungggangi Dona. Ia pun pasrah serta melebarkan kedua pahanya siap menerima tujahanku. Kuarahkan k0ntolku memasuki gerbang kenikmatan dan  perlahan-huma k0ntolku karam. Aku  berdiam sejenak sembari melakukan gerakan kegel. Dona mungkin mencicipi denyutan k0ntolku. Beliau pun mengikuti melakukan gerakan di liang vaginanya. Jepitan dari gerakan kegel Dona lumayan keras jua, sebagai akibatnya menyebabkan rasa nikmat. Cukup lama   kami bersenggama sambil membisu, namun nikmatnya sama dengan ayunan maju mundur k0ntolku. Dona pun makin terangsang. Ini terlihat asal matanya yg sayu. Senggama dengan gerakan kegel ini rupanya bisa membawa orgasme pada Dona sehingga aku  merasa denyutan cepat di vaginanya. Nikmat sekali cita rasanya. Selesainya itu saya balik  menggenjot hingga aku  pun mencapai kepuasan.

Selesainya pertempuran pagi kami mandi beserta. Dona balik  mengenakan bajunya karena beliau akan balik . Di dalam itenerary beliau memang selesai tugas pada pagi hari. Aku  melepasnya dan  memberi uang tips. Uang jasanya telah aku  bayar melalui paket ke travel temanku. Dona memelukku dan  mencium pipiku kiri serta kanan.

Selesainya Dona berlalu aku  keluar kamar menuju Coffe Shop buat sarapan pagi. Tadinya aku  mengajak Dona, namun beliau menolak halus. Aku  pun sebenarnya risi pula tampil di depan umum  menggunakan perempuan  . Takut-takut kepergok sang orang-yang aku  kenal.

Jam 10 Pak Joko mengetuk kamarku, aku  dijemput buat sight seeing seputar kota Solo. Tour diakhiri menggunakan makan siang. Saya memilih makan sup kimlo Solo. Tidak mengecewakan jua cita rasanya dan  segar. Acara sesudah makan siang artinya main dengan ABG. Spek ABG yg akan kupakai sebetulnya sudah saya ketahui, karena fotonya telah pada kirim ke emailku sebelum ini. Akan tetapi aku  penasaran jua. Pak Joko memberiku opsi ingin ikut menjemput, atau aku  menunggu pada hotel.

Saya memilih opsi pertama, yaitu ikut menjemput. Saya ingin tahu bagaimana ABG itu dijemput. Pak Joko mengarahkan Avanzanya ke salah  satu tempat tinggal   sakit besar  pada kota Solo. Pak Joko mengkonfirmasi supaya target standby pada lobby tempat tinggal   sakit. Kendaraan beroda empat Pak Joko memasuki lobby, seorang remaja eksklusif berkecimpung dan  mendekati kendaraan beroda empat kemudian membuka pintu.

Anaknya mengagumkan masih kelihatan imut serta abg banget. Dari agent pada travel umurnya masih 15 tahun dan  baru kelas 1 Sekolah Menengan Atas. Saya duduk depan serta menjulurkan tangan berkenalan. Beliau memperkenalkan diri menggunakan nama Kiki. Saya tanya ke Joko kenapa janjiannya ke rumah sakit. Kiki yg menjawab, jika pada tempat tinggal   sakit kan selalu banyak orang serta tidak pernah tutup. Orang jua gak curiga jikalau di rumah sakit. Kalau di mall, gak lezat oom nanti ketemu teman, saudara.

“di rumah sakit kan juga terdapat kemungkinan ketemu temen atau saudara,” tanyaku.
“Ya sih tapi kan gak ngajak ngobrol,” kata Kiki.

Akhirnya kami sampai ke hotel. Aku  duluan turun lalu membuka pintu, Kiki 1/2 berlari pribadi masuk ke kamar. Pak Joko berjanji menjemput Kiki lebih kurang jam 6 sore, kini   masih jam 2.

Saya tidak eksklusif menyerang Kiki, aku  lebih suka  mencermati ABG ini. Wajahnya innocent, cantik. Teteknya belum terlalu menonjol asal kembali baju T shirtnya. Berasal dialog sebelum pertempuran Kiki mengaku ke 2 orang tuanya keluarga yg sederhana. Bapaknya pengajar serta ibunya dirumah saja mengurus anak-anak.

Beliau menerjuni ini sebab ingin uang jajan tambahan dan  buat beli pulsa. Uang jajan asal orang tuanya sangat terbatas serta tidak relatif buat beli pulsa.
Saya ajak beliau duduk pada ranjang sambil saya peluk. Beliau membisu saja. Bajunya saya lucuti satu persatu. Teteknya masih mengkal dan  mancung. Putingnya mungil. Kata beliau BHnya no 32 A. Saya remas memang masih sangat mengkal. Celana Jeans aku  plorotkan dan  juga celana dalamnya. Mekinya masih gundul. Hanya ada sedikit rambut di ujung lipatan mekinya Melihat itu aku  jadi terangsang lagi.

Saya melepas seluruh pakaianku sampai telanjang juga. Saya mengajaknya buat membersihkan diri ke kamar mandi, Kesempatan itu Kiki pipis pada closet dan  membersihkan kemaluannya dengan sabun. Setelah mengeringkan badan kami berdua kembali ke ranjang. Kiki duduk sambil kepalanya tertunduk. Aku  ajak beliau rebahan dan  handuk yang melilit pinggangnya kebawah aku  buka serta kusisihkan ke pinggir ranjang.

Kami berdua telah telanjang bulat. Sementara itu k0ntolku belum berdiri penuh. Saya mulai meremas-remas ke 2 payudaranya yang masih belum berkembang tepat. Pentilnya masih mungil sekali seperti pentil tetek laki-laki . Aku  pelintir pelan-pelan serta terasa mengeras. Puas memainkan tetek yang masih sangat elastis  tanganku merambah ke selangkangan. Kemaluannya masih gundul, hanya ada terasa rambut sedikit pada atas lipatan. Jari tengahku menyelinap ke pada lipatan dan  mencari clitorisnya.

Relatif susah menemukan clitorisnya tetapi aku  menganggap berada di lipatan bibir dalamnya, sehingga bagian itu aku  uyel-uyel. Pinggulnya berkiprah-motilitas. Mungkin beliau merasakan geli, atau mungkin pula terasa nikmat. Saya terus memainkan bagian itu, sampai akhirnya terasa terdapat bagian yang mengeras. Dengan hati-hati saya menyentuh bagian itu. Kiki menggelinjang, geli ucapnya. Jari tengahku kujangkaukan lebih jauh menyelinap ke lipatan vaginanya terasa pada sana sudah mulai berlendir. Berarti vaginanya sudah siap mendapatkan terobosan.

Saya berpindah ke bawah untuk melihat dari dekat meki abg. Kiki membisu saja, dia tidak terkesan memalukan mekinya dipandang serta dikuak-kuak. Aku  melihat bagian dalamnya berwarna merah belia. Sebetulnya saya ingin mengoral clitorisnya tetapi aku  urungkan.

Kiki lalu kuminta mengoral k0ntolku. Kemauanku dituruti. Oralnya baku saja, tidak secanggih Dona, tetapi tidak mengecewakan jugalah. Saya sambil dioral menyaksikan dia melakukannya. Ada sensasi unik, karena kontol orang dewasa dioral oleh anak-anak.

K0ntolku makin mengeras, saya minta beliau menyudahi, sebab beliau tidak terlalu piawai memainkan oral k0ntolku. Kukangkangkan kakinya dan  k0ntolku memakai kondom. Perlahan-huma aku  tekan ke lubang mekinya.

Agak seret pula, sehingga saya wajib  perlahan-lahan memasukkan ke lubangnya. Tanpa halangan berarti k0ntolku bisa tenggelam seluruhnya ke pada mekinya. Saya kemudian mengayuh perlahan-lahan. Terasa tidak sinkron meki abg menggunakan wanita dewasa. Paling tidak terasa lebih sempit sehingga k0ntolku mirip terjepit.

Mungkin k0ntolku sudah imun sebab sudah tiga kali sebelumnya ejakulasi, apalagi mainnya sekarang pakai kondom. Sekitar 1/2 jam aku  bermain dengan posisi MOT. Saya minta membarui posisi karena aku  lelah. Kiki berada di atasku serta menggunakan tangannya beliau mengarahkan k0ntolku masuk ke mekinya . Kiki relatif lihai memainkan gerakan di atas, beliau kayaknya mencari posisi nikmatnya. Kira-kira 10 mnt dia mulai mendesis dan  makin cepat beranjak sampai akhirnya dia mencapai klimaks.

Beliau rubuh di atas tubuhku menggunakan nafas terengah-engah. Aku  masih jua belum merasakan akan klimaks, Kiki kuminta nungging lalu saya menerobosnya dari belakang dengan posisi doggy. Unik juga cita rasanya memegang pinggul anak yang masih terasa kecil, ad interim k0ntolku keluar masuk pada meki yang masih gundul. Pemandangan ini menambah rasa gairah sebagai akibatnya aku  merasa makin dekat ke zenit hingga akhirnya kulminasi jua.

Bermain seks menggunakan ABG 15 tahun tak terlalu nikmat, hanya sensasi saja yang bisa dinikmati. Dialog juga relatif sulit nyambung. Mungkin saya tak bisa mengikuti alam pergaulannya. Selesainya melap bekas mani kami berdua berbaring. Aku  sembari berbaring menonton TV, Kiki bangkit lalu mengambil Fanta merah serta sebungkus chiki. Dia duduk di sampingku yang berbaring ikut menonton TV, namun dia minta chanelnya diganti ke chanel infotaiment.

Saya sebetulnya ingin bermain 2 ronde menggunakan Kiki, tetapi cita rasanya telah tidak berhasrat lagi. Badanku terasa lemah dan  agak ngantuk juga. Aku  tawarkan ke Kiki apa mau balik  lebih awal, sebab jam masih pukul 4. Beliau hanya mengangguk dan  bertanya, tidak main lagi oom. Saya bilang saya capek serta mau istirahat dulu.

Pak Joko kutelepon buat segera menjemput Kiki. Selesainya sendiri aku  segera melampiaskan kantukku. Saya terbangun saat kamarku diketuk. Jam pada meja kulihat telah jam 7 malam. Saya segera menyambar celana pendek dan  kaus oblong.

Pintu kubuka, muncul Joko dan  seseorang gadis indah menggunakan celana jeans serta atasan tank top. Dia pribadi masuk serta memperkenalkan diri menggunakan nama Alia. Aku  yang sesungguhnya telah berencana membatalkan menikmati satu lagi wanita, tetapi sehabis melihat kecantikan dan  kemontokan Alia aku  jadi lupa. Alia kupersilakan masuk dan  duduk pada kursi.

Pak Joko menyebutkan bahwa program malam ini artinya makan malam dilanjutkan menggunakan santai pada tempat dugem. Aku  putusan bulat, sebab bila ngesek lagi aku  masih relatif kurang selera. Joko permisi keluar menunggu pada kendaraan beroda empat serta saya lalu menyegarkan diri menggunakan mandi air panas. Rasa segar, setelah tidur relatif puas.

Kami berangkat menuju restoran yg telah ditentukan. Makan malam kali ini adalah menu khas Solo, yakni nasi liwet. Aku  sebetulnya kurang begitu senang, namun aku  santap juga sampai habis, karena perut memang agak lapar juga. Kami makan bertiga.

Sebelum ke club, kami keliling kota menyaksikan kehidupan malam hari pada kota ini. Kurang lebih sejam lalu kendaraan beroda empat Joko parkir di sebuah club yg cukup ramai. Joko mengajak turun serta beliau mengantar saya serta Alia sampai ditempat duduk. Suara musik berdentam. Saya memesan minuman beralkohol, Alia memesan orange juz.

Tidak lebih berasal 2 jam aku  bisa bertahan di club itu. Meski pemandangannya mengasyikan sebab poly cewek-cewek muda menggunakan gaya sexy namun saya tidak tahan menggunakan kebisingan musiknya. Aku  kurang yakin apakah saya masih punya kemampuan bertempur malam ini. Namun karena paketnya yang kupesan memang begini, ya apa boleh buat.

Saya pun ke kamar mandi dan  membersihkan diri lalu keluar dengan hanya menggunakan handuk di pinggangku. Saya duduk pada tepi ranjang pada sebelah Alia. Dia pribadi memijat bahuku. Nikmat juga cita rasanya pijatan anak rupawan ini.

Saya lalu merogoh posisi telungkup dan  Alia sudah duduk diatas bokongku. Pijatannya membuatku rileks. Aku  merasa dia sudah telanjang sambil memijatku. Aku  ngobrol sambil pijat. Aulia mengaku berusia 19 tahun. Dia kuliah fakultas ekonomi, Sumbernya berasal Jawa Timur, dan  tinggal pada Solo indekost. Aulia ialah sosok ayam kampus. Saya memang pesan ke travel, minta ayam kampus.

Alia meski masih belia, tetapi servicenya jago, beliau mampu membangkitkan gairahku sebagai akibatnya saya sempat main satu ronde sebelum terlelap. Pagi-pagi sekali aku  seperti diusiknya, kulihat mentari  cahayanya belum masuk, tetapi aku  sudah dibangunkan dengan cara menggugah gairahku. Namun pagi itu aku  merasa sudah habis gairahku. Alia bertanya apakah aku  mau main lagi. Aku  menolaknya secara halus. Dia lalu pamit, sebab dia terdapat acara pagi ini.
Alia kulepas dan  memberi sedikit uang tips. Aku  pulang tidur tapi telah relatif susah sebagai akibatnya saya menentukan berendam di bak menggunakan air hangat. Sebelum turun ke coffee shop, kulihat acaraku hari ini masih terdapat satu perempuan   lagi. Sebenarnya saya benar-benar sudah kehilangan nafsu. Tetapi apa boleh untuk, karena memang paketnya begitu.

Jam 10 Joko datang membawa seorang wanita STW. Kutaksir usianya lebih kurang 35 tahun, istilah Joko ibu Jum demikian namanya beliau pandai  memijat urat. Meski usianya sudah STW, tetapi bodynya tidak terlalu gemuk, Boleh dibilang montok gitulah.

Hanya pijatan saja yang kuinginkan pada hari terakhirku. Aku  lalu pasrah buka baju seluruhnya dan  tidur telungkup. Bu Jum mulai melancarkan pijatnya. Terasa beliau memang mengerti urat. Dia bilang saya habis kerja keras, terlihat staminanya rendah sekali. Aku  tidak memahami beliau itu mengejek saya, apa memang aku  sahih seperti yg dikatakannya. Dia kemudian menekan bagian-bagian eksklusif yg cita rasanya perih sebagai akibatnya aku  mlintir-mlintir menunda rasa sakit. Saya minta disudahi saja sebab tidak tahan rasa sakitnya. Bu Jum kemudian menawarkan pijat peregangan. Pada sesi ini pijatannya memang nikmat. Bagian-bagian yg tersebut terasa sakit, kini   telah tidak lagi.

Entah bagaimana Bu Jum melakukannya, k0ntolku perlahan-huma jadi mengeras. Saat aku  diminta berbalik, dia senyum-senyum melihat k0ntolku mengeras. Saya sendiri heran, mengapa k0ntolku bisa keras begini, padahal sudah banyak wanita kutujah beberapa hari belakangan.

Sembari berpromosi mengenai kemampuannya melakukan terapi kejantanan, Bu Jum memasak bagian di sekitar kelaminku. Hasilnya memang luar biasa, terasa batang k0ntolku sebagai kencang luar biasa malah kelihatannya jadi lebih akbar serta panjang.

Usang-usang aku  pandang Bu Jum jadi lebih merangsang. Kepalaku jadi penuh mirip berhari-hari tidak ngewek..

“ Gimana pak kerasa nggak khasiat pijatan aku ,” goda Bu Jum. Saya hanya mengangguk.
“Gimana mau dicoba,” tanyanya.

Wah pertanyaan itu sangat saya harapkan, sebab rangsangan di kepalaku telah memuncak cita rasanya. Bu Jum berlalu masuk kamar mandi dan  keluar menggunakan hanya menggunakan kemben handuk. Dia melakukan ritual menggunakan memulai mengoral lalu mendudukiku dan  memeras k0ntolku. Meski tua tetapi rasa mekinya luar biasa nikmatnya. Aku  pun sudah lupa soal kondom. Aku  harus akui Bu Jum ini jago banget bermain. Mekinya legit banget, teteknya berayun-ayun pada depanku.. Bila kubandingkan menggunakan meki si ABG tadi, punya Bu Jum lebih ngegrip. Anehnya meski nikmat banget akan tetapi aku  tidak keluar-keluar. Saya jadi berpeluang main berbagai gaya menggunakan Bu Jum. Dia pandai  juga mengolah gerakan mekinya sebagai akibatnya di posisi apa pun terasa k0ntolku mirip ditarik-tarik. Bu Jum mungkin sudah tiga kali muncak, tapi aku  masih terus bertahan.

Aku  merasa makin nikmat sehingga akhirnya tidak tertahankan lagi saya pun nyemprot ke pada meki bu Jum. Luar biasa cita rasanya k0ntolku mirip diurut oleh vagina Bu Jum. Saya benar-sahih puas atas pelayanan terapi kejantanan yang lengkap sang Bu Jum. Satu rondeku luar biasa memuaskan, sehingga kami menyudahinya dengan mandi beserta. Body Bu Jum sangat terpelihara, perutnya tidak membuncit, bulu mekinya tecukur rapi, bokongnya mbonceng serta teteknya masih kencang meski cukup akbar. Saya puas sekali layanannya Bu Jum, Bahkan waktu mandi, seluruh tubuhku dibersihkannya.

Sekembali ke Jakarta saya memerlukan diri bertemu menggunakan temanku. Aku  puji paket wisata sexnya. Dia hanya tersenyum-senyum. Dia hanya mengatakan, menjalankan usaha ini tanpa modal sama sekali. Aku  sempat terheran.

Beliau bilang usaha travelnya tanpa tempat kerja, tanpa badan usaha dan  nyaris tanpa pegawai pula. Dia menjalankan usaha ini hanya bertiga. Modalnya hanya membangun jaringan menggunakan mami or papi di daerah-daerah yg mau kerjasama. Menggunakan inovasinya itu temanku mempunyai paket tak hanya di kota-kota besar  pada Indonesia, namun beliau pula sudah merambah hingga ke Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam serta Kamboja.

Cerita Sex Wisata,Cerita Dewasa,Cerita Sex Dewasa Bergairah Bikin Konak

Klik Nonton Fim Semi

Posting Cerita Sex Paket Wisata Seks ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Selingkuh Dengan Perjaka Tua

$
0
0

Cerita Sex Selingkuh – Namaku Charles Panjangjodoh, keren kan. Biar   wong kolot bapakku ngak mau kalah ama orang kota kalo ngasih nama. Pekerjaanku seorang buruh pabrik di Jakarta, hingga saat ini saya masih hayati sendiri, umurku 38 tahun, sudah termasuk daluarsa buat berukuran bujangan. Kepingin kawin sih kepingin tapi yang dikawinin di kabur alias ngak terdapat yg mau. Itulah nasib, wajahku pas-pas an, kulitku item, Udah buruh pabrik trus punya wajah ngepas, item lagi, lengkap telah penderitaanku.

Cerita Sex Selingkuh Terbaru 2016

Cerita Sex Selingkuh
Sebenarnya ada sih yang mau, ketika itu saya dijodohkan ama orangtua menggunakan gadis desa namnya Ijah, aku  nolak. Gimana ngak nolak, tampang Ijah pas-passan pula. Apa jadinya kalo orang ngepas disatukan yang pas-pas an juga, yang pasti hasilnya ngepas jua. Acapkali aku  nyumpah sendiri, pada Jakarta poly cewek cakep berkeliaran akan tetapi saya kog ngak kebagian. Nasib-nasib. Terkadang saya pingin menikmati cewek cakep menggunakan mendatangi komplek perumahan kupu-kupu malam akan tetapi saya mundur sendiri, sekali tancep honor  sebulan amblas, trusss……aku  mo makan apa ? Yaaaa….. Apa boleh buat, kalo horny saya lampiaskan menggunakan tanganku sendiri alias onani sembari memandangi poster cewek cakep menggunakan pose bugil yang kupasang didinding kamar yang sempit. Nikmat juga sih.

Yg acapkali aku  ngak tahan kalo lagi denger temen-temen pabrik pada nyritain istrinya, terdapat yg cerita paling seneng penisnya disepong dan  dikulum-kulum mulut istrinya, ada yg cerita paling seneng mimik cucu istrinya serta saya yg paling ngak tahan dengerin cerita paling seneng jilatin vagina dan  biji dalamnya. Kalo udah gitu celanaku ukurannya tambah mungil, tambah sesak gara-gara burungku ngaceng. Kemudian umumnya saya pergi ketoilet, kukunci wc, burung kukeluarkan dan  kukocok pake sabun. Saya onani. Dan  saya sampe saat ini masih perjaka tulen. Belum pernah burungku masuk kandang cewek. Maunya sih dimasukin, tapiii…….Masukin punya siapa?.

Hari ini saya dipanggil bos pabrik, aku  sempat mikir ada apa saya dipanggil bos, saya takut di PHK, sekarang kan isu terkini PHK lagian cari kerja susah amat. Deg deg an aku  mengetok pintu ruangan kerja bos, begitu terdapat jawaban masuk, kubuka pintu kemudian aku  masuk.

” Silahkan duduk,” bilang bos begitu saya masuk
” Ya pak,” jawabku sembari nunduk
” Mulai besok Charles ngak usah kerja di pabrik,” bilang bos lagi.

Naaah…dugaanku bener kan, aku  di PHK, yaaa tuhan kenapa nasibku buruk  amat sih, udah dikasih tampang ngepres, item kini   pada PHK lagi, ujianmu jangan yg berat-berat dong. Rasanya aku  mo nangis aja, akan tetapi saya seseorang lelaki jadi wajib  tegar.

” Apa salah  saya pak ?” tanyaku gemeter.
” engkau  ngak ada galat, engkau  disini artinya buruh pabrik yang paling rajin dan  buruh teladan, maksud bapak kamu mau bapak ambil untuk bantu-bantu perjuangan istri bapak sebab istri bapak cari pekerja yg rajin serta jujur, naaaahhh pilihan bapak adalah kamu Charles serta nanti gajimu akan dinaikkan dua kali lipat, gimana, OK,” jelas bos ku sambil senyum-senyum memperhatikan aku  yang jadi blo’on.

Oh ilahi, sori banget yaaa ternyata aku  keliru duga, kamu memberi saya rejeki lebih, ampuni aku .

” Makasih pak, aku  siap,” jawabku gembira, kemudian kucium tangan bosku menjadi tanda terima kasihku.
” Nih kartu nama serta besok jam 8 pagi kamu wajib  terdapat dialamat ini temui istriku,” lanjut bos sembari memberiku kartu nama dengan masih senyam senyum melihatku.

Pagi-pagi aku  udah siap-siap cau, sepatu kusemir sampe mengkilat, sepeda motor bututku kucuci bersih biar   kalo ketemu sedan BMW ngak membuat malu-maluin. Beres dah, kugenjot engkol sepeda motor bututku, begitu suara eksklusif kugas menuju jalan Gonta ganti No. 1001 pada Jakarta Kulon kali. Ketika memasuki jalan Gonta ganti, kepalaku celingukan mencari PT. Karena Musabab sinkron kartu nama yg dikasih bos kemaren. Begitu kulihat PT. Sebab Musabab, sepeda motor kubelokan dan  pribadi brenti persis didepan kantor. Begitu masuk page perusahaan aku  datengi pos Satpam, karena disitu terbaca goresan pena ”Tamu harap lapor” jadi saya lapor satpam.

” Nama siapa dan  terdapat keperluan apa pak ?” tanya satpam sangar
” saya Charles Panjangjodoh, terdapat keperluan menemui bunda direktur karena saya disuruh menemui oleh suami dia,” jawabku
” Oh ya, saya tadi dipesani mak   kalo ada bapak disuruh antar menemui beliau,” jawab satpam datang-tiba ramah banget suaranya.
” Makasih.”
” Silahkan pak lewat sini,” satpam mempersilahkan saya sambil memberi hormat menggunakan menundukan kepalanya kemudian tangan kanannya mengarah kekiri mempersilahkan saya mengikuti dia. Ramah banget nih satpam, begitu kusebutkan namaku eksklusif cara bicaranya berubah lemah lembut.

Cita rasanya gengsiku ngelunjak arogan. Belum pernah saya dihormati contoh gini. Terdapat apa ya menggunakan Charles Panjangjodoh.

” Ini pak ruangan ibu direktur,” satpam tersebut menerangkan ruangan ibu direktur.
” Makasih,” jawabku singkat kemudian aku  mengetuk pintu
” Masuk…!!!,” jawab bunyi perempuan   dibalik pintu. Aku  masuk, didepanku belakang meja kerja gede duduk makhluk ilahi yg paling seksi, yaa ampunnn…bening banget, cakepnya istri bos.
” Selamat pagi bu,” sapa ku memberi salam
” Pagi, kamu pak Charles Panjangjodoh ya,” bilangnya maen tembak aja
” Ya bu,” jawabku singkat. Aku  salami , ceila….Lembut banget tuh tangan.

Saya melirik kebelahan dadanya, disitu tersembul sisi susunya yang putih mulus, gila, montok banget.

” Silahkan duduk pak,”
” Baik bu, makasih.”
” Begini pak Charles Panjangjodoh, enaknya dipangil apa sih ?” tanya bu direktur
” Panggil Charles aja bu.”
” Baiklah, begini Charles, mak   perlu orang menjadi mandor diperusahaan ini sekaligus bagian penagih hutang di toko-toko langanan yang mengambil barang diperusahaan ini, saya perlu orang yang amanah karena nilai tagihannya ratusan juta, gimana ngerti.”
” Ngerti dikit bu, yg saya galau jadi mandornya bu,” jawabku relatif membuat malu-malu, gimana ngak resah umumnya jadi buruh tau-tau disuruh jadi mandor, kalo dipabrik kerjaan mandor kerjanya ngawasi kita-kita para buruh yang lagi kerja, selanjutnya yang dikerjain ngak tau lagi.

Lalu bu direktur menjelaskan cara kerja yang wajib  dijalankan sebagai mandor dengan panjang lebar, saya hanya mangut-mangut sambil sekali-kali mencuri pandang kebelahan dadanya. Dasar ngak tau diri, udah dikasih kerjaan lezat masih brani mencuri pandang. Ah, biarin mumpung terdapat barang rupawan, sayang kalo dilewatkan. Sialan, burungku berkiprah-motilitas.

” Ngerti kan Charles?” tanya bu direktur mengagetkan aku  yang relatif gelisah
” Ngerti bu,” jawabku tergagap. Dasar muka jelek, ngeliat yg bening udah keder.
” Kalo udah ngerti, baguslah dan  engkau  agar lezat kerja ngak usah lagi ngekost, kamu tempati kamar kosong dibelakang rumah mak  , sebelah perusahaan ini,” lanjut bu direktur. Ya ilahi, terima kasih banget kamu tambah lagi rejekiku. Merupakan saya sekarang ngak perlu lagi ngeluarin biaya  kost.

Kini   penampilanku bener-bener kayak orang gedean aja, baju berdasi, celana necis dengan garis lancip rapi bekas gosokan, sepatu higienis mengkilat kalo kena sinar mentari  mampu menyilaukan mata saking mengkilapnya. Semua sandang sudah disediakan oleh bu direktur. Yaa…hari ini aku  resmi jadi mandor PT. Sebab Musabab dengan anak buahku 68 orang, apa ngak hebat. Wong kurang pandai lulusan Sekolah Menengah Pertama doang telah jadi mandor, jabatan yang ngak pernah kepikiran olehku.

Ah jangan arogan dong, engkau  harus ramah menggunakan siapapun. Tunjukkan bahwa Charles Panjangjodoh artinya orang baik-baik. Ya ya…saya harus permanen ramah di siapapun. Serta yg paling kusuka pada pekerjaanku, aku  acapkali bekerjasama dengan bu direktur, disaat menghadap melaporkan pekerjaan mataku selalu serta selalu mendapat hidangan susu montok yg tersembul dibelahan dadanya. Aku  mencuri pandang. Kalo udah gitu mataku melek terus serta semangat kerja makin tinggi.

Trus yang bikin saya tambah ngelunjak, aku  menempati kamar dibelakang tempat tinggal   yang lumayan besar  ngak mirip kawasan kostku dulu, cuman 2 m x 3 m, udah sempit, pengap lagi. Kalo yang sekarang ini 4m x 5 m ber AC serta kamar mandi pada ada air panas dingin pake bathup, woww….Bener-bener kayak orang kota dan  ngak bodoh lagi. Makan disediain, nyuci dicuciin sang pembantu, bener-bener nikmat. Biasanya nyuci sendiri, masak sendiri.

Ngak terasa 3 bulan saya kerja pada PT.Sebab Musabab, saya tiap bulan dapat insentif asal bu direktur sebab nilai penjualan makin semakin tinggi serta tagihan lancar. Baik bener bos cewekku ini. Serta yang paling baik dari bu direktur ialah saat malam kurang lebih jam 8 beliau memanggil saya buat ngantar kedokter. Saya memasuki kamarnya yang buesar banget, kulihat ia terbaring diranjang menggunakan menggunakan baju tidur tipis hingga terlihat bayangan lekuk tubuhnya yg seksi, izin udah umur 45 tahun akan tetapi tubuhnya kayak abg aja. Mataku sekejap menikmati onderdil kualitas import milik bu direktur. Indah  serta menawan. Badannya keluar keringat dingin. Masuk angin kali.

” terdapat apa bu, ” tanyaku
” Tolong antar bunda kedokter, pak Arman hari ini ijin ngak masuk, istrinya melahirkan, bapak juga lagi ke Singapore,” ucapnya menjelaskan sopir dan  suaminya.

Dan  memang tempat tinggal   akbar ini penghuninya hanya 3 orang aja, beliau serta suami tambah pembantu. Anak-anaknya yang cuman 2 pada kuliah pada amrik.

” Kayaknya bunda masuk angin sebab capek aja bu,” tiba-datang mulutku lancang ngomong sok pinter
” Mungkin aja, badan mak   pegel banget trus pusing.”
” Kalo sekedar masuk angin, pusing serta pegel-pegel saya mampu ngobati bu,” jawabku nekat.

Aku  sendiri ngak ngerti kenapa ngomong sok tau gini. Kalo soal pijat memijat aku  mampu, sering temen-temen pabrik ato kost minta tolong saya dan  aku  pasti nolong.

” Iya deh, cobain aja siapa tau bisa enakan,” jawabnya yg membuatku mirip ketiban duren runtuh.

Tapi seumur-umur aku  belum pernah mijat perempuan   bening kayak gini. Ah, bodo amat.

” Pake lotion aja ya bu, biar   dibadan ngak lengket,” tanyaku
” Terserah Charles deh, tuh ambil pada meja rias disudut,” saya eksklusif kesudut kamar ngambil lotion dan  tanpa membuat malu-memalukan sebenernya sih memalukan maluin, saya naik keranjang akbar mulai memijat.

Beliau kusuruh telungkup serta bu direktur nurut. Pikirku sekali-kali nyuruh bos kan ngak pa pa. Awalnya telapak kaki kupijat, beliau merasa kesakitan, berarti emang beliau lagi sakit. Begitu telapak kaki udah kupijat kemudian tanganku naik kekaki bawah lutut, kupijat terkadang sembari ngelus, ketika mengosokan lotion mataku terpejam menikmati sensasi sentuhan tanganku kekakinya, begitu lembut. Tanganku terus memijat teloran kakinya sambil kunikmati sentuhannya. Luar biasa nikmatnya.

Umumnya yang dipijat yang keenakan, akan tetapi kali ini bener-bener kebalik, yg mijat yang keenakan. Aneh kan, tapi konkret kan. Inilah yg namanya aneh tapi nyata. Sembari memijat mataku terus memandang daerah pantatnya, terlihat kain segitiga asal kembali baju tidurnya yang tipis, montok mengairahkan. Tanganku terus memijat gantian kaki kiri lalu yg kanan. Kulihat bu direktur keenakan. Setelah kurasa cukup lama  , saya hentikan sejenak memijat kaki, sekarang giliran naik diatas lutut, aku  ragu-ragu buat melanjutkan pijatanku, karena itu kan wilayah sakaratul maut.

” Gimana bu, apa udah agak enakan,” tanyaku
” tidak mengecewakan Les, agak mendingan, lanjut aja terus pijatnya,” katanya mempersilahkan saya melanjutkan pijatan.

Tapiiiii…..Giliran yang dipijat kan daerah paha, saya ragu dan  takut campur pingin banget.

” akan tetapi bu, yang dipijat pahanya mak  ,” kataku menyebutkan
” Ngak pa pa, sekalian aja seluruh badan ibu engkau  pijat,” lanjutnya memberi lampu hijau.

Itu jawaban yang kutunggu-tunggu. Kapan lagi mampu nyentuh tubuh bu direktur yg aduhai. Perlahan-lahan saya mengoleskan lotion dipaha kanan kemudian paha kiri, baju tidurnya kusingkap pelan, sekarang paha mulusnya terpampang jelas, kupijat setengah meremas gemas. Sialan, burungku yang mulai tersebut ngaceng kini   lebih ngaceng lagi. Pahanya kuurut, makin naik keatas serta sengaja tanganku kusengolkan kedaerah gundukan yang ditutup segitiga. Tiap pijatanku lagi naik keatas menggunakan sengaja kusenggolkan kegundukan.

Senggolan itu berkali-kali kusengaja sebab saya ingin mencicipi nikmatnya menyenggol daerah terlarang. Kudengar bu direktur mendesah pelan. Dan  saya bingung waktu aku  menyenggolkan tanganku kegundukan lagi, tanganku menyentuh barang lembab. Apa bu direktur sedikit pipis, saya ngak tau. Ah, aku  ngak peduli deh. Kulanjutkan pijatanku lebih keatas, aku  berani karena bu direktur sudah beri mandat pijat semua badan. Aku  cuek aja, aku  beranikan menyingkap baju tidurnya keatas hingga bajunya menutupi ketua bagian belakang, nampaknya dia ngak pake BH, bu direktur diam aja. Kuoleskan lotion ke semua punggungnya, telapak tanganku makin hangat menyenyuh tubuh mulus bu direktur. Mataku melotot menikmati pemandangan pantat serta punggung mulus bu direktur.

Punggungnya kupijat-pijat, kuurut-urut menggunakan penuh perasaan. Tanganku saat mengurut punggung samping kanan serta kiri relatif kebahu tidak sengaja menyegol sisi payudara bu direktur yg montok, kulihat bu direktur diam aja, saya makin berani menyenggolkan tanganku, tiap kusenggolkan kudengar terdapat desahan lembut keluar asal verbal bu direktur. Pijatan terus berlanjut, kali ini saya turunkan pijatanku pantatnya, kuoleskan lotion lalu pantatnya kuremas-remas, Bu direktur permanen membisu, saya makin berani meremas dan  kuelus pantat montok mengiurkan.

Bu direktur kudengar medesah lembut lagi serta saya pigin menyentuh gudukan terlarangnya, kuurut samping pantat bu direktur dengan kedua telapakku, lalu kusentuhkan kedaerah terlarangnya, berulang-ulang saya melakukan urutan yg menyentuh daerah terlarangnya, saya makin berani. Lagi-lagi kudengar bu direktur mendesah. Merasa telah puas menyenggol-nyenggol, aku  beranikan diri coba-coba menyuruh bu direktur berbalik terlentang :

” bu, kini   bunda berbalik,” serta bener-bener ajaib, bu direktur nurut, badannya dibalik, mataku melotot memandang tubuh yg menurutku mulus lus, trus payudaranya yang montok menantang dengan putingnya yg agak coklat berdiri latif.

Semua terpampang didepanku, belum pernah seumur-umur saya melihat asal dekat pemandangan latif mirip waktu ini. Bu direktur hanya tinggal celana dalamnya yang masih melekat, semuanya polos. Dengan gemetar dan  jantung berdegup kuoleskan lotion mulai perut sampe kepayudaranya, saya telah bener-bener gila. Kuurut-urut ke 2 gunung indah  menggunakan dua tapak tanganku, kemudian kuremas menggunakan napsu mengebu, bu direktur membisu dan  memejamkan matanya. Napasnya kudengar tersengal-sengal.

Sempat kudengar bunyi :

”aaahh……” asal mulutnya. Puas mengurut, memijat serta meremas payudaranya, aku  lebih nekat lagi.

Pahanya kuurut lagi karena tersebut kan paha belakang yg kuurut, kini   giliran paha depannya. Mataku sudah makin melotot menikmati gundukan wilayah terlarang yang masih ditutupi celana pada transparan. Bulu-bulu vagina bu direktur terlihat remang-remang. Kuurut pahanya sampe selangkangan serta tanganku semakin berani menyentuh wilayah gundukan dan  jariku dengan sengaja kusentuhkan disisi kain segi tiga, terasa bulu vaginanya tersentuh. Lembut sekali bulunya. Tanganku udah ngak bisa dikedalikan, menggunakan lebih berani lagi jariku menyelinap disela-sela kain segi tiga, kuelus-elus vagina bu direktur, kurasakan jariku basah, bu direktur tambah pipis. Kali ini suara desahan bu direktur lebih kentara kudengar :

”oooohh…oooohhh..Ooohhh…!!!!” pantatnya terangkat-angkat.

Aku  yg udah nekat, ngak perduli lagi menggunakan apa yang kulakukan, jariku kumasukan kevagina, aku  lebih ngak perduli lagi tanganku yang satu mengorek-ngorek vaginanya yang basah dan  yg satu meremas-remas payudara sembari putingnya kuplintir-plintir. Bu direktur mendesah desah ngak karuan, tubuhnya berkecimpung-motilitas, saya makin napsu.

Tiba-tiba beliau 1/2 teriak sambil mendesah mengatakan :

” buka aja celanaku…!!!” saya kaget setengah meninggal.

Tanpa pikir panjang kutarik kain segi 3, pantatnya dinaikan, sroot….Celana dalam bu direktur telah kuplorotkan dan  sekarang mataku makin merah padam memandang dari dekat vagina bu direktur yg ditumbuhi bulu-bulu halus.

Ya ampun ini toh yang namanya vagina wanita. Antik banget. Kuelus gundukannya lalu jariku kumasukan sambil aku  mencari anak kacang yg pernah diceritain sahabat-sahabat pabrikku dulu. Begitu kutemukan anak kacang langsung kumain-mainkan. Aku  bener bener beruntung hari ini, dapet durian runtuh. Kini   aku  tidak mengkhayal, akan tetapi fenomena. Hari ini seluruh cerita temen-temen pabrik akan kupraktekan. Memang saya katrok sex, apa salahnya kalo praktekin cara-cara ngesex yang kudengar dan  kulihat pada film BF. Bu direktur nampaknya makin pipis, basah banget jariku yang kecemplung di vaginanya.

Aku  lebih nekat lagi, tanganku yang kumainkan di vagina bu direktur kucabut, kemudian aku  relatif jongkok dan  kujilati vagina bu direktur, anak kacangnya juga kujilat-jilat. Tercium bau yang ngak kungerti bau apa, pokoknya baunya bikin tambah napsu. Verbal, lidah serta hidungku ikut-ikutan basah terkena pipis bu direktur, akan tetapi pipisnya kog relatif cekat ngak encer kayak air pipis, air apa ini?. Tau deh.

Kini   bu direktur ngak desah lagi akan tetapi teriak-teriak kayak orang kesurupan :

” aaahhh…..Terusssss….Tee….Russs….Nik…maaat tee…russss…..!!!.” saya resah dengar bu direktur kayak orang kesurupan, kenapa kog dia teriak-teriak gitu.

Tapi aku  udah terlanjur napsu ngak kuperdulikan dia teriak-teriak, aku  terus menjilati vaginanya serta meremas payudara montoknya yg acapkali kucuri pandang. Sekarang aku  ngak perlu curi-curi pandang lagi, aku  sekarang betul-benar  memandang. Dan  ini bener-bener saya bukan main kagetnya mirip disambar petir :

” ceee..Patt…massss…sukan…!!!” suara ajaib bagai petir menyambar telingaku keluar dari lisan bu direktur.

Ngak pake usang, kaos oblong kulepas, celana plus celana pada kuplorotkan. Begitu saya telanjang aku  naik ketubuh molek, kutindih dia, sesuai mandat saya masukan burungku, maafkan burung perkututku tersayang, malam ini kamu ngak perjaka lagi, blesssss… burung perkutut perjakaku masuk. Aku  rebah menindih bu direktur, bibir ranum bu direktur yg setengah terbuka kecipok menggunakan bibir tebalku. Pantat bu direktur goyang kanan kiri trus naik turun, berhubung aku  ngak pengalaman ngesex, aku  cuman bisa naik turunkan pantatku, burungku keluar kemudian masuk lagi kevagina bu direktur cuman gitu doang bisaku.

Lisan bu direktur yang kucium membalas ciumanku dengan lidahnya dimainkan didalam rongga mulutku. Saya cuman melumat-lumat bibir tipis bu direktur, ya cuman itu yang kutahu dari cerita temen-temen. Habis cium-cium bibir, aku  mimik cucu. Yang kanan kumimik, kemudian ganti yang kiri. Lho, air susunya kog ngak keluar-keluar, aku  gregetan, mungkin disedot baru keluar. Kusedot pentil kanan , ngak keluar, ganti yg kiri, sama aja ngak keluar.

Mungkin kurang bertenaga sedotannya, kusedot pentil kanan sekuat-kuatnya, ngak keluar jua malah yg keluar teriakan bu direktur :

” terussssss…..Ter….Russssss…nik….Maaat…!!!.” cobain deh yg kiri, mungkin bisa keluar.

Kusedot bertenaga-kuat pentil kiri eee…sama aja, malah kali ini bu direktur lebih keras lagi teriaknya :

” terussss….Terusssss…..Teeeee..Rrruussss….!!!!” ya udah deh saya mimik cucu aja ngak usah berharap keluar cucu.

Sembari mimik saya permanen naik turun mengenjot vagina bu direktur sebisa-bisanya aku  ngenjot. Aku  sempat melirik kecermin lemari, ya ampun….!!! Kontras amat badanku ama badan bu direktur. Yang satu item trus yang satu putih. Lucu keliatannya. Aku  sempat mo ketawa sendiri ngeliat bandanku yang item lagi nindih badan bu direktur yang putih mulus tanpa ada bautnya.

Pantat bu direktur makin bertenaga bergoyang memutar-mutar kayak gasing baru ditarik benangnya, burungku terasa nikmat ngak ketulungan. Ternyata enak banget kalo burung kejepit vagina ya. Namanya jua belum pernah mencicipi kejepit vagina, jadinya belum ngerti cita rasanya, akan tetapi sekarang aku  tau banget kalo dijepit vagina itu luaaaaarrrrr biasa nikmatnya. Aku  ikut-ikutan mendesah-desah ngak bertenaga nahan nikmat, apalagi bu direktur, ia mendesah-desah terus-terusan, meracau dan  berkicau-kicau kayak burung kelaparan.

”Genjot yang kuu…aat….Genjjooooot….Aaahhhhhhhh…..!!!,” teriak bu direktur pantatnya kelojotan.

Kugenjot kuat-bertenaga vagina bu direktur sesuai mandat, croop…crop..Crop suara genjotanku. Aku  udah ngak tahan lagi, burungku mau muntah dannn … aaaaaahhhhhh…….!!!. Susu kentalku moncrot pada vagina bu direktur. Eksklusif tubuhku lemas, saya terbaring disamping bu direktur. Duuuh…nikmatnya, ngentot jauh lebih nikmat daripada onani yg biasa aku  lakukan. Terima kasih bu direktur, kamu sudah memberi kenikmatan luar biasa padaku serta berbahagialah kamu telah menerima perjakaku.

Pipiku dicium bu direktur kemudian dia bilang :

” makasih ya les, engkau  membuat mak   pribadi sehat malah nikmat, kapan-kapan kalo ibu perlu Charles masih mau nolong mak   kan?” denger gitu ya kentara aja ngak nolak malah itu yang dinantikan-tunggu.

Tawaran nikmat kog ditolak, rugi dong.

” Siap bu,” jawabku semangat banget. Malam ini saya disuruh tidur nemenin bu direktur dan  berhubung aku  orangnya napsuan bu direktur sampe empat kali kusetubuhi, beliau cuman pasrah kenikmatan.

Serta ada tambahan pengalaman baru, burungku diemut, dijilati serta dikulum menggunakan rakus oleh bu direktur. Ucapnya belum pernah semalam beliau mampu main sampe empat kali, kini   ini terasa begitu luar biasa. Kupingku mengembang denger pengakuan beliau gitu. Berarti aku  jauh lebih bertenaga dari suaminya dong, gram ah. Aku  sendiri galau. Kalo dipikir, suaminya meski udah agak tua masih terlihat gagah. Kalo saya udah jelek, item lagi. Kog mau-maunya bu direktur yang cakep n bening bermesraan denganku yg ngepas ini. Aaaah…emang gua pikirin. Tapi terdapat satu kata lagi yg paling bikin saya gr ,

” Burungku gede serta nikmat banget.”

aku  kerja kayak ngak ada capeknya, semangat kerjaku makin tinggi lagi. Pagi sampe malem saya permanen kerja. Saya begitu bersemangat mengejakan pekerjaanku. Anak buahku yg 68 orang sangat menyukai aku  karena Bila dibandingkan mandor yang dulu jauh tidak sinkron menggunakan aku . Istilah mereka kalo dulu mandornya cuman perintah doang sambil murka -murka  sedangkan kalo saya dibilang orangnya baikan, kadang-kadang kalo ngangkat barang ikut bantu ngangkat serta aku  emang ngak mampu murka . Hasilnya, anak buahku homogen-homogen pada rajin bekerja. Mungkin sebab mereka suka  jadi kerjanya juga enak, barangkali aja.

Sudah 2 minggu saya ngak ngrasain tubuh bu direktur, bawaannya burungku ngaceng terus. Yang bikin susah suami bu direktur ngak brangkat-brangkat, jadi waktunya susah diambil buat kesempatan menikmati tubuh latif bu direktur. Tapi pernah suatu malam bu direktur ngetok pintu kamarku, begitu masuk kamar pribadi celanaku diplorotkan dan  burungku dikocok-mixer dikulum, dijilati serta disedot-sedot sampe aku  muncak dimulutnya. Dia minum sampe ludes susu kentalku. Akan tetapi dia ngak mau kusetubuhi. Habis gitu dia keluar kamarku. Saya heran. Besok paginya dia jelasin kalo dia menaikan birahi lewat aku , biar   beliau terangsang trus finishingnya sama suami. Aneh.

Berhubung burungku ngak mo diajak kompromi gara-gara dua minggu ngak masuk sangkar, sore-sore saat seluruh karyawan perusahaan udah di kembali, aku  iseng pura-pura ngelaporin soal kerjaan yang seharusnya besok pagi baru dilaporin. Begitu terselesaikan ngelaporin, aku  pepet beliau dikursi putar yang beliau duduki, kemudian celananya kuplorotkan, saya jongkok dan  vaginanya kujilati, awalnya dia menolak, akan tetapi begitu bertubi-tubi vaginanya kuserang, bu direktur takluk gara-gara keenakan. Dia mendesah-desah nikmat, mendengar desahannya saya makin napsu, tanganku mengapai susu dibalik baju kerjanya.

Saat vaginanya basah kuyup dan  birahinya udah naik tinggi bu direktur sepertinya mo muncak, cepat-cepat tubuhnya kuangkat dan  kubaringkan diatas meja kerjanya. Celanaku kuplorotkan serta kukeluarkan burungku yang telah menganguk-anguk minta masuk sarang. Rok bu direktur kusingkap kemudian kedua kakinya kuangkat kuletakan dibahuku.

Kumasukan burungku kedalam sangkar kemudian kudorong perlahan-huma, makin usang makin bertenaga, bu direktur menjerit nikmat : : aaah….Aaahhhh…oohhhh…ooohhh… terussss…!!!” saya makin napsu, makin kugenjot vaginanya.

Burungku mo muntah, makin keras saya genjot :

” aaahhhhhh…….Aaa..Kkkuu….Munnnn…caaak…..!!!” jerit bu direktur.

Dan  aku  sendiri udah ngak tahan ” aaaahhhh….Aaaaahhhh…..!!! Croot…croot ….Crooot….Croot,” spermaku muncrat masuk kevagina bu direktur.

Setelah itu bu direktur memberi senyum manis kepadaku sambil bilang dengan keletah :

” dasar nakaaalll…!!!!” Sekali-kali main diruang keja menjadi variasi apa salahnya.

Bu direktur ketagihan main diruang kerja karena kerjanya jadi lebih bergairah. Serta tiap hari selasa seminggu sekali kalo karyawan pada pulang saya ditagih bu direktur untuk bertempur dimeja kerjanya. Itu dijadikan jadwal permanen kerja lembur.

Tidak terasa telah 3 tahun saya bekerja pada PT. Sebab Musabab, sekarang tabunganku lumayan gede. Dikampung aku  ngebangun rumah yg ditempati ortu, trus kemana-mana saya pake mobil xenia yg baru dua bulan kubeli. Anak buahku kini   127 orang sebab perusahaan makin maju meski krisis ekonomi. Sedangkan saya tetap jomblo tapi jadi suami simpanan direkturku.

Korelasi kami tetap berlanjut, suami dan  semua karyawan perusahaan ngak akan nyangka kalo aku  ada affair menggunakan bu direktur sebab tampangku yg jelek item ngak mungkin ditaksir bu direktur yg amboi beningnya. Ngak level lah. Bu direktur ternyata senang napsu menggunakan orang negro. Menggunakan kulit putih, kuning langsat serta sawo matang beliau ngak mampu napsu, maunya beliau cuman yg negro.

Padahal suaminya kulitnya putih, tampan lagi, akan tetapi maunya tetap yg negro. Ucapnya orang negro lebih menggairahkan. Beliau ngak perlu jauh-jauh cari ke amrik ato ke afrika sebab pada Jakarta ternyata ada orang negro. Ya aku  ini orangnya

Cerita Sex Selingkuh | Cerita Dewasa | Cerita Hot | Cerita Sex Tante | 2016

Posting Cerita Sex Selingkuh Dengan Perjaka Tua ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Naralita Mencari Kepuasan Seks

$
0
0

Cerita Sex | Cerita Ngentot | Cerita Dewasa | Cersex | Cerita Hot | 2016 – Saya berjumpa bersama sahabatku Naralita sekarng beliau telah berkeluarga & menetap di Palembang, sebuah hri saya berjumpa dengannya lagi waktu di maen ke Yogya bersama anaknya yg tetap keci & suaminya, wajah & wujud Naralita masihlah seperti lalu pertma saya kenal ia , kulitnya putih, bibirmya slim merah merona rambutnya yg panjang, & badan yg terawat.

Cerita Sex Mencari Kepuasan

Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot
Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan histori sepuluh thn dulu disaat dirinya tetap kuliah di suatu perguruan tinggi populer di Yogya. Tatkala kuliah, dirinya tinggal di hunian bude, kakak ibunya yg pula kakak ibuku. Rumahku & hunian bude agak jauh & dikala itu kami jarang ketemu Naralita.

Saya mengenalnya sejak kanak-kanak. Beliau memang lah perawan yg lincah, terbuka & tergolong berotak encer. Setahun sesudah saya menikah, isteriku melahirkan anak kami yg perdana. jalinan kami rukun & saling mencintai.

Kami tinggal di hunian sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat & mesti dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot mesti merawat bayi di hunian. Lantaran itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Naralita) juga Naralita bersama menyukai rela bergiliran meringankan kerepotan kami. Seluruhnya berlalu selamat hingga isteriku diperbolehkan pulang & serta-merta mampu merawat & menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Naralita tetap tidak jarang datang menengok anak kami yg menurutnya jelita & lucu. Bahkan, heran mengapa, bayi kami amat lekat dgn Naralita. Jika sedang rewel, menangis, meronta-ronta jikalau digendong Naralita jadi diam & tertidur dalam pangkuan atau gendongan Naralita.

Sepulang kuliah, jikalau ada disaat, Naralita senantiasa mampir & menunjang isteriku merawat si mungil. Lama-lama Naralita tidak jarang tinggal di hunian kami. Isteriku teramat menyukai atas pertolongan Naralita. Tampaknya Naralita tulus & ikhlas meringankan kami.

Lebih-lebih saya mesti kerja sepenuh hri & tidak jarang pulang tengah malam. Bertambah gede, bayi kami menyusut nakalnya. Naralita mulai sejak tak tidak sedikit mampirke hunian. Isteriku pun makin sehat & mampu mengurus seluruhnya keperluannya. Tetapi sebuah tengah malam saat saya masihlah asyik menyelesaikan tugas di kantor, Naralita tiba-tiba muncul.

“Ada apa Na, malam-malam begini.”

“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”

“Ya, Dari mana anda?”

“Sengaja kemari.”

Naralita mendekat ke arahku. Berdiri disamping kursi kerja. Naralita tampak mengenakan rok & T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

“Ada apa, Naralita?”

“Mas.. saya pengin seperti Mbak Tari.”

“Pengin? Pengin apanya?” Naralita tak menjawab namun malah melangkah kakinya yg putih mulus sampai berdiri persis di depanku. Dalam sekejap dia telah duduk di pangkuanku.

“Naralita, apa-apaan anda ini..” Tidak Dengan menungguku selesai berbicara, Naralita telah menyambarkan bibirnya di bibirku & menyedotnya kuat-kuat. Bibir yg sejauh ini cuma bakal kupandangi & bayangkan, sekarang memang mendarat keras.

Kulumanya penuh nafsu & nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan segera & menari lincah dalam rongga mulutku. Dia mencari lidahku & menyedotnya kuat-kuat. Saya mengusahakan melepaskannya tetapi sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, tetap jelas ada rasa nikmat sesudah berbulan-bulan tak berhubungan intim bersama isteriku.

Naralita merenggangkan pagutannya & jelasnya, “Mas, saya senantiasa ketagihan Mas. Saya gemar berhubungan dgn cowok, bahkan sekian banyak dosen sudah kuajak beginian. Tak bercumbu sekian banyak hri saja rasanya tubuh panas dingin. Saya belum sempat menemukan cowok yg cocok.”

Kuangkat badan Naralita & kududukkan diatas kertas yg masihlah berserakan diatas meja kerja. Saya bangkit dari duduk & melangkah ke arah pintu lokasi kerjaku. Saya mengunci & menutup kelambu area.

“Na.. Kuakui, saya pula kelaparan. Telah empat bln tak bercumbu bersama Tari.”

“Jadikan saya Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Naralita sambil turun dari meja & menyambut langkahku.
Dirinya memelukku kuat-kuat maka dadanya yg empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pun penisku yg sudah mengeras berbenturan dgn perut bawah pusarnya yg lembut.

Naralita merapatkan pun perutnya ke arah kemaluanku yg tetap terbungkus celana tebal. Naralita kembali menyambar leherku dgn kuluman bibirnnya yg merekah bak bibir seleb populer. Ajaran listrik seakan menjalar ke seluruhnya badan. Saya semula ragu menyongsong keliaran Naralita. Tetapi diwaktu kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruhnya badan, jadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

“Kamu sangat bergairah, Naralita..” bisikku lirih di telinganya.

“Hmm.. iya.. Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.

“Aku sebenarnya berharap Mas sejak lama.. ukh..” serunya sembari menelan ludahnya.

“Ayo, Mas.. lanjutkan..”

“Ya Sayang. Apa yg anda inginkan dari Mas?”

“Semuanya,” kata Naralita sembari tangannya menjelajah & mengelus batang kemaluanku. Bibirnya tetap menyapu permukaan kulitku di leher, dada & tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yg dikenakannya.

Kutarik perlahan ke arah atas & pula merta tangan Naralita sudah diangkat tanda meminta T-Shirt serentak di buka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Ke-2 jemariku segera memeluknya kuat-kuat sampai tubuh Naralita lekat ke dadaku.

Ke-2 bukitnya menempel kembali, terasa hangat & lembut. Jemariku mencari kancing BH yg terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan lewat tangannya. BH itu hasilnya jatuh ke lantai & sekarang ujung payudaranya menempel lekat ke arahku.

Saya melorot perlahan ke arah dadanya & kujilati penuh gairah. Permukaan & pinggir putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Naralita, tapi menambah nikmat aroma perawan belia.

Tangan Naralita mengusap-usap rambutku & menggiring kepalaku supaya mulutku serta-merta menyedot putingnya.

“Sedot kuat-kuat Mas, sedoott..” bisiknya. Saya memenuhi permintaannya & Naralita tidak kuasa menahan ke-2 kakinya. Dirinya seakan lemas & menjatuhkan tubuh ke lantai berkarpet tebal. Area Ber-AC itu terasa semakin hangat.

“Mas lepas..” tuturnya sambil telentang di lantai. Naralita meminta saya melepas baju. Naralita sendiri pula melepas rok & celana dalamnya. Saya serta berbuat begitu tapi tetap kusisakan celana dalam. Naralita menyaksikan dgn pandangan mata sayu seperti tidak sabar menunggu.

Serta-merta saya menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Naralita melenguh sedikit setelah itu sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja dirinya cepat mengarahkan putingnya ke mulutku.

“Mas sedot Mas.. lanjutkan, enak sekali Mas.. enak..” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku sejak mulai nakal mencari selangkangan Naralita. Rambutnya tak terlampaui tebal tetapi datarannya pass mantap buat mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana & Naralita nampak sedikit tersentak.

“Ukh.. khmem.. hss.. konsisten.. tetap,” lenguhnya tidak terang. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.

Terasa jemari kanan tengahku sudah mencapai gumpalan mungil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot & menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Naralita bersama teknik petik melodi.

Naralita menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas.. Mas.. ampun.. konsisten, ampun.. konsisten ukhh..” Sebentar setelah itu Naralita lemas. Tetapi itu tak terjadi lama lantaran Naralita kembali bernafsu & berbalik membawa inisitif.

Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan supaya mudah dijangkau, dgn pula merta Naralita menarik celana dalamku. Bersamaan dgn itu melesat ke luar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Naralita.

“Uh.. Mas.. apaan ini,” kata Naralita kaget. Tidak Dengan menunggu jawabanku, tangan Naralita segera meraihnya. Ke-2 telapak tangannya menggenggam & mengelus penisku.

“Mas.. ini original?”

“Asli, 100 prosen,” jawabku.

Naralita geleng-geleng kepala. Dulu lidahnya menyambar langsung ke arah permukaan penisku yg berdiameter 6 centimeter & panjang 19 centimeter itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bidang samping kanan nampak menonjol falsafah otot keras.

Sektor bawah kepalanya, tetap tersisa sedikit kulit yg menggelambir. Otot & gelambiran kulit itulah yg menciptakan wanita bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

“Mas, belum sempat saya menyaksikan penis segede & sepanjang ini.”

“Sekarang anda melihatnya, memegangnya & menikmatinya.”

“Alangkah bahagianya MBak Tari.”

“Makanya anda pengin seperti beliau, kan?”

Naralita cepat menarik penisku. “Mas, saya mau langsung menikmatinya. Masukkan, langsung masukkan.”
Naralita menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Nampak betapa mulus putih & bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, tampak lubang vagina yg kecil. Saya sudah berada di antara pahanya. Exocet-ku sudah siap meluncur. Naralita memandangiku penuh harap.

“Cepat Mas, serentak..”

“Sabar Naralita. Anda mesti memang terangsang, Sayang..”

Tetapi tampaknya Naralita tidak sabar. Belum sempat kulihat wanita sekasar Naralita. Beliau tidak mau dicumbui dahulu sebelum dirasuki penis pasangannya. “Cepat Mas..” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tetapi sungguh teramat susah masuk, kuangkat kembali tapi Naralita justru mendorongkan pantatku bersama ke-2 belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas.

Tidak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Tapi Naralita tampaknya mau bermain kasar. Saya juga, meskipun belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat & sekencangnya. Meskipun perlahan akan memasukirongga vaginanya, tetapi terasa amat sesak, seret, panas, perih & susah. Naralita tak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.

“Terus. Paksa, siksa saya. Siksa.. tusuk saya. Keras.. keras janganlah takut Mas, konsisten..” & saya tidak mampu menghindar. Kulesakkan keras sampai separuh penisku sudah masuk. Naralita menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” & saya menekannya kuat-kuat.

Bersamaan dgn itu terasa ada yg mengalir dari dalam vagina Naralita, meleleh ke luar. Saya melirik, darah.. darah segar. Naralita diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Saya menahan penisku masihlah menancap.

Tak turun, tak pun naik. Buat mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Naralita dgn mulutku. Walau agak membungkuk, saya akan mencapainya. Naralita sedikit menyusut ketegangannya.

Sekian Banyak ketika seterusnya beliau memintaku mengawali gerakan. Kugerakkan penisku yg cuma separuh jalan, turun naik & Naralita sejak mulai kelihatan menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan lumayan lama. Semakin lama tusukanku semakin dalam. Naralita pasrah & tak sebuas tadi.

Beliau menikmati irama ke luar masuk di liang kemaluannya yg mulai sejak basah & mengalirkan cairan pelicin. Naralita sejak mulai bangkit gairahnya menggelinjang & melenguh & terhadap hasilnya menjerit lirih, “Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Konsisten.. aduh.. ya ampun enaknya..” Naralita melemas & terkulai. Kucabut penisku yg tetap keras, kubersihkan bersama bajuku. Saya duduk disamping Naralita yg terkulai.

“Naralita, mengapa anda?”

“Lemas, Mas. Anda amat sangat perkasa.”

“Kamu pula liar.”

Naralita benar-benar tidak jarang berhubungan bersama cowok. Tetapi belum ada yg sukses menembus keperawanannya sebab selaput daranya sangat tebal. Tapi perkiraanku, para lelaki dapat takluk oleh garangnya Naralita menggandeng senggama tidak dengan pemanasan yg lumayan. Gila benar-benar anak itu, serentak panas.

Sejak kejadian itu, Naralita senantiasa mau mengulanginya. Tetapi saya senantiasa menghindar. Cuma sekali sejarah itu kami ulangi di suatu hotel sepanjang hri. Naralita dikala itu kesetanan & kuladeni kemauannya bersama segala gaya. Naralita mengaku puas.

Sesudah lulus, Naralita menikah & tinggal di Palembang. Sejak itu tiada kabarnya. &, waktu pulang ke Yogya dengan anaknya, saya bertemu di hunian bude.

“Mas Danu, ingin nyoba lagi?” bisiknya lirih.

Saya cuma mengangguk.

“Masih agung serta?” tanyanya menggoda.

“Ya, tambah besar dong.”

& malamnya, saya menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pula kembali berlangsung dalam posisi sama-sama sudah matang.

“Mas Danu, Mbak Tari telah dapat digunakan belum?” tanyanya.

“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.

&, Naralita pun malam itu mencoba melayaniku sampai kami sama-sama terpuaskan.

Cerita Sex 2016 | Cerita Dewasa | Cerita hot | Cerita Mesum | Cerita Bokep | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Tante

Posting Cerita Sex Naralita Mencari Kepuasan Seks ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Wanita Simpanan Berawal Dari Sosmed

$
0
0

Cerita Sex Terbaru – Marsya merupakan gadis yg saya kenal melalui suatu sosmed. Didalam album foto Marsya aku  melihat tubuhnya sangat molek sekali. Umurnya masih belia, skitar 24 tahunan, dia bertempat tinggal di makasar. Namun tubuh Marsya sangat molek sekali. Pada album foto Marsya saya meilhat banyak foto-foto syur, foto Marsya waktu dipantai yg hanya mengunakan BH serta celana dalam saja, foto Marsya yg habis mandi serta hanya memakai epilog handuk saja, serta ada satu yang sangat aduhai seklai, Marsya berfoto bugil berasal depan cermin, tetapi Marsya membalikkan tubuhnya sebagai akibatnya yang terlihat hanya tubuh bugik bagian belakang Marsya saja. Melihat koleksi album foto Marsya ereksi Sex ku eksklusif naik serta saya langsung menghubungi Marsya melalui email yg saya dapay berasal profil sosmed Marsya. Cerita Sex

Cerita Sex Wanita Simpanan Berawal Dari Sosial media

Cerita Sex Wanita Simpanan

Cerita Sex Wanita Simpanan

Didalam email yg saya kirim kepada Marsya aku  memuji kecanMarsyan dan  kemolekan tubuh Marsya. Serta selesainya 2 hari emailku pada Marsya baru dibalas serta Marsya mengucapkan terimakasih atas pujianku. Dengan tanggapan baik dari Marsya, lantas aku  langsung meminta nomer telpon Marsya. Balasan emailku itu pun jua tidak pribadi dibalas sang Marsya, sebagai akibatnya membuatku penasaran. Namun jarak kita yg sangat jauh tidak mungkin aku  pribadi menemuinya, karena saya dijakarta dan  Marsya berada dimakasar. Smbil menunggu balasan email asal Marsya, disela-sela pekerjaanku aku  terus melihat-lihat album foto Marsya, yg semakin lama   aku  melihatnya semakin bahenol dan  membentuk Penisku eksklusif tegang. Cerita Sex teranyar

sesudah 3 jam saya menunggu balasan asal Marsya akhirnya dibalas pula, dia menyampaikan nomer HP nya menggunakan emot mengedipkan mata. Saya semakin tertarik dengan balasan email Marsya tersebut serta aku  pribadi menelponnya. Ditelponku Marsya menyambutnya dengan baik, terdengar suaranya yg sangat merdu sekali, halus dan  aku  berpikir berasal suara yg merdu, halus dan  seksi ini pasti orangnya pula sama seperti yang difoto yang tiyap hari saya lihat. Saat itu aku  menelponnya kurang lebih satu jam, sebab Marsya sendiri orangnya juga lezat diajak ngomong. Satu hari itu saya mampu pribadi akrab menggunakan Marsya, dan  mampu langsung mendapatkan simpati asal Marsya, sebab saya mengeluarkan semua jurusku. Karena aku  yg telah beristri, saat dirumah aku  hanya mampu sms’an saja menggunakan Marsya, dan  Marsya jua selalu membalas sms’ku dengan mesra. Semakin hari saya semakin tidak kuasa dan  saya berniat buat mengunjunginya di makasar. Cerita Sex

Setalah saya berkata niatku pada Marsya untuk mengunjunginya kepada Marsya, Marsya jua senang mendengar niatku tadi serta Marsya jua berjanji akan menyampaikan yang terbaik kepadaku ketika saya di makasar. Janji Marsya membuatku semakin bersemangat serta tak kuasa buat segera pulang kemakasar. Lalu aku  meminta perlop pada atasanku selama seminggu, serta atasanku memberikan ijin karena aku  sudah lebih kurang 3 tahun bekerja. Sementara saya ngomong kepada istriku bila saya ditugaskan sang tempat kerja ke makasar selama seminggu untuk mengurus urusan perusahaan, sebagai akibatnya membuat istriku tidak curiga sama sekali. Serta keesokan harinya sehabis saya ijin, aku  langsung pulang kebandara buat menuju makasar.

setelah satu jam bepergian, akhirnya saya hingga dibandara dan  saya langsung naik taksi menuju keterminal, karena Marsya berjanji buat menjemputku di terminal. Kurang lebih 20m saya bolak balik  berasal pelataran paling bawah ke pelataran paling atas pada terminal itu,  bahkan hampir seluruh warung serta kawasan duduk-duduk para penumpang bis saya intip tanpa ada rasa segan,  meskipun saya permanen relatif malu bila-bila ada penumpang asal kotaku asalku yg mengenal dan  memperhatikanku,  yg mampu saja melaporkan sikapku itu pada isAstriastutiku nanti.  Sehabis capek keliling,  akhirnya saya putuskan buat masuk wartel lalu menghubungi HPnya,  sebab lewat emailku sebelumnya aku  telah berpesan agar tidak dimaMarsyan HP nya hari itu. “Halo,  Marsya yah  di mana kamu sekarang  aku  ini ada di terminal mencarimu semenjak tersebut” demikian kata aku  melalui telepon. “Halo,  betul ini Marsya.  Aku  ada di kampus kini   lagi makan siang ama teman-teman pada warung kampus nih.  Tunggu aja di situ yah,  saya akan segera meluncur ke sana,  tapi tepatnya engkau  nunggu di mana yah ” itulah jawaban Marsya waktu itu seolah memberikan keseriusannya mau ketemu denganku. “Oke sayang,  aku  akan setia menunggumu pada depan wartel belakang pos pungutan masuk,  sudah ngga tahan nih mau ketemu denganmu” demikian jawaban singkat aku  saat itu.

Hampir setiap kendaraan beroda empat,  terutama petek-petek dan  taxi kuamati isinya dan  penumpang yang turun jikalau-jika ia naik tunggangan itu,  meskipun sekali waktu jg kuperhaMarsyan motor yg lewat jangan hingga ia naik motor.  Hanya pada saat lebih kurang 20 mnt lalu,  saya tiba-tiba mendengar suara panggilan asal sebelah kiri di mana saya duduk dengan sedikit tertahan,  “Halo-halo,  eh-eh, ” ternyata suara itu ialah dari asal seseorang gadis belia yg sedang menjinjing tas mahasiswa,  yang nampaknya diarahkan padaku.  Akupun segera berbalik ke arahnya,  tetapi beliau segera berjalan berputar pada samping mobil yang ada di belakangku.  Walaupun sedikit ragu,  akan tetapi keyakinanku lebih akbar menyangsikan jika wanita itu artinya Marsya yang semenjak tersebut saya tunggu,  aku  cari dan  aku  idam-idamkan selama ini.

sembari mengikuti langkah kakinya,  getaran jantungku semakin dag dig dug,  dan  datang-datang dia membalikkan wajahnya sebagai akibatnya kami berhadap-hadapan dan  saling menatap sejenak di tengah-tengah keramaian penumpang yg terdapat di terminal itu,  hanya 30 centimeter jaraknya. “kamu Aidit khan” pungkasnya menggunakan bunyi yang lembut. “Yah,  dan  engkau  Marsya khan” aku  balik  bertanya menggunakan mengarahkan telunjukku pada wajahnya sembari kami tersenyum. Entah apa yg bergejolak pada pikirannya ketika itu,  tapi yg kentara aku  cita rasanya ingin langsung memeluk tubuhnya,  laba  segera kusadari jikalau tempat ini dihuni oleh banyak orang,  yg tak mustahil terdapat yg mengenal kami.  Tanpa banyak basa basi lagi,  dia segera naik kendaraan beroda empat petek-petek serta akupun segera mengikutinya bagaikan kerbau yg dicocok hidungnya.  Di dalam kendaraan beroda empat,  kami banyak mengungkapkan soal ketidak percayaan kami atas pertemuan ini,  bahkan pengakuannya ia sedikit relatif kesal serta hampir putus asa menunggu sejak pukul 10. 00 pagi tersebut di terminal sesuai info yang telah kusampaikan,  namun aku  berkali-kali minta maaf atas keterlambatan datang pada terminal kendaraan beroda empat yg kutumpangi itu.

Dari dua kali pindah petek-petek menuju wisma yg telah beliau janjikan dalam emailnya,  kami tak pernah kehabisan bahan bicara,  bahkan kami duduk sangat kedap,  sehingga anginpun sulit melewati perantaraan duduk kami.  Tubuh kami seolah melengket gunakan lem tanpa terdapat perasaan memalukan sedikit pun berasal penumpang lainnya.  Pada hati aku  biar   mereka memperhatikan kami toh mereka tidak mengenal kami.  Kami bagaikan suami isteri yg baru ketemu sesudah sekian lamanya berpisah.  Betul-benar  saling melepaskan kerin2n.  Sekitar 30 m dari wisma yang kami tuju,  Marsya tiba-tiba menghenMarsyan mobil lalu turun serta akupun mengikutinya.  Maklum saya belum banyak kenal kota Makassar.  Meskipun saya tetap selalu berusaha buat membayar sewa petek-petek setiap turun,  akan tetapi selalu saja Marsya mendahuluiku atau saya kalah cepat membayarnya.  Menjadi seseorang laki-laki ,  akupun merasa berat serta memalukan,  akan tetapi Marsya nampaknya benar -benar  mau mengambarkan janjinya buat menyampaikan layanan 100% Bila aku  tiba menemuinya pada Makassar.

planning rendezvous kami pada kota Makassar betul-benar  sudah sangat matang,  sebab kami sudah membeberkan kelemahan serta keterbatasan kami masing-masing lewat email,  namun kami tetap saling berjanji akan menerima apa adanya,  yang penting tujuan kami hanya satu yaitu saling memberi kepuasan sex sesuai kemampuan serta pengalaman serta asa kami masing-masing. Pekerjaan,  keuangan dan  penampilan, bahkan usia,  kami sudah sepakat buat tidak mempersoalkannya. Demikian seriusnya Marsya mau menyenangkan diriku, sehingga dia siap membantu membayar sewa kamar wismanya dan  siap menyampaikan tubuhnya sepenuh hati buatku dan  mengorbankan perasaannya demi kebahagiaanku nanti.  Bahkan kami telah janjian untuk saling menjilati kemaluan serta mencukur bulunya sebelum rendezvous,  sampai-sampai beliau memberitahukan jadwal tamu bulanannya supaya kedatanganku nanti tidak bertepatan agar dia dpt melayaniku 100%. Sebelum kami masuk wisma tersebut, Marsya menyempatkan diri membeli aqua besar  buat keperluan pada kamar nanti.  Entah buat minum atau apa saja yang membutuhkan air. Sesudah membayarnya, Marsya meminta saya membawa air itu serta apapaun cita rasanya diperintahkan sang Marsya waktu itu sempurna kuturuti karena keseriusannya melayaniku,  padahal Marsya ialah seseorang gadis muda,  mulus,  berkulit putih serta menggairahkan bagiku, apalagi seseorang mahasiswi. Sementara saya termasuk telah setengah baya yang berkulit hitam serta keriput,  punya istri dan  3 orang anak lagi. Siapa tidak bahagia dan  mangga berteman, apalagi bercinta menggunakan wanita mirip Marsya itu yg tulus berkorban buat kesenangan saya.

“Tik,  apa wisma ini cukup safety buat kita  dan  apa selama ini ngga sering-acapkali dirazia sang petugas ” tanya aku  pada Marsya saat kami barengan masuk pintu wisma itu sambil mengawasi di sekelilingnya. “Ngga taulah,  karena baru satu kali aku  ke sini sewaktu pacarku membawaku menggunakan tujuan yang sama sampai saya tahu kawasan ini,  dan  itupun telah usang” jawabnya sambil menceritakan soal insiden persenggamaannya dengan pacarnya tempo hari di wisma tersebut. “mudah-mudahan aja ngga terjadi apa yang kita khawatirkan” ucapnya lebih lanjut. Selesai kami lihat tarif dan  kamar yang kosong pada serlembar kertas di atas meja pelayanannya,  Marsya pun membuka dompetnya serta aku  usulkan buat gabung saja biar   lebih ringan pembayarannya.  Waktu itu,  kami membayar Rp. 100.000 buat 8 jam,  karena nampaknya kamar lainnya penuh seluruh,  dan  kupikir 8 jam itu cukup usang buat kami yang tidak planning menginap. Mampu kami selesaikan beberapa ronde.

Tepat pada jam dua siang,  kami telah masuk di wisma yg tidak perlu aku  sebutkan namanya itu.  Selesainya kami bayar,  kami lalu naik ke lantai 2 mengikuti petugas wisma dan  masuk ke sebuah kamar yang dilengkapi menggunakan air minum, kamar kecil, TV color 14 inc serta sprinbad yg cukup besar  ukurannya.  Sesudah petugas keluar berasal kamar,  tinggallah kami ber2 pada kamar.  Marsya menutup dan  mengunci kedap pintu kamarnya kemudian menutup semua gorden,  kemudian masuk sebentar ke kamar mungil kemudian berbaring pada atas rosban menggunakan pakaian masih lengkap.  Sedangkan saya terlebih jg lebih dahulu masuk kamar mungil buat buang air,  lalu ikut berbaring disamping Marsya.  Sambil berbaring menggunakan pakaian masih lengkap,  kami bincang- bicang serta saling mengutarakan rasa kerin2n kami selama ini.  Tanpa saya sadar,  tangan kananku telah memeluk tubuh Marsya serta Marsyapun tampaknya tidak segan-segan lagi membalas pelukanku,  sebagai akibatnya kami saling berpelukan pada keadaan berbaring menyamping. “saya sangat merindukanmu sayang,  ingin sekali memelukmu” ucapanku sedikit berbisik keMarsya paras kami sudah saling menyentuh sebagai akibatnya napas kami telah saling beradu. “saya jg sangat rindu padamu suamiku,  ayo kita lepaskan kerin2n kita” jawabnya sambil memasukkan lidahnya dalam mulutku,  sehingga kami saling mengisap,  saling bergumul dan  memainkan pengecap pada ekspresi kami masing-masing.

Permainan verbal dan  pengecap kami berlangsung semakin kedap serta relatif lama  ,  sampai kami merasa terengah-engah akibat kecapean mengisap.  Bahkan saya lupa mandi sinkron konvensi kami semula keMarsya kami saling berhadap-hadapan di kawasan tidur itu.  Demikian serunya permainan mulut kami,  sebagai akibatnya tidak ingin cita rasanya terdapat istirahat sejenak serta melewatkan kesempatan sedetikpun dalam kamar itu mumpung masih sempat. Sembari bermain pengecap,  saya mencoba memasukkan tangan kananku ke pada baju kain Marsya sampai masuk ke dalam BH-nya yang ukurannya relatif sederhana.  Menjadi seorang gadis yg jam terbangnya dalam global sex masih relatif terbatas Jika dibanding menggunakan jam terbangku,  tentu ia tidak tahan usang dipermainkan payudaranya,  apalagi aku  remas-remas ke 2 payudaranya menggunakan lembut dan  sekali waktu menindis-nindis putingnya yg mulai mengeras dan  menonjol itu.

Beliau tak bisa lagi sembunyikan kenikmatan yg ia rasakan serta terasa beliau mulai terangsang,  yg sangat kedengaran berasal suaranya yg mengerang-erang kecil.  Utungnya tidak ada orang yg dekat menggunakan kamar itu,  karena memang kamar itu berada dibagian paling depan dan  disudut wisma sebagai akibatnya kami leluasa bersuara agak keras menjadi indikasi kenikmatan yang kami alami. “Ngga mau mandi dulu Kak ” katanya mengingatkanku,  karena kebetulan saya keringatan akibat bepergian jauh berasal daerah tersebut. “Nantilah,  setelah kita bermain-main dulu,  biar   kita lebih lama   bercumbu rayu” jawabku sambil tetap memainkan lidah ke pada mulutnya dan  meremas-remas teteknya yang montok itu. Tetapi sebab ia nampaknya sudah sangat terangsang,  ia tiba-datang melepaskan pelukannya serta mengeluarkan lidahku dari pada mulutnya lalu duduk sembari satu demi satu beliau buka kancing bajunya hingga terlepas dari badannya.  Aku  hanya mampu menatap indahnya tubuh seorang gadis mahasiswi.  Mulus serta putih,  namun sedikit agak gemuk sebanding menggunakan gemuk tubuhku,  meskipun dia sedikit pendek berasal berukuran badanku.  Rona kulit kami sangat perbedaan nyata  sebab kulitnya putih sementara kulitku agak hitam.

Selesainya ia melepaskan baju kain yg dikenakannya,  beliau lalu pulang berbaring.  Akupun melepaskan baju lengan panjang yang kukenakan seperti halnya pagawai kantoran saja.  Kami kembali berpelukan serta bergumul pada atas kasur yg empuk.  Kali ini aku  menindihnya meskipun beliau masih mengenakan BH rona putih,  sementara saya masih mengenakan baju dalam.  Tetapi hal itu tidak hingga bertahan lama  ,  sebab saya tidak tahan lagi mau segera melihat isi dalam BH nya,  sebagai akibatnya aku  lepaskan kaitnya berasal belakang lalu meremas-remas secara bebas dengan ke2 tanganku,  bahkan segera kujilati dan  mengisap-isap putingnya yg agak bulat dan  sedikit membesar.  Sehingga dia kegirangan seolah ingin teriak keMarsya aku  maju mundurkan mulutku pada putingnya,  yang kedengaran bunyinya dampak air liurku yg membasahinya. Tanpa aba-aba berasal Marsya,  sayapun segera merosot rok panjang yang dikenakannya,  lalu kugigit-gigit serta kutusuk-tusuk kemaluannya dari luar celana dalamnya.

asal luarnya menggambarkan jika daging yg terbungkus celana dalamnya itu sangat montok dan  kenyal dan  sedikit mulai basah.  Aku  tidak mampu lagi bertahan menjilatinya asal luar,  sebagai akibatnya aku  segera saja menariknya keluar lewat ke2 kakinya.  Ternyata dugaanku sahih,  pada antara selangkangan Marsya terdpt seonggok daging yang cukup empuk menggunakan tonjolan daging kecil antara ke2 belahannya Nampah warnanya agak kemerahan dan  kulit disekelilingnya jg berwarna putih seolah baru saja dicukur bulu-bulunya sinkron permintaanku pada emailku sebelum rendezvous.  Sekarang Marsya pada keadaan bugil penuh sambil baring dengan merenggangkan ke2 paha yg menjepit daging empuk itu.

Tanpa saya tatap usang-lama  ,  aku  segera menjulurkan lidahku menelusuri daging empuk yg terbelah dua itu.  Nampaknya aku  tidak terlalu sulit masukkan lidah ke lubang tengahnya itu,  sebab memang telah beberapa kali ditusuk serta dimasuki benda tumpul alias Penis sebelum kami sebagaimana pengakuannya lebih dahulu padaku lewat emailnya bahwa dia sudah beberapa kali berhubungan sex menggunakan pacarnya,  namun tidak hingga memuaskannya.  Semakin lama   semakin kupercepat gocokan lidahku kedalam memeknya sebagai akibatnya mengeluarkan suara seperti kucing yg menjilat air.  Marsya semakin histeris serta menggerak-gerakkan pinggulnya serta beliau mengangkat tinggi-tinggi kedua kakinya sampai ujungnya bersentuhan dengan bahunya sembari tetap merenggangkannya.

Aku  semakin leluasa memasukkan lidahku lebih pada dan  memutar-mutarnya sehingga terasa memek Marsya semakin mengeluarkan cairan yang membasahi seluruh dinding lubang memeknya. “Aduh. .  Kak. .  Lezat sekali Kak. .  Terus Kak. .  Aahh. .  Uhh. .  Mm. . ” hanya bunyi itulah yang berulang-ulang keluar asal ekspresi Marsya keMarsya aku  menggerak-gerakkan ujung lidahku pada lubang memeknya. “engkau  merasa lezat sayang  Bagaimana kini    saya masukkan saja ” pertanyaan aku  sambil kupermainkan lidahku dalam lubangnya. Auh. .  Hee,  ohh. .  Ehh. .  Mm. . ” suara itu semakin menaikkan rangsanganku sehingga akhirnya aku  secara berturut-turut membuka celanaku satu demi satu menggunakan dibantu oleh Marsya sampai tubuhku telah telanjang bulat.

Kini   kami saling bugil dan  saya sedikit mundur persis pada belakang pantatnya sambil berlutut serta mengarahkan ujung Penisku di memek Marsya yg sudah basah dan  sedikit terbuka itu.  Sebelum saya sempat menusukkan ujung penisku ke lubang memek Marsya,  Marsya terlebih dahulu meremas dan  mengocok-gocok dengan tangannya sebagai akibatnya aku  semakin tidak tahan lagi bermain-main di luar.  Kini   senti demi senti kudorong ke depan hingga ujung kemaluanku pas tertuju di lubang kemaluannya.  Marsya hanya membantu dengan kedua tangannya membuka ke 2 bibir memeknya itu,  sebagai akibatnya Penisku dpt menembus lubang memeknya menggunakan simpel.  Aku  mengangkat tinggi-tinggi ke2 kakinya sampai ujungnya berada pada atas ke 2 bahuku.  Kurasakan Penisku masuk menyelusup ke dalam memeknya Marsya tanpa suatu kesulitan yang berarti hingga seluruhnya amblas.  Marsya semakin mengerang serta napasnya terengah-engah bagaikan orang yang lari dengan kencangnya.  Suara dan  napas kamipun saling memburuh,  sekujur tubuh kami dibasahi oleh keringat.  AC pada kamar itu nampaknya tidak terasa pengaruhnya.

Marsya menarik pinggulku menggunakan keras serta akupun menekan Penisku ke dalam memeknya jg dengan keras sehingga pera2n antara Penisku dengan memeknya semakin pada dan  kencang.  Genjotan Penisku semakin kupercepat hingga-hingga peraduan paha kami mengakibatkan bunyi relatif akbar.  Kami sempat memperhaMarsyan gerakan-gerakan kami itu di cermin akbar yang ada di samping daerah tidur,  yang diselingi menggunakan bunyi TV 14 inch yang sengaja kami keraskan suaranya agar tidak hingga orang curiga atas perbuatan kami dalam kamar. Keringat yang membasahi tubuh kami semakin bercampur,  sehingga terasa tubuh kami saling lengket.  Marsya nampaknya tidak puas menggunakan posisi pada bawah,  diapun segera mengeluarkan Penisku asal dalam Memeknya kemudian merobah posisi.

beliau menggunakan sigapnya mengangkangiku lalu memasukkan kembali Penisku dalam Memeknya lalu beliau dengan cepatnya menggerakkan pinggulnya ke arah kiri serta ke kenan,  ke bawah serta ke atas,  sehingga saya semakin sulit menunda lahar hangat yg tertampung pada penisku.  Bahkan beliau memperlihatkan padaku buat membalikan tubuhnya membelakangi wajahku agar dia dpt menggunakan kentara mengamati gerakan-gerakan kami lewat cermin,  tetapi aku  menahannya agar tidak mengeluarkan lagi Penisku dari pada Memeknya karena terasa saya telah sangat mendesak ingin muncratkan spermaku. Mungkin efek capek habis naik mobil berasal jauh barusan,  sebagai akibatnya saya betul-benar  kecapean dan  sulit lagi mempertahankan gejolak sperma yang memaksa ingin keluar.  Tanpa seizin Marsya,  spermaku kutumpahkan dalam Memeknya meskipun saya masih terus memompa memek Marsya berasal bawah dan  mengikuti gerakan Marsya sampai benar -betul Penisku keluar menggunakan sendirinya karena kehabisan cairan serta energi.  “Istirahat aja dulu Kak bila capek,  saya ngerti kok kakak ini terlalu capek habis naik kendaraan hampir seharian” istilah Marsya dengan bijaksana sembari turun berasal atasku lalu berbaring pada sampingku.

Dia nampaknya tidak kecewa dan  relatif mengerti atas keadaanku,  sebab masih poly kesempatan buat mengulangi permainan kami sebentar.  Apalagi sebelum kami melakukan semua itu,  dia pernah berjanji akan memuaskanku serta ia tidak bakal kecewa atas keterbatasanku serta tidak terlalu menuntut untuk dipuaskan Bila saya tidak bisa. Mendengar kata-istilah Marsya itu,  aku  merasa malu serta tidak tau harus berbuat apa,  karena janji yg pernah kuucapkan pada emailku buat memuaskannya,  ternyata tidak mudah aku  jadikan fenomena.  Entah,  apa aku  yg terlalu lemah serta loyo atau Marsya yg terlalu bertenaga serta tak simpel mencapai zenit kenikmatan seperti yg pernah disampaikanku lewat email bahwa sudah beberapa kali ia bersetubuh dengan pacarnya akan tetapi dia tidak pernah mencicipi puncak  kenikmatan sex.  Apalagi usiaku jauh lebih tua di atas 10 tahun dari usianya,  sehingga seharusnya saya perlu obat penambah kekuatan serta daya tahan buat mengimbanginya.

Tetapi aku  terlalu ceroboh serta kurang memperhitungkannya,  sebagai akibatnya aku  terpaksa KO lebih awal sebelum ia ada tanda-tanda akan puas.  Saya terlalu mengandalkan pengalamanku yang memiliki jam terbang lebih banyak dari dia,  apalagi selama ini hampir semua perempuan   yg kusetubuhi merasa KO lebih dulu karena kemampuanku pada merangsang. “Maaf yah sayang,  aku  terlalu capek berasal daerah,  seharusnya istirahat lebih dulu sebelum kita berperang pada atas kasur ini” istilah aku  buat memberi alasan agar ia tidak putus harapan. “Nga apa-apa kok Kak,  saya khan tidak terlalu berharap asal Kak buat dipuaskan,  sebab aku  hanya mau melihat abang puas dan  bahagia bersamaku apalagi aku  memang tidak praktis mencapai kepuasan sex Kak” jawabnya menggunakan sedikit tersenyum tanpa ada rasa kecewa sedikitpun diwajahnya. “saudara tertua janji,  ronde ke 2 nanti,  akan kuusahakan agar saudara termuda bisa jua mencicipi nikmatnya Sex.  Saya memalukan serta tidak mau dikatakan hanya mementingkan diri sendiri,  apalagi pasti akan membentuk kenangan buruh dihati adik sepanjang masa,  kita istirahat sejenak aja dulu Dik” begitulah ucapan saya di Marsya mencoba memberi asa yg besar .

setelah aku  ke kamar mandi membersihkan kemaluanku,  aku  kembali berbaring disamping Marsya serta berusaha merayu,  memeluk serta mencium bibir serta keningnya dan  mengelus-elus puting susunya.  Tiba-tiba aku  teringat pada vitamin yang sengaja kubawa dari wilayah menjadi obat yang dpt mengembalikan kondisi tubuh,  khususnya bagi yg berusia lanjut.  Saya bangkit dari daerah tidurku,  lalu menelannya dua biji,  lalu kembali berpelukan menggunakan Marsya pada atas kasur empuk itu.  Ternyata tidak sia-sia,  hanya pada beberapa menit saja,  Penis aku  mulai terasa mengeras pulang,  apalagi selesainya dipegang-pegang sang Marsya. “yuk,  kita mulai lagi” kataku sambil tersenyum di Marsya. “Apa saudara tertua telah siap lagi  Istirahat aja dulu sebentar Kak,  waktu kita masih ada beberapa jam lagi pada wisma ini” ucapnya seolah tidak mau memaksa kemampuanku.

Sambil mengatakan begitu,  Marsya mulai meremas-remas Penisku dan  nampaknya ia jg sangat menginginkan hal itu.  Marsya segera bangun serta kembali mengangkangi tubuhku lalu mencoba memasukkan Penisku ke dalam memeknya yang masih basah karena belum dicuci.  Ia sengaja saya minta supaya lebih aktif asal saya,  karena saya masih agak kecapean.  Penisku yang sudah mengeras kembali itu tidak terlalu sulit dimasukkan sampai seluruhnya amblas ke pada lubang memeknya.  Marsyapun mulai menggenjot terus dan  pulang mengakibatkan suara spesial  ,  bahkan kali ini beliau berbalik membelakangi wajahku sehingga ia tertawa mungil melihat gerakannya pada cermin pada sudut kamar itu.  Sehabis dia puas memandangi posisi kami,  Marsya lalu turun dan  mencoba nungging di depan saya.  Sayapun mengerti maksudnya.  Berkali-kali saya arahkan ujung penisku pada memeknya yg agak sedikit menganga berasal belakang,  tapi selalu saja mengenai lubang duburnya,  sebagai akibatnya ia menegurku sebab merasa kesakitan.

Mungkin Marsya atau saya yang kurang cocok dengan posisi itu,  sehingga kami tidak jadi menerapkan posisi nungging itu,  melainkan Marsya kuminta berbaring terlentang lalu saya pulang menindihnya serta memasukkan Penisku dengan mudah lalu menggenjotnya dengan lebih keras dan  cepat.  Kali ini berlangsung agak usang daripada ronde pertama tersebut. “Ngomong ya Kak Bila kau mau muncrat supaya aku  tahu” katanya berbisik. “Yah sayang,  tapi masih jauh cita rasanya” jawabku singkat. Peluh kami mulai bercucuran serta basah sekali sekujur tubuh kami.  Walaupun aku  sudah berusaha menahan spermaku buat tidak terlalu cepat keluarnya,  namun tetap saja Marsya belum terdapat gejala akan mencapai puncaknya. “Auh. .  Iihh. .  Eehh. .  Aahh. .  Uuhh. . ” itulah bunyi-bunyi yang menyertai gerakan pinggul Marsya saat saya semakin mempercepat gerakan pantatku menekan pnisku masuk lebih dalam lagi.  Sementara saya permanen berusaha buat tidak mengeluarkan suara meskipun saya mencicipi suatu kenikmatan yang luar biasa dibanding aku  bersetubuh menggunakan isAstriastutiku. “Bagaimana sayang,  masih jauh  aku  sudah mulai mau keluar nih,  nga apa-apa khan saya keluarkan pada pada saja ” kataku berterus terang. “Silakan Kak,  aku  telah makan obat pengaman,  ngga bakalan hamil kok,  ibuku khan bidan,  jadi praktis kudptkan obat mirip itu” katanya meyakinkanku.

Tidak seberapa lama   kemudian,  akupun muncrat pada Memeknya serta kali ini Marsya merasakannya dengan denyutan Penisku.  Saya tetap berusaha menahan Penisku pada memeknya,  sehingga dia merasa hampir mencapai puncaknya. “Kak,  kayaknya saya sudah mau keluar nihh,  auhh,  mm. .  Hh” ucapnya sembari terengah-engah dan  bersuara agak keras. “Bagaimana,  telah hampir sayang  aku  capek sekali nih” kataku terus jelas mengalah,  karena Penisku telah mulai loyo serta kehabisan tenaga sehingga sulit sekali bertahan di pada. Penisku menggunakan sendirinya keluar dari dalam memek Marsya,  sebagai akibatnya kamipun berhenti bergoyang,  nampun Marsya permanen tidak menunjukkan kekecewaan serta putus harapan pada wajahnya. “aku  sudah merasa sedikit lebih puas asal ronde pertama tersebut atau mungkin tadi aku  udah muncrat akan tetapi aku  ngga mengetahuinya” demikian pungkasnya seolah senang  serta senang atas pertarungan kami pada ronde ke-dua. “Kita masih punya saat sekitar 3 jam lagi di kamar ini sayang,  praktis-mudahan kita masih bisa lanjutkan ke ronde yg ke 3,  kita habiskan saja semua residu-sisa  kemampuan kita pada kawasan ini,  karena kapan lagi kita dpt kesempatan mirip ini” kataku penuh harap. “jikalau sudah capek serta nga bisa lagi Kak,  ngga usah diteruskan dan  dipaksakan,  khan telah sama-sama kita mencicipi suatu kenikmatan yang cukup,  nanti lain kali aja kita mampu lakukan,  saya selalu siap kok kapan aja kakak mau dari beritahu lebih dulu” istilah Marsya menggunakan santun dan  penuh penghormatan serta afeksi padaku,  sehingga saya merasa tidak enak serta berat padanya.

Kali ini,  saya kembali ke kamar mandi membersihkan penis aku  yg berlepotan menggunakan sperma,  dan  Marsyapun menyusul,  kemudian kami sama-sama mengenakan celana pada kemudian berbaring sambil berpelukan,  bermesraan,  bahkan aku  berusaha terus merangsangnya,  terutama di bagian payudaranya dengan mengisap-isap putingnya serta meremas-remasnya serta mengecup pipinya.  Kami saling bercanda serta bersenda gurau layaknya suami isAstriastuti yang seolah tidak ada beban dan  ketakutan sama-sekali.  Cukup usang kami bermain-main di atas kawasan tidur itu tanpa pakaian kecuali celana pada.  Sekali waktu Marsya menyentuh penisku dan  meremas-remasnya dari luar celana pada,  sedang saya jg menyentuh dan  mengelus-elus Memeknya. “Kak,  istirahat saja dan  tidurlah,  biar   lebih segar perasaannya,  saya cita rasanya ngga capek dan  nga ngantuk” ucapnya merayuku berkali-kali agar aku  berusaha tidur.  Akan tetapi saya selalu takut kalau-jikalau dia meninggalkan aku  sendirian pada kamar itu,  sebagai akibatnya mataku jg tidak mau tertidur apalagi sulit lagi kami dptkan kesempatan emas seperti ini.

Entah pengaruh asal mana,  tapi yg jelas datang-tiba Penisku balik  tegang serta berkecimpung-gerak pada celana dalamku,  sebagai akibatnya dirasakan juga oleh Marsya yg sedang berbaring pada bagian bawah perutku.  Mungkin akibat vitamin yg kutelan tadi atau karena senda gurau kami yang terlalu asyik.  Marsya datang-tiba bangkit dan  duduk di sampingku sembari tertawa. “Wah,  ternyata bangun lagi Kak,  apa abang masih siap melanjutkannya buat ronde yg terakhir sebelum kita keluar asal wisma ini kak ” tanyanya dengan tersenyum serta nampak dia gembira melihat reaksi itu. “Boleh saja,  akan tetapi isap dulu donk biar   lebih keras serta mengembang lagi agar dpt bertahan lebih lama  ” jawabku dan  meminta dia lebih aktif. “Ayolah,  ayo kita coba mulai” pungkasnya terburu-buru sembari membuka celana dalamku dalam keadaan aku  tetap terlentang.  Hangat dan  nikmat sekali. “Ahh. .  Usst. .  Oohh. .  Aduhh. .  Eenakk sekali sayang. . ” begitulah eranganku berkali-kali keMarsya Marsya meraih dan  memasukkan Penisku ke pada mulutnya lalu menggocok-gocoknya menggunakan mulut. Selesainya saya merasa Penisku relatif keras serta mengembang lagi pada verbal Marsya,  saya dengan segera bangkit dari tidurku kemudian menarik celana dalam Marsya hingga keluar semuanya.  Kali ini saya tarik Marsya berbarik sambil miring sebagai akibatnya kami berhadap-hadapan,  kemudian aku  coba mengangkat satu pahanya ke atas dan  memasukkan pahaku ke pada selangkangannya,  kemudian menusukkan Penisku ke lubang memeknya hingga amblas seluruhnya.

Klik  :  Nonton Bokep Online

Beberapa mnt kami dalam posisi seperti ini sembari kami menggerak- gerakkan pantat maju mundur,  akupun mengangkat Marsya ke atasku sebagai akibatnya dia menindihku tanpa melepaskan Penisku dari kemaluannya.  Kali ini Marsya dengan keras serta cepatnya menggoyangkan pinggulnya maju mundur serta kiri kanan,  bahkan dia menarik kepalaku ke atas sehingga kami 1/2 duduk kemudian duduk dengan meletakkan ke 2 pahanya pada atas ke 2 pahaku,  kemudian pinggul kami bergerak seirama seolah kami saling mendorong serta menarik.  Kami tidak mengganti lagi posisi sampai kami sama-sama mencapai puncak  kenikmatan,  meskipun aku  yakin Jika Marsya belum mencapai kenikmatan Sex 100%,  tapi ia mengaku telah merasa puas mencicipi kenikmatan Sex yg belum pernah dia alami sebelumnya. Terselesaikan membersihkan badan dan  berpakaian lengkap,  kami saling mengecup dan  ciuman menjadi tanda terima kasih sekaligus perpisahan ad interim sebab aku  mau balik  ke daerah asalku.  Kami berjanji akan mengulangi lagi setiap terdapat kesempatan.

Cerita Sex Terbaru | Cerita Sex Tante | Cerita Sex Sedarah | Cerita Seks | Cerita Sex Bergambar

Posting Cerita Sex Wanita Simpanan Berawal Dari Sosmed ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Nafsu Sex Tante Bergairah

$
0
0

Cerita Sex Tanteku mempunyai tubuh yg spesial diman tinggi badannya 170 centimeter ukuran susunya 34 B dan  beliau masih belia kira kira 29 tahun, Sebenarnya dulu aku  senang sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja waktu beliau sedang mandi karena memang pada kawasan kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng serta tanpa berpintu, jadi bila ada yg mandi pada situ hanya menggunakan melampirkan handuk pada tembok yg menjadikan pertanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

Cerita Dewasa Tante Nafsu buat Bersetubuh

Cerita Sex Tante Bergairah Haus Sex

tidak hingga pada situ saja, kadang tanteku ini suka  memakai baju tidur yg contoh terusan tipis tanpa memakai BH dan  itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi saya seringkali sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan  itu otomatis saat dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar  serta montok.

Hal ini dilakukan sebelum beliau menyiapkan keperluan sekolah anaknya, bila om-ku umumnya tidak terdapat di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku  melamunkan bagaimana cita rasanya Bila aku  melakukan persetubuhan dengan tanteku itu

namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sembari ber-onani. Rupanya anga-anganku itu bisa terkabul waktu aku  sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan  om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

Peristiwa itu terjadi saat saya sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan menggunakan warung tanteku. Waktu itu saya ingin merogoh rokok, saya pribadi menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yg akan dibelanjakan nanti.

“Tante, Didik mau ambil rokok, nanti Didik bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang sempurna di belakangnya sambil meneruskan menulis menggunakan posisi membungkuk.

Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil terdapat di sebelah tanteku tanpa sengaja aku  menyentuh butir dadanya yang kebetulan tanpa menggunakan BH. “Aduh! Hati-hati dong jikalau mau mengambil rokok.

Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut mungil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Tetapi sebab tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang tidak mengecewakan besar  itu.

“Maaf Tan, aku  tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Didik ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Menggunakan segera kuambilkan minyak urut yang ada pada dalam, namun ketika saya masuk balik  di pada warung secara perlahan, aku  melihat tante sedang mengurut dadanya akan tetapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja.

“Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja saya mengatakan relatif keras sembari berpura-pura tidak melihat apa yg tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku relatif terkejut dan  segera merapikan bagian atas bajunya yg masih menggelantung pada bagian pinggangnya.

Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku buat lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku  langsung menawarkan jasaku buat mengurut dadanya yg sakit, namun tanteku agak takut.

Pelan-pelan menggunakan sedikit memaksa saya berhasil membujuknya serta akhirnya saya dapat ijinnya untuk mengurut tetapi dilakukan asal belakang.

Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan juga kumemainkan jariku asal belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga waktu tanteku mengetahui aksi nakalku.

“Didik! Engkau  jangan nakal ya!” seru tanteku tetapi tidak menepis tanganku asal badannya yg sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku  tidak menyia-nyiakan serta secara aktif saya mulai menggunakan kedua tanganku buat mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi asal depan sang selembar baju itu.

“Ohh… oohh…” seru tanteku saat tanganku telah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya.

“Jangan… Didik… jang…” tante masih merintih namun tak kuacuhkan malah menggunakan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan eksklusif dengan diriku. Lalu menggunakan leluasa kumulai menciumi susu yang pada sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya.

Kemudian aku  mulai mencucupi ke 2 puting susunya secara bergantian serta tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya ke 2 susunya.

Tidak hingga pada situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha buat memegang kemaluanku yang telah dari tadi mengencang. Ketika beliau mendapatkannya secara perlahan, Didikcok-campurkan dan kocok btg kemaluanku secar perlahan serta tiba-tiba tanteku merogoh sikap jongkok namun sembari memegang kemaluanku yg lamayan panjang.

Buat diketahui, btg kemaluanku panjangnya lebih kurang 20 centimeter menggunakan diameter tiga,lima cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun menggunakan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan serta semakin lama   semakin cepat.

“Ah… ah… ah… yak.. Begitu… terus… terus…” erangku sembari memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum btg kemaluanku. Lalu karena saya sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk pada pinggir meja dimana tersebut dia menulis

serta dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD serta menggunakan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan  terlihatlah gundukan kemaluannya yg sudah basah.

Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan  kumain-mainkan klirotisnya. “Ah… ahhh.. Didik, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa waktu lalu rupanya tanteku akan mengalami orgasme, beliau eksklusif memegangi kepalaku supaya permanen pada belahan kemaluannya serta lalu mengeluarkan cairan surganya pada mulutku,

“Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga  tanteku. Lalu tanteku relatif lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.

Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan  menggunakan sedikit agak keras saya dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar ke 2 kakinya dan  mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya.

Agak susah memang karena memang saya agak kurang berpengalaman dibidang ini tetapi rupanya tanteku bisa memahaminya. Menggunakan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku sempurna pada lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Didik!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

Waktu baru masuk ketua kemaluanku tanteku mulai relatif meringis tetapi aku  telah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku bisa masuk seluruhnya. “Didik… akh…” jerit mungil tanteku ketika kumasukkan semua batang kemaluanku di pada lubang kemaluannya yang lumayan basah tetapi relatif sempit itu sembari merapatkan kedua kakinya ke pinggangku.

Perlahan saya melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir 3 puluh mnt kemudian gerakanku makin lama   main cepat. Rupanya saya hampir mencapai puncak .

“Tan… aku … aku  mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “dikeluarkan di pada saja, Dik!” balas tanteku sembari menggeleng-gelengkan mungil kepalanya dan  menggoyangkan pantatnya secara beraturan.

“Tan… saya… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sembari masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya supaya kemaluanku bisa masuk seluruhnya sembari menyemburkan air surganya buat ketiga kalinya.

“Cret… cret… cret…” hampir 5 kali saya memuntahkan air surga  ke dalam lubang kemaluan tanteku dan  itu jua pada campur menggunakan air nirwana tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya waktu mengeluarkan air surga  yg dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah serta tanteku secara perlahan bangun buat berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yg masih dibanjiri sang air surga . “Didik! Engkau  nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini pada Tante, tapi Tante suka  kok,

Tante puas atas kenakalan engkau ,” bisik tanteku perlahan. Aku  hanya bisa terseyum, sambil meningkatkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan sang tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu beliau masih menyempatkan dirinya buat memegang kemaluanku yang lumayan akbar ini.

Inilah pengalamanku yang pertama, serta semenjak itu kami kadang mencuri waktu buat mengulangi hal tersebut, apalagi Jika aku  atau tanteku ingin mencoba posisi baru serta sempurna ketika Om-ku dan  anak-anak tanteku berangkat sekolah. Kini   hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yg menerima tugas di wilayah.

Cerita Sex Tante | Cerita Sex Terbaru | Cerita Sex Bergambar | Cerita Dewasa | Cerita Sex Bokep |Cerita Sex Sedarah

Klik : Nonton Bokep Online

Posting Cerita Sex Nafsu Sex Tante Bergairah ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.


Cerita Sex Dengan Guru Di Kelas

$
0
0

Cerita Sex –  ini diawali dari ingatanku waktu dulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit. Inilah yang melatar belakangi Cerita Sex Panas yang akan saya ceritakan untuk anda semua.

Mungkin banyak juga yang memfavoritkan ibu guru, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi, jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani , okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa bercinta dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membuat anda senat senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.

Cerita Sex Terbaru Paling Hot 2016

Cerita Sex,Cerita Dewasa,Cerita Terbaru

Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.

Namaku Doni, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.

Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.

Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu siska, aku terkejut. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.

Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas pantat Bu Siska yang padat, sedangkan tangan Bu Siska melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.

Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Rio. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rio juga diembatnya. Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Siska menguru-urut jalan tol Pak Rio. jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Siska membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Rio. jalan tol Pak Rio diciuminya.
“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Rio.

Bu Siska tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rio.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.

Pak Rio mengerang ketika Bu Siska mengulum jalan tolnya. Seluruh batang jalan tol Pak Rio masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rio maju mundur didalam mulut Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rio merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.

Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik dan menjambak kepala Bu Siska.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Siska.

Bu Siska tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rio seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

Dan crott! crott! crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum cairan sperma itu. jalan tol Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rio bersih. jalan tol Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.

Pak Rio yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.
“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska.
“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Rio sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Siska.

Bu Siska melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Siska tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.

Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. tempe Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Siska. Bu Siska menjerit nikmat.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Siska menghiba.
Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Siska. Disibaknya bibir tempe Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati tempe Bu Siska.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah.

Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Siska. Dihisapnya tempe Bu Siska dari bagian luar kedalam. tempe Bu Siska yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.

“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska.
Hampir seluruh bagian tempe Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati tempenya hingga bersih.
“Kamu puas Sis?” tanya Pak Rio ********
“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Siska.
“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rio menolak.
“Kamu pengecut Rio! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Siska jengkel.

Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya sambil memohon.

Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya.

Sampai didepan selangkangan Bu siska, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.
“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Siska ketika tahu tempenya kujilati.
“Tenang Bu! Saya Doni murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu.
Bu Siska tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima kehadiaranku.
Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Siska. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.

“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari tempe Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.
Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran jalan tolku yang tegang penuh.

“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.
Bu Siska mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.
Bu Siska menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.
“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.

Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.

Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Siska mendesah.
Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.

“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.
Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit histeris.

Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu siska mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.
Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.

“Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.

“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.

Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska sudah bisa menikmati sentuhan jalan tolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.
Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.

“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Siska menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.

“Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngentot. Satu malam bisa sampai empat kali.

Cerita Sex Dewasa | Cerita hot | Cerita Seks | Cerita Sex Sedarah | Cerita Bokep | Terbaru 2016

Posting Cerita Sex Dengan Guru Di Kelas ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Waktu Smp Nyobain Sama Budeku

$
0
0

Cerita Sex Smp – Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu sekali.
Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun.

Cerita Sex Nyobain Bude Waktu Mandi bareng

Cerita Sex Tante,Cerita Sex Mandi Bareng,Cerita Sex Smp
Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil”

“Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”
“Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”
“Kan ada bi ijah “
“Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya.

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek”

“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.

“Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata wulan tetangga sebelah rumahku

“eh rik tumben mau ke sungai….” Katanya ramah
“Ya nih di paksa bos… “
“Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “
“Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian bayiku siapa kapan keringnya”
katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai.

Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.

Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk

”Kapan kamu kesini rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.

“Apa wul aku lagi gak konsen..” ia memalingkan badan kearahku
“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..”
“Oh aku baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,.

Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.
“Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku
“Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang
handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam
berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.

“Anakmu siapa namanya…?”
“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.

Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya

“Cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..”
“Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan
membalas siramanku

“Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.

“Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa

” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya

”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar
samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sambil menarik
tangannya, untuk beberapa saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk
mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari
menyeka air di kepalaku.

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya. Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat setelah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku.

“Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk
itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam basah. Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil
tersenyum sendiri

“Awas bisa gila lho tersenyum sendiri…” ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya
“Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila …” katanya sambil berdiri
“Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya
“Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah
satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya

“Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua
bibir bawahnya ”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus memeknya dengan handuk
sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya.

Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu
besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat..

“Berani cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu
menggairkan

“Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli,

“Ih…” katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku

“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri
“Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berlalu,

* * *

bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil mengembalikan tenaga setelah swalayan. Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.

“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya
“Mana? Masih baru nih..” katanya sambil melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya,

“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “
“Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka
pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.
“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang
burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita gak mandi bareng…” ia tersenyum
“Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?”
“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya
sehingga seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.
“Sana taruh di pinggir “

aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya. Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu.

“Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah
“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku
“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”
“Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”

Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.

“Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.

“Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar
bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian
mengusap-usapnya
“Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya
“Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil
“Ri ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh
dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai
meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir
pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia
menggosokkan sabun pada penisku.

“Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..”
“Ya donk masak mau kecil terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri
mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan
seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.

Ia kemudian terduduk, seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu,

”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan.

“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun

“Geli ah li.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan
menggantung

“Burungmu dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.
“Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku mengangguk kemudian
“ Bi.. kamu gak lagi mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya
“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir
putingnya
“yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya,
aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras
menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya
“Kamu gak papa ri?” katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman“

ia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil
dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku
kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku

“Enak kan…?” ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku
“Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya.
Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya
“ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya.
“Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli
“Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali
“Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga
penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.

Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,
“uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya,
“Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.
“Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….” aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang
‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi
sebentar kemudian dia menduduki kakiku,
“ayo aku dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya
“bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti…”
“Ayo sayang … bibi juga gak lama lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..
“uh.. ah… “ bergantian kami mengucapkannya
“Stop bi… aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar “crot,,,,” mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak

“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum
“Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan.

Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun
“ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas
“Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil memeluknya..

Cerita Sex Tante | Cerita Sex Smp | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Bergambar | Cerita Sex Abg

Mau Nonton Bokep Klik : Bokepmovie.online

Posting Cerita Sex Waktu Smp Nyobain Sama Budeku ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Selingkuh Istri Teman Binal

$
0
0

Cerita Sex Selihkuhi Istri Temanku – Sebut saja namaku Arif (24 tahun), aku masih kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Surabaya , aku memiliki kenangan yang indah bersama seorang wanita bernama Ima, (28 tahun) dia adalah istri temanku sekampung yang bernama Haris (35 tahun) dan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Perselingkuhanku dengan Ima terjadi setahun yang lalu. Semua berawal dari pertemuanku dengan Haris yang tidak sengaja di sebuah kantor bank swasta di Kota Surabaya. Kami sama-sama terkejut karena bisa bertemu di kota perantauan, karena kami sebenarnya berasal dari Kota Kebumen.

Cerita Sex Selingkuh

Cerita Sex Selingkuh Istri Teman Bina Doyan Seks

 

 

Setelah pertemuan itu Haris mengajak aku mampir ke rumah kontrakannya dan disanalah aku diperkenalkan dengan Ima, istrinya. Terus terang saat pertamakali bertemu aku sudah tertarik pada Ima karena cantik dan ramah, namun demikian aku sadar diri kalau dia ada yang punya. Singkat cerita… aku jadi sering main di rumah Haris dan aku jadi akrab dengan Ima.

Cerita Sex Selingkuh | Sekitar 3 bulan kemudian Haris dan Ima menawariku untuk tinggal dirumahnya dari pada aku kos sendiri, itung-itung menghemat biaya kuliah, karena masih ada kamar yang kosong dirumahnya. Tentu saja aku langsung menerima tawaran itu dan akupun segera pinndah ke rumah Haris. Sejak tinggal bersama itu aku makin sering berinteraksi dengan Ima dan… perlahan akupun semakin tertarik padanya, aku sering mencuri-curi pandang untuk melihat kecantikannya.

Setiap pagi dan sore hari aku dapat melihatnya ketiaka dia selesai mandi karena selain waktu tersebut dia selalu berpakaian tertutup dan berjilbab… kulitnya yang putih dan bodynya yang bahenol selalu membuatku gregetan… dan untuk melampiaskan hasratku aku selalu beronani ria di kamar mandi dengan berkhayal ngentot bersama Ima. Kegiatan itu selalu kulakukan hingga akhirnya sebuah kesempatan datang. Saat itu Haris mendapat tugas dari kantornya untuk mengikuti training karyawan di kantor pusat Jakarta salama 10 hari.

Setelah Haris pergi akupun mulai merancang strategi untuk merayu Ima agar mau di entotin. Dan rencana itu akhirnya berhasil pada hari ke 4 setelah Haris pergi. Saat itu pagi hari seperti biasa aku selalu mengintip Ima mandi, mumpung ada kesempatan saat suaminya tidak dirumah. Namun pagi itu benar-benar istimewa, karena Ima tidak hanya mandi, tetapi juga bermasturbasi dengan buah ketimun yang telah disiapkannya… dan inilah kesempatanku. .

Baca cerita sex terbaru lainya di blogseks.com

Aku segera melucuti pakaianku dan bugil di depan pintu kamar mandi… dan pada saat Ima keluar akupun segera menyergapnya, Ima terkejut dan berusaha berteriak, namun aku langsung membekap mulutnya. Dia terus berontak hingga handuknya terlepas dan kamipun jadi sama-sama bugil… akupun langsung menekan mental Ima… Sudahlah Ma… aku tau ko kamu lagi pingin ngentot, kamu kesepian kan di tinggal suami kamu ke Jakarta..? daripada pake ketimun mendingan pake punyaku aja… namun dia terus berontak walau hanya sebentar…. serbuan jariku di memeknya dan permainan lidahku di leher dan toketnya membuatnya tak berdaya… akhirnya diapun terangsang. Jariku terus kumainkan di memeknya… klitorisnya jadi basah dan memerah karena terus ku kocok-kocok dengan jariku… lalu diapun mencapai orgasme.

Tubuh Ima langsung lemas dan memeluk tubuhku… nafasnya terengah-engah seperti baru lari jarak jauh. Gimana Ma… enak kan…? Ima langsung memandangku dan memelukku dengan erat,

Rif kamu ko pintar si mainnin memek aku…? enak banget rasanya…!!!
Itu masih pemanasan aja Ma, aku bisa membuat kamu lebih horny dari yang tadi…. kamu mau kannn? Ima langsung tersenyum dan meremas Penisku dengan gemas.

Aku tau ini artinya Ima tidak menolak, segera saja kugiring dia meneju ke kamar. Masih dalam kondisi bugil kami berjalan mesra kekamarku seperti pengantin baru.

Sesampainya di kamar Ima langsung berbaring terlentang di atas kasur. Sesaat aku berdiri di sampingnya menikmati pemandangan ini. Ima memang wanita yang mantap abis… wajahnya cantik, bodinya putih dan mulus, namun yang membuatku kesengsem adalah Toketnya yang berukuran 36 C dan Vegynya yang bersih. Setelah puas memandanginya akupun lansung menindihnya, Kami berdua begumul mersra dengan penuh gairah.

Klitoris Ima yang merah berkilauan menjadi mainan bagi lidah dan bibirku… sungguh nikmat rasanya. Sesaat kemudian aku segera meminta Ima mengulum penisku, walaupun awalnya menolak karena belum pernah diapun akhirnya mau juga… bahkan merasa keenakan. Sambil menikmati sedotan Ima, kumainkan jari-jariku di Vegynya.

Akhirnya Imapun mulai tak tahan, dia berhenti mengulum dan dengan malu-malu dia berkata,

Rif…Aku sudah nggak tahan pingin ngentot ni… Punya kamu dimasukin ya…!! aku hanya tersenyum..

dalam hatiku aku berkata, akhirnya… tercapai juga harapanku…!! Segera saja Kulentangkan tubuh istri temanku itu dan langsung kuarahkan ujung penisku ke mulut Vegynya yang menganga lebar dan basah… Bless Slepp tenggelam sudah penisku..

Kulihat mata Ima terpejam dan dari mulutnya terdengar desahan Ohh…… Ahh…… dan perlahan aku mulai bergoyang maju mundur sambil tanganku terus meremas-remas toket Ima. slep…slep….slepp… suara yang merdu terdengat dari vegy Ima. Dia mulai merintih dan mendesah nikmat seiring dengan goyanganku yang kupercepat….Ah…Uhhh… Ooohh…. dan 3 menit kemudian tubuh Ima mulai mengejang dan Croooot…. Ima mencapai orgasme pertama dengan penisku.

Setelah beristirahat sebentar Ima kembali kuentoti, namun dalam posisi nungging dan rasanya benar-benar nikmat sambil meremas-remas pantat Ima yang putih dan bahenol kugoyangkan kotolku dengan tempo cepat sehingga Ima hanya mendesah saja.. lalu tak lama kemudian ia kembali orgasme yang kedua… Ima mengerang merasakan nikmatnya penisku…

Oh… Ahhh… Rif… Penismu enak bangetz…… Oh…. Ahhh.

Sesudah itu kamipun beristirahat, sambil kupeluk tubuh Ima akupun berusaha merayunya…

Ima maafin aku ya sudah berbuat kurang ajar sama kamu, terus terang sebenarnya aku sangat tertarik sama kamu, kamu sangat cantik.

Imapun langsung tersenyum dan menjawab.

Sudahlah Rif… Ga papa ko… aku malah senang di kurangajari sama kamu…. aku jadi bisa merasakan nikmatnya hubungan intim yang sebenarnya… karena selama ini Mas Haris belum pernah membuatku orgasme.

Sesudah perbincangan itu akupun merasa lega karena Ima mau menerimaku, akupun kembali mencumbuinya dan Ia menurut saja saat kembali kuentoti dalam berbagai macam gaya sampai akhirnya akupun mencapai orgasme dan tertidur kelelahan.

Siang harinya Ima membangunkanku dan mengajak makan siang bersama… Kulihat dia sudah berpakian rapi dan berjilbab seperti biasanya. Ima kamu ko sudah rapi mau kemana? Nggak kemana-mana, tadi baru saja jemput Muna (Muna anaknya Ima) dari sekolah Rif. Oo aku baru ingat kalau Muna yang baru duduk di kelas 2 SD selalu di jemput saat pulang sedangkan saat berangkat ikut bonceng dengan tetangganya.

Aku segera bangun dan berpakaian lalu pergi ke kamar mandi. Selesai mandi aku melihat Ima sedang membuat teh di dapur entah kenapa tiba-tiba aku kembali horni melihat Ima. segera saja aku menghampirinya, Ima pun menyapaku… eh sudah mandi yaa.. pasti segerr!! aku hanya tersenyum dan langsung memeluknya dari belakang.

Dia berusaha menolak, jangan gitu Rif… nanti Muna melihat bisa masalah.. tapi aku tidak peduli dan langsung kusingkap roknya keatas dan kutarik CDnya kebawah… Ima tau maksudku Ia pun langsung bersikap, Rif kalau pingin lagi pintu dapurnya di tutup dulu… akupun segera menutupnya dan kembali menghampiri Ima yang sudah siap nungging dengan rok yang tersingkap sampai ke punggung, segera kulepas handukku dan kuarahkan penisku ke vegynya…. slep… Bless!!! setelah masuk akupun langsung bergoyang dengan cepat hingga kami mencapai orgasme bersama-sama.

Sejak saat itu, selama Haris masih di Jakarta aku bebas ngentot bersama Ima, dan untuk mengenang saat-saat indah itu aku merekam adegan ngentot kami dari semua lokasi di rumah Ima, mulai dari tempat tidur, dapur, kamar mandi, meja makan, ruang tamu, ruang TV, dan halaman belakang rumah. Bahkan ngentot di samping Muna yang sedang asik bermain boneka juga pernah kami coba dan sensasinya sungguh luar biasa.

Selama seminggu itu aku benar-benar puas ngentotin istri temanku itu dan satu hari sebelum Haris pulang, aku sengaja menyewa handycam untuk membuat film bokep pribadi. Tentu saja Ima menolak ide gilaku tersebut namun dengan sedikit rayuan diapun menurut saja. Dan adegan hot itu kami mulai setelah Muna berangkat sekolah.

Tanpa membuang waktu segera kuminta Ima melucuti bajunya di ruang tamu sambil kurekam. setelah bugil aku segera memintanya berbaring terlentang di kursi sofa dan bermasturbasi dengan ketimun yang telah kupersiapkan. Saat itulah aku datang dengan kondisi bugil menghampiri Ima setelah sebelumnya kuletakkan handycam di tripot dan aku setel otomatis. Diatas sofa itu kucumbui Ima dengan sangat hot… hingga puas. sesudah itu baru kami ngentot dengan beraneka gaya sampai kami orgasme bersamaan.

Setelah Istirahat cukup, pada siang harinya kami kembali beradegan ngentot di ruang dapur dan dilanjutkan di meja makan. Pada sore harinya kami kembali bermesum ria sambil nonton TV dan dilanjutkan ngentot di kamar mandi. Aksi kami terus ber lanjut di malam harinya di kamarku sampai pukul 8 malam. Kami benar-benar puas dibuat mabuk oleh birahi selama sehari.

Lalu sekitar jam 9 malam kami berdua pergi ke Bandara untuk menjemput Haris yang pulang dari Jakarta. Setelah Haris sampai kami bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa selama kepergian Haris. Namun demikian sejak saat itu aku menjalin hubungan selingkuh dengan Ima. Setiap ada kesempatan bagus aku selalu memanfaatkan untuk bisa ngentot dengan Ima dan hubungan itu terus berlanjut hingga sekarang dan aku tidak tahu kapan akan berakhir.

#Cerita Sex #Cerita Dewasa #Cerita Sex Selingkuh #Cerita Sex Istri Teman # Cerita Sex Sedarah #Terbaru 2016

Posting Cerita Sex Selingkuh Istri Teman Binal ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex ML dengan TKW montok

$
0
0

Cerita Sex TKW, kisah ngengot dengan gadis TKW yang berasal dari desa yang masih polos. Bagaimana kisah seks TKW ini, silahkan simak selengkapnya ceritanya berikut ini!

Empat tahun lalu aku masih tinggal dikota B. Waktu itu aku berumur 26 tahun. Aku tinggal dirumah sepupu, karena sementara masih menganggur aku iseng-iseng membantu sepupu bisnis kecil-kecilan di pasar. 3 bulan aku jalani dengan biasa saja. Hingga akhirnya secara tak disengaja aku kenal seorang pelanggan yang biasa menggunakan jasa angkutan barang pasar yang kebetulan aku yang mengemudikannya. Bu Murni namanya. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju.

Cerita Sex TKW

Cerita Sex TKW

Cerita Sex Dewasa Ngentot Gadis Polos TKW

Cerita Sex TKW – Sesampai dirumahnya aku bantuin dia mengangkat barang-barangnya. Mungkin karena sudah mulai akrab aku enggak langsung pulang. Toh, memang ini penumpang yang terakhir. Aku duduk saja di depan rumahnya yang sejuk, karena kebetulan ada seperti dipan dari bambu dihalaman di bawah pohon jambu. Dari dalam aku mendengar suara seperti memerintah kepada seseorang..

“Pit.. Tuh bawain air yang dikendil ke depan..,” begitu suara Bu Murni.

Aku tidak mendengar ada jawaban dari yang diperintah Bu Murni tadi. Yang ada tiba-tiba seorang gadis umur kira-kira 20 tahunan keluar dari rumah membawa gelas dan kendil air putih segar. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Murni, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Dia tersenyum..

“Mas, minum dulu.. Air kendil seger lho..” begitu dia menyapaku.
“I.. Iya.. Makasih..” balasku.

Masih sambil senyum dia balik kanan untuk masuk kembali ke dalam rumahnya. Aku masih tertegun sambil memandangnya. Seperti ingin tembus pandang saja niatku, ‘Pantatnya aduhai, jalannya serasi, lumayan deh..’ batinku.

Tak seberapa lama Bu Murni keluar. Dia sudah ganti baju, mungkin yang biasa dia pakai kesehariannya..

“Dik Wahyu, itu tadi anak saya si Pipit..” kata Bu Murni.
“Dia tuh lagi ngurus surat-surat katanya mau ke Malaysia jadi TKW.” lanjutnya. Aku manggut-manggut..
“O gitu yah.. Ngapain sih kok mau jauh-jauh ke Malaysia, kan jauh.. Nanti kalau ada apa-apa gimana..” aku menimpalinya.

Begitu seterusnya aku ngobrol sebentar lalu pamit undur diri. Belum sampai aku menstater mobil pickupku, Bu Murni sambil berlari kecil ke arahku..

“Eh dik Wahyu, tunggu dulu katanya Pipit mau ikut sampai terminal bis. Dia mau ambil surat-surat dirumah kakaknya. Tungguin sebentar ya..”

Aku tidak jadi menstater dan sambil membuka pintu mobil aku tersenyum karena inilah saatnya aku bisa puas mengenal si Pipit. Begitulah akhirnya aku dan Pipit berkenalan pertama kali. Aku antar dia mengambil surat-surat TKW-nya. Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.

“Pit.., namamu Pipit. Kok nggak ada lesung pipitnya..” kataku ngeledek. Pipit juga tak kalah ngeledeknya.
“Mas aku kan sudah punya lesung yang lain.. Masak sih kurang lagi..” balas Pipit..

Di situ aku mulai berani ngomong yang sedikit nakal, karena sepertinya Pipit tak terlalu kaku dan lugu layaknya gadis-gadis didesa. Pantas saja dia berani merantau keluar negeri, pikirku.

Sesampai dirumah kakaknya, ternyata tuan rumah sedang pergi membantu tetangga yang sedang hajatan. Hanya ada anaknya yang masih kecil kira-kira 7 tahunan dirumah. Pipit menyuruhnya memanggilkan ibunya.

“Eh Ugi, Ibu sudah lama belum perginya? susulin sana, bilang ada Lik Pipit gitu yah..”

Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Pipit. Selagi Ugi sedang menyusul ibunya, aku duduk-duduk di dipan tapi di dalam rumah. Pipit masuk ke ruangan dalam mungkin ambil air atau apa, aku diruangan depan. Kemudian Pipit keluar dengan segelas air putih ditangannya.

“Mas minum lagi yah.. Kan capek nyetir mobil..” katanya.

Diberikannya air putih itu, tapi mata Pipit yang indah itu sambil memandangku genit. Aku terima saja gelasnya dan meminumnya. Pipit masih saja memandangku tak berkedip. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. Tak disangka, malah tangan Pipit meremas jariku. Aku tak ambil pusing lagi tangan satunya kuraih, kugenggam. Pipit menatapku.

“Mas.. Kok kita pegang-pegangan sih..” Pipit setengah berbisik.
Agak sedikit malu aku, tapi kujawab juga, “Abis, .. Kamu juga sih..”

Cerita Dewasa TKW Setelah itu sambil sama-sama tersenyum aku nekad menarik kedua tangannya yang lembut itu hingga tubuhnya menempel di dadaku, dan akhirnya kami saling berpelukan tidak terlalu erat tadinya. Tapi terus meng-erat lagi, erat lagi.. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Aku semakin mendapat keberanian untuk mengelus wajahnya. Aku dekatkan bibirku hingga menyentuh bibirnya. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya. Benar-benar nikmat. Bibirnya basah-basah madu. Tanganku mendekap tubuhku sambil kugoyangkan dengan maksud sambil menggesek buah dadanya yang mepet erat dengan tubuhku. Sayup-sayup aku mendengar Pipit seperti mendesah lirih, mungkin mulai terangsang kali..

Apalagi tanpa basa-basi tonjolan di bawah perutku sesekali aku sengaja kubenturkan kira-kira ditengah selangkangannya. Sesekali seperti dia tahu iramanya, dia memajukan sedikit bagian bawahnya sehingga tonjolanku membentur tepat diposisi “mecky”nya.

Sinyal-sinyal nafsu dan birahiku mulai memuncak ketika tanpa malu lagi Pipit menggelayutkan tangannya dipundakku memeluk, pantatnya goyang memutar, menekan sambil mendesah. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Akupun ikut goyang melingkar menekan dengan tonjolan penisku yang menegang tapi terbatas karena masih memakai celana lumayan ketat. Ingin rasanya aku gendong tubuh Pipit untuk kurebahkan ke dipan, tapi urung karena Ugi yang tadi disuruh Pipit memanggil ibunya sudah datang kembali.

Buru-buru kami melepas pelukan, merapikan baju, dan duduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Begitu masuk, Ugi yang ternyata sendirian berkata seperti pembawa pesan.

“Lik Pipit, Ibu masih lama, sibuk sekali lagi masak buat tamu-tamu. Lik Pipit suruh tunggu aja. Ugi juga mau ke sana mau main banyak teman. sudah ya Lik..”

Habis berkata begitu Ugi langsung lari ngeloyor mungkin langsung buru-buru mau main dengan teman-temannya. Aku dan Pipit saling menatap, tak habis pikir kenapa ada kesempatan yang tak terduga datang beruntun untuk kami, tak ada rencana, tak ada niat tahu-tahu kami hanya berdua saja disebuah rumah yang kosong ditinggal pemiliknya.

“Mas, mending kita tunggu saja yah.. sudah jauh-jauh balik lagi kan mubazir.. Tapi Mas Wahyu ada acara nggak nanti berabe dong..” berkata Pipit memecah keheningan.

Dengan berbunga-bunga aku tersenyum dan setuju karena memang tidak ada acara lagi aku dirumah.

“Pit sini deh.. Aku bisikin..” kataku sambil menarik lengan dengan lembut.
“Eh, kamu cantik juga yah kalau dipandang-pandang..”

Kisah Sex TKW – Tanpa ba-Bi-Bu lagi Pipit malah memelukku, mencium, mengulum bibirku bahkan dengan semangatnya yang sensual aku dibuat terperanjat seketika. Akupun membalasnya dengan buas. Sekarang tidak berlama-lama lagi sambil berdiri. Aku mendorong mengarahkannya ke dipan untuk kemudian merebahkannya dengan masih berpelukan. Aku menindihnya, dan masih menciumi, menjilati lehernya, sampai ke telinga sebelah dalam yang ternyata putih mulus dan beraroma sejuk. Tangannya meraba tonjolan dicelanaku dan terus meremasnya seiring desahan birahinya. Merasa ada perimbangan, aku tak canggung-canggung lagi aku buka saja kancing bajunya. Tak sabar aku ingin menikmati buah dada keras kenyal berukuran 34 putih mulus dibalik bra-nya.

Sekali sentil tali bra terlepas, kini tepat di depan mataku dua tonjolan seukuran kepalan tangan aktor Arnold Swchargeneger, putih keras dengan puting merah mencuat kurang lebih 1 cm. Puas kupandang, dilanjutkan menyentuh putingnya dengan lubang hidungku, kuputar-putar sebelum akhirnya kujilati mengitari diameternya kumainkan lidahku, kuhisap, sedikit menggigit, jilat lagi, bergantian kanan dan kiri. Pipit membusung menggeliat sambil menghela nafas birahi. Matanya merem melek lidahnya menjulur membasahi bibirnya sendiri, mendesah lagi.. Sambil lebih keras meremas penisku yang sudah mulai terbuka resluiting celanaku karena usaha Pipit.

Tanganku mulai merayap ke sana kemari dan baru berhenti saat telah kubuka celana panjang Pipit pelan tapi pasti, hingga berbugil ria aku dengannya. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Nafas Pipit mulai tak beraturan ketika jilatanku kualihkan dibibir vaginanya. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Clitoris Pipit yang sebesar kacang itu kuhajar dengan kilatan kilatan lidahku, kuhisap, kuplintir-plintir dengan segala keberingasanku. Bagiku Mecky dan klitoris Pipit mungkin yang terindah dan terlezaat se-Asia tenggara.

Kali ini Pipit sudah seperti terbang menggelinjang, pantatnya mengeras bergoyang searah jarum jam padahal mukaku masih membenam diselangkangannya. Tak lama kemudian kedua paha Pipit mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…

“Aauh.. Ahh.. Ahh.. Mas.. Pipit.. Mas.. Pipit.. Keluar.. Mas..” mendengar lenguhan itu semakin kupagut-pagut, kusedot-sedot meckynya, dan banjirlah si-rongga sempit Pipit itu. Iri sekali rasanya kalau aku tak sempat keluar orgasme, kuangkat mukaku, kupegang penisku, kuhujam ke vaginanya. Ternyata tak terlalu susah karena memang Pipit tidak perawan lagi. Aku tak perduli siapa yang mendahului aku, itu bukan satu hal penting. Yang penting saat ini aku yang sedang berhak penuh mereguk kenikmatan bersamanya. Lagipula aku memang orang yang tidak terlalu fanatik norma kesucian, bagiku lebih nikmat dengan tidak memikirkan hal-hal njelimet seperti itu.

Kembali ke “pertempuranku”, setengah dari penisku sudah masuk keliang vagina sempitnya, kutarik maju mundur pelan, pelan, cepet, pelan lagi, tanganku sambil meremas buah dada Pipit. Rupanya Pipit mengisyaratkan untuk lebih cepat memacu kocokan penis saktiku, akupun tanggap dan memenuhi keinginannya. Benar saja dengan “Ahh.. Uhh”-nya Pipit mempercepat proses penggoyangan aku kegelian. Geli enak tentunya. Semakin keras, semakin cepat, semakin dalam penisku menghujam.

Kira-kira 10 menit berlalu, aku tak tahan lagi setelah bertubi-tubi menusuk, menukik ke dalam sanggamanya disertai empotan dinding vagina bidadari calon TKW itu, aku setengah teriak berbarengan desahan Pipit yang semakin memacu, dan akhirnya detik-detik penyampaian puncak orgasme kami berdua datang. Aku dan Pipit menggelinjang, menegang, daan.. Aku orgasme menyemprotkan benda cair kental di dalam mecky Pipit. Sebaliknya Pipit juga demikian. Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Tubuhku serasa runtuh rata dengan tanah setelah terbang ke angkasa kenikmatan. Kami berpelukan, mulutku berbisik dekat telinga Pipit.

“Kamu gila Pit.. Bikin aku kelojotan.. Nikmat sekali.. Kamu puas Pit?”
Pipit hanya mengangguk, “Mas Wahyu.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Luar biasa benar kamu Mas..” bisiknya..

Sadar kami berada dirumah orang, kami segera mengenakan kembali pakaian kami, merapihkannya dan bersikap menenangkan walaupun keringat kami masih bercucuran. Aku meraih gelas dan meminumnya.

Kami menghabiskan waktu menunggu kakaknya Pipit datang dengan ngobrol dan bercanda. Sempat Pipit bercerita bahwa keperawanannya telah hilang setahun lalu oleh tetangganya sendiri yang sekarang sudah meninggal karena demam berdarah. Tapi tidak ada kenikmatan saat itu karena berupa perkosaan yang entah kenapa Pipit memilih untuk memendamnya saja.

Begitulah akhirnya kami sering bertemu dan menikmati hari-hari indah menjelang keberangkatan Pipit ke Malaysia. Kadang dirumahnya, saat Bu Murni kepasar, ataupun di kamarku karena memang bebas 24 jam tanpa pantauan dari sepupuku sekalipun.

Tak lama setelah keberangkatan Pipit aku pindah ke Jakarta. Khabar terakhir tentang Pipit aku dengar setahun yang lalu, bahwa Pipit sudah pulang kampung, bukan sendiri tapi dengan seorang anak kecil yang ditengarai sebagai hasil hubungan gelap dengan majikannya semasa bekerja di negeri Jiran itu. Sedang tentangku sendiri masih berpetualang dan terus berharap ada “Pipit-Pipit” lain yang nyasar ke pelukanku. Aku masih berjuang untuk hal itu hingga detik ini. Kasihan sekali gue.

Cerita Sex Tkw,Cerita Dewasa Tkw,Cerita ML dengan Tkw,Cerita Ngentot TKW,Ngentot Gadis Polos Tkw.

Posting Cerita Sex ML dengan TKW montok ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Ngentot Ibu Mertua

$
0
0

Cerita Sex Ibu Mertua Menjelang kelahiran anak pertama saya, ayah mertua meninggal. Keluarga besar istri saya sangat terpukul. Terutama ibu mertua dan Rosi. Kedua perempuan ini memang yang paling dekat dengan almarhum. Rumah ini terasa murung berhari-hari lamanya. Tetapi segalanya berangsur pulih setelah selamatan 40 hari dilaksanakan. Semuanya sudah bisa menerima kenyataan, bahwa semua pada akhirnya harus kembali. Apalagi semenjak anak saya lahir, tiga bulan setelah kematian almarhum.

Rumah ini kembali menemukan kehangatannya. Seisi rumah dipersatukan dalam kegembiraan. Bayi lucu itu menjadi pusat pelampiaskan kasih sayang. Saya juga semakin mencintai istri saya. Tapi dalam urusan tempat tidur tidak ada yang berubah. Seringkali saya tergoda untuk mencari pelampiasan dengan wanita PSK terutama jika teman-teman sekantor mengajak. Namun saya tak pernah bisa. Sekali waktu saya diajak kawan ke sebuah salon esek-esek. Saya pikir tidak ada salahnya untuk sekedar tahu. Salon itu terletak di sebuah kompleks pasar. Kapsternya sekitar 15 orang. Masih muda-muda, cantik, dan seksi dengan celana pendek dan tank top di tubuhnya. Para pengunjung seluruhnya laki-laki, walaupun di papan nama tertulis salon itu melayani pria dan wanita.

Di salon itu para pria minta layanan lulur, dan konon, di dalam ruang lulur itulah percintaan dilakukan. Sungguh aneh, saya tidak birahi. Benak saya dipenuhi pikiran bahwa perempuan-perempuan itu telah dirajam oleh puluhan penis laki-laki. Mungkin ketika seorang pria menyetubuhinya, saat itu masih ada sisa-sisa sperma milik pria-pria lain. Inilah yang membuat saya tak pernah bisa menerima diri saya bersetubuh dengan perempuan PSK. Jadi bukan alasan moral. Saya lebih suka onani sambil membayangkan perempuan-perempuan lain.

Ketika anak saya berumur tiga bulan, istri saya sudah mulai masuk kerja dan kegiatan luar kota tetap dijalankan seperti biasa. Dia sudah dipromosikan dalam jabatan supervisor. Istri saya tampak senang dengan jabatan barunya, dan makin giat bekerja.

Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Ibu Mertua

Cerita Sex Mertua

Cerita Sex Mertua

Cerita Sex mertua – Tiap kali ke luar kota anak saya diasuh tante-tantenya. Rosi atau Mayang atau kadang-kadang Mak Jah. Hanya jika makan (bubur bayi) saja tante-tantenya tidak sabaran. Mereka tak sanggup menyuapi bayi. Saya sendiri geli melihat bayi makan. Bubur itu sepertinya tidak pernah mau masuk ke dalam perut. Hanya keluar masuk dari bibirnya. Ibu mertua saya yang paling telaten. Kadang-kadang satu mangkuk kecil masih nambah jika ibu yang menyuapi.
Jika siang saya sering tidur dengan anak saya. Saya senang sekali menatap wajah mungilnya, Saya juga mulai pintar mengganti popok dan memberinya susu. Hanya kalau malam anak saya tidur dengan ibu mertua. Soalnya kalau tidur malam, saya susah bangun. Biar anak menangis keras-keras saya sulit bangun.

Siang itu, sepulang dari kantor, seperti biasa saya cuci muka dan tangan lalu rebahan di kamar. Badan saya agak meriang. Mungkin saya akan terkena radang tenggorokan. Kerongkongan saya agak sakit buat menelan.
Ketika ibu hendak menaruh anak saya untuk tidur (kalau siang anak saya biasa tidur dua-tiga kali), dengan terbata-bata saya bilang, “Bu, boleh Nisa tidur sama Ibu?”
Nisa anak saya terlanjur ditaruh di sebelah saya.
“Ya boleh tho. Memangnya kenapa?” tanya ibu melepas selendang gendongan.
“Badan saya agak meriang, saya ingin istirahat,” kata saya.
“Rosi dan Niken sudah pulang Bu?”
Ibu tidak menjawab. Punggung tangannya ditempelkan ke dahi saya.
“Wah, badan kamu panas. Ya sudah Nisa biar tidur di kamar Ibu. Kamu istirahat saja. Ayuk cucu, bobo sama eyang ya?”
Ibu pelan-pela mengangkat Nisa. Lega rasanya saya. Saya benar-benar ingin istirahat tanpa diganggu tangisan anak.

Setelah Ibu keluar dari kamar, saya segera tidur mendekap guling. Benar-benar sakit semua badan saya. Kepala juga mulai berat. Saya mencoba mengurangi rasa sakit dengan memijit-mijit dahi dan kening.
“Nak Andy sudah minum obat?” tanya Ibu di ambang pintu.
“Belum, Bu. Nggak usah. Nanti saja.”
Dengan badan seperti ini rasanya saya pengin dikerik. Dulu waktu masih bujang saya sealu minta kerik ibu saya. Jika sudah dikerik badan terasa ringan dan bugar. Tapi mau minta kerik sama ibu mertua sungkan. Dulu memang pernah sih dikerik ibu mertua. Tapi itu karena setelah ibu melihat saya dan istri saya bersitegang soal kerik-mengerik. Istri saya tidak mau mengerik saya. Bukan apa-apa, dia tidak suka cara itu. Katanya itu berakibat buruk bagi tubuh. Istri saya memang doctor minded. Maklum dia dealer obat-obatan, Dia lebih mempercayai dokter dan obat daripada cara-cara penyembuhan tradisional.

Melihat kami bersitegang ayah mertua saya membela saya, dan menyuruh ibu mengerik saya.
Kini saya sebenarnya sangat ingin dikerik. Seolah tahu pikiran saya, ibu menawarinya.
“Mau ibu kerik?”
“Mm terserah ibu saja,” kata saya.
Dalam hati saya bersorak. Ibu memanggil Mak Jah minta diambilkan minyak bayi (baby oil) dan ulang logam. Sejurus kemudian Mak Jah datang.
“Kamu lagi ngapain?” tanya mertua saya.
“Setrika baju, Bu”
“Ya sudah..” Ibu duduk di tepi ranjang.
“Lepaskan bajunya,” kata ibu.

Saya melepas baju dan celana panjang saya. Saya bungkus bagian bawah tubuh saya dengan kain sarung, lalu tengkurap. Ibu mulai mengerik bagian punggung. Nikmat rasanya. Kadang-kadang saja terasa sakit. Mungkin itu karena di daerah situ ada penyumbatan aliran darah. Entahlah.
“Merah semua nih Nak Andy,” komentar ibu mertua. Saya hanya bergumam.
Ibu mertua memang pandai mengerik. Bahkan lebih pandai dibanding ibu saya. Secara keseluruhan tidak menimbulkan rasa pedih. Bahkan seperti dipijat utur. Saya benar-benar rileks dibuatnya, Apalagi kalau ngerik ibu ini sangat sabar. Hampir tiap jengkal badan saya dikerik. Ibu menarik kain sarung, dan sedikit menurunkan CD saya, lalu mengerik bagian pantat. Sudah itu bagian paha. Selesai paha aku diminta membalikkan badan. Dikeriknya dada saya. Yang ini agak berat. Saya banyak gelinya. Alalagi kalau arah kerikan menuju bagian ketiak. Uhh seperti digelitik. Saya berkali-kali merapatkan tangan saya menahan geli. Ibu tersenyum melihatnya. Setelah beberapa saat badan saya mulai beradaptasi. Rasa geli berkurang. Saya mulai membuka mata yang tadi ikut terpicing menahan geli. Saya liat wajah ibu mertua saya.

Mungkin kalau tua nanti istri saya akan seperti ini ya. Umur ibu sekitar 50 tahun. Masih ada sisa-sisa kecantikan. Bagian wajahnya masih terlihat kencang. Hanya bagian leher dan lengan yang tampak memperlihatkan usianya. Kasihan sebenarnya, usia segitu sudah ditinggal suami.

Tiba-tiba badan saya tergelinjang. Refleks saya mencengkeram lengan ibu. Rupanya ibu mulai mengerik bagian perut. Ini yang membuat saya geli. Bahkan sangat geli. Bulu kuduk saya ikut berdiri. Ibu terus mengerik perut saya, dan saya terus mencengkeram lengan ibu. Sesekali saya mengangkat bagian perut dan pinggul saya hingga menyentuh tubuh ibu. Gesekan-gesekan itu ternyata mnimbulkan rangsangan pada penis saya. Sedikit demi sedikit penis saya mengembang. Tegang. Gila. Nafsu saya juga muncul perlahan-lahan. Saya bahkan dengan sengaja menempelkan bagian penis saya ke pinggang ibu. Sedikit menekannya dengan berpura-pura geli oleh kerikannya. Padahal tidak. Saya sudah mulai beradap tasi lagi. Tangan saya masih mencengkeram lengan ibu.

Jantung saya berdebar-debar ketika ibu menurunkan sarung. Di hadapannya tubuh bawah saya terbungkus CD dengan isi yang menegang dengan sempurna. Maksimal. Sesekali saya lihat ibu melirik ke arah penis saya. Diturunkannya bagian atas CD saya. Hanya sedikit. Ahh padahal saya berharap seluruhnya ditanggalkan. Saya rasakan ujung penis saya tersembul keluar. Mustahil ibu tak meihatnya. Saya tatap wajahnya. Wajahnya tak menampakkan reaksi apa-apa. Mungkinkah perempuan ini sudah tawar terhadap seks? Ataukah dia menganggap saya tak lebih dari anaknya sendiri? Apakah dia pernah melihat penis lain selain milik suaminya?

Kerikan di bagian bawah perut menimbulkan sensasi yang luar biasa. Sesekali secara tak sengaja tangan ibu menyentuh ujung penis saya. Seperti dikocok dengan lembut. Saya telah benar-benar terangsang. Birahi saya membakar kepala saya. Saya beranikan diri mengelus lengan ibu.
“Ibu makasih sudah mau mengerik badan saya,” kata saya gemetar.
Ibu cuma tersenyum. Saya tak tahu artinya. Ia terus mengerik. Saya memberanikan diri menurunkan sedikit lagi CD saya, sehingga separuh penis saya keluar.
“Bagian sini juga kan Bu?” kata saya menunjuk selangkangan.
“Iya,” suara ibu bergetar.
Sentuhan tangannya ke arah penis saya makin sering. Makin nikmat rasanya. Saya makin tak tahan. Saya turunkan sedikit lagi CD saya, dan kini terbukalah seluruhnya. Saya rasakan kerikan ibu sudah mulai kacau. Saya tahu ibu mulai terpengaruh oleh pemandangan di depannya. Ya. Mustahil kalau tidak. Bagaimana pu dia perempauan biasa, dan saya laki-laki asing.

Saya pegang tangan ibu, saya bimbing dengan pelan dan cemas menuju penis saya. Saya taruh tangan itu di sana. Tak ada reaksi. Tangan itu hanya diam. Saya berusaha menggerak-gerakan penis saya. Sekali waktu saya sentakkan.
“Bu..” saya mendesis dan menggerak-gerakkan pinggul saya.
Ibu sudah tak konsentrasi lagi di kerikan. Gerakannya sudah bukan lagi gerakan mengerik, tapi lebih menyerupai garukan. Saya usap punggung ibu. Saya telusuri lekuk badannya. Dia mengenakan daster. Saya rasakan tali BH di punggungnya. Saya jadi penasaran seperti apa rupa payudara perempuan 50 tahun. Ibu meremas-remas penis saya, mengocoknya perlahan. Saya buka resluiting dasternya. Saya buka kancing BH-nya. Saya remas kulit punggung. Memang tidak sekenyal istri saya atau Rosi. Tapi putihnya tetap membuat saya makin terangsang. Saya rebahkan tubuh ibu, saya cium pipinya, telinga, leher dan bibirnya. Kami berciuman penuh nnafsu. Saya lepaskan dasternya di bagian atas. Hmm, payudara yang kendur. Tapi apa peduli saya. Saya telah dikuasai oleh nafsu. Saya ciumi payudara itu, saya hisap, saya remas. Ibu menggeliat-geliat dan mengocok penis saya. Saya turukan CD-nya. Ahh seperti apakah rupa memek perempuan 50 tahun? Seperti apakah rasanya?

Memek itu dibalut rambut yang amat lebat. Sepintas tak ada bedanya dengan milik istri saya. Sama-sama kenyalnya. Perbedaan baru saya ketahu setelah penis saya menyentuh lubang vaginanya. Terasa kendurnya. Tetapi gerakan-gerakan yang dilakukan ibu memberikan efek yang fantastis bagi saya. Saya belum pernah merasakan yang seperti itu. Istri saya seperti telah saya ceritakan, tidak enjoy dengan seks. Tampaknya seks adalah bagian dari kewajiban rumah tangga, sehingga persetubuhan kami pun lebih mirip formalitas. Orgasme yang dia dapatkan tampakya tak pernah mengubah sikapnya terhadap seks.

Kini di bawah saya, ibu mertua seperti mengajarkan kepada saya, bagaimana seorang perempuan sejati di atas ranjang. Penis saya seperti diputar-putar, diremas-remas oleh memeknya. Luar biasa. Saya lebih banyak diam. Hanya bibir dan tangan saya yang bergerak ke sana-kemari, sedangkan bagian pinggul hanya diam menerima semua perlakukan ibu.
Ibu merintih-rintih, mengerang, lalu mendekap saya. Gerakannya makin hebat, membuat saya tak tahan lagi. Saya menggenjot pinggul sekuat tenaga, dengan kecepatan penuh. Kedua kaki ibu menekan betis saya, bibirnya mencium dan mengisap leher saya. Lalu diciumnya bibir saya dengan rakus. Hampir digigitnya. Dan srrt srtt srtt sperma saya memancar di dalam vaginanya. Saya tahu ini akan aman bagi rahim ibu. Senyap di dalam kamar. Tubuh saya lemas, tapi pikiran jadi jernih. Ibu bergegas membetulkan letak dasternya, mengenakan CD, dan menghilang dari hadapan saya. Saya tertidur. Malas mau ke kamar mandi.

Peristiwa itu membuat hubungan saya dengan ibu menjadi kaku. Ibu berusaha menghindari berdua dengan saya. Beliau juga hanya bicara seperlunya. Tampaknya beliau amat terpukul atau malu. Saya sendiri berusaha bersikap wajar. Apa yang telah terjadi antara saya dengan Mbak Maya dan Rosi telah mengajarkan saya bagaimana bersikap wajar setelah terjadinya skandal. Beda dengan ibu dan Mbak Maya yang berubah drastis. Mereka cenderung murung.

Cerita Sex Mertua | Cerita Sex Ibu Mertua | Cerita Sex Selingkuh

Posting Cerita Sex Ngentot Ibu Mertua ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Semalaman Di Kamar Salma

$
0
0

Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Hot | Cerita Sex Tante | Cerita Sedarah

Ceritanya aku nemuin surat milik Saskia, teman sekamarku waktu aku lagi bersih-bersih kamar. Waktu aku baca, isi surat itu bener-bener bikin aku berkeringat dingin. Surat itu dari Salma, seorang janda muda yang tinggal di rumah induk. Dan isinya, Salma pingin ketemuan sama Saskia dan Salma pingin berhubungan badan dengan Saskia. What? Maksudnya, Saskia lesbian? Gawat! Jadi selama ini aku sekamar dengan lesbi? Tapi kenapa Salma pingin tidur dengan Saskia ya? Apa dia juga lesbi?
“Aku nggak tahan lagi, Sas. Sudah lama hatiku kering, dan aku merindukan pelukan yang hangat dan mesra. Tapi, aku nggak mau ambil resiko. Jadi aku rasa aku mau menuruti tawaranmu. Malam ini rumah induk sepi. Aku tunggu kau di kamarku jam tujuh.” Begitu penggalan surat Salma.

Cerita Sex Abg Terbaru 2016

Cerita Sex Abg Di Kamar

Cerita Sex – Jam tujuh kurang seperempat. Aku sudah siap di kamar Bella, sebelah kamarnya Salma. Beruntung, karena dua hari lalu ketika Bella hendak pulang dia menitipkan kunci kamarnya ke aku. Segera aku cari tempat yang strategis buat ngintip suasana kamar Salma. Pas! Ada lobang angin-angin yang menghubungkan kamar Bella dan kamar Salma. Dan dengan mudah dan jelas aku bisa mengintip ke kamar Salma.

Salma sedang duduk menyisir rambutnya di depan meja rias. Wajah ayunya dihiasi dengan senyum. Matanya yang sayu berkali-kali memandangi jam dinding. Benar juga, nampaknya Salma menanti seseorang. Jam tujuh kurang lima menit. Tok.. tok.. tok..
“Salma.. ini aku, Saskia.”
Salma membukakan pintu kamarnya. Nampak Saskia tersenyum manis sambil menyapa,
“Hai!”. Busyet! Kayak ngapel ke rumah pacar saja, batinku.

Saskia segera masuk dengan mengunci pintu kamar. Dipandanginya wajah Salma sesaat. Dibelainya wajah halus Salma yang tanpa cacat. Tapi nampaknya Salma sudah tak tahan lagi. Segera diburunya bibir Saskia. Kedua bibir yang sama-sama mengenakan lipstik itu saling melumat dan menghisap. Bisa kubayangkan lidah-lidah mereka yang bertarung mengganas. Tangan-tangan mereka saling meremas dan memeluk kepala pasangannya. Salma menghisap kuat-kuat bibir Saskia, dan Saskiapun membalasnya dengan menggigit bibir atas Salma.

Saskia segera melepaskan daster yang dikenakan Salma, dan kemudian kembali mereka bercumbu. Daster itu meluncur turun meninggalkan tubuh Salma yang kini tinggal berlapis BH dan CD tipis. Begitupun yang dilakukan Salma. Dilepasnya tali kimono Saskia hingga nampak tubuh Saskia yang berbalut lingerin hitam.

“Wah, bagus banget!” seru Salma ketika melihat lingerin yang dikenakan Saskia. Bagus apaan! Menurutku lingerin itu menjijikkan. Warnanya hitam lagi transparan, dan cuman menutup payudara Saskia sampai diujung saja. Hingga kedua gumpalan payudara berukuran 36 itu bagai ingin melompat keluar. Pakai lingerin atau bugil, kayaknya sama saja.

“Aku ingin hanya diriku yang kau puji sayang.. bukan lingerin ini.” kata Saskia merajuk.
“Iya deh..” kata Salma kembali memburu bibir seksi Saskia.
Bibir mereka kembali bergumul. Tangan Saskia menyusup masuk ke balik CD Salma. Perlahan-lahan diremasnya kedua pantat kenyal Salma.
“Aah..” desis Salma keenakan.
Saskia semakin ganas meraba-raba Salma hingga kemudian melepaskan pengait BH Salma. Penutup dada Salma itu mengendor lalu terjatuh. Ciuman Saskia turun ke leher dan dada Salma. Tak disia-siakannya setiap inchi dada Salma yang mungil. Dicumbuinya penuh nafsu hingga ke perut lalu berhenti sebentar di pusarnya dan kemudian naik lagi hingga kembali ke bibir Salma. Diperlakukan seperti itu Salma mendesis-desis penuh birahi,
“Sass.. ashh..ehmm..”.

Saskia mendorong Salma terlentang di atas kasur dan menindihnya. Ciuman Saskia kembali menurun hingga ke dada Salma. Diciuminya kedua bongkahan gunung kembar Salma yang sudah menegang. Putingnya berwarna kecoklatan menantang. Tanpa malu ladi dimasukkannya salah satu puting itu ke dalam mulutnya.

“Uagghh.. Sas.. ahh.. terus.. say..” gumam Salma meremas rambut Saskia yang cepak.
Saskia meremas-remas buah dada yang baru saja dikulumnya itu. Dan sekali-kali diplintirnya putingnya hingga membuat Salma bergelinjangan. Dan kemudian dihisapnya kuat-kuat. Sedang telapak tangan kirinya menekan kemaluan Salma yang masih dilapisi oleh CD.
“Saskiaa..” teriak Salma menghentak-hentak keasyikan.

“Hmm.. ehm..” gumam Saskia keenakan. Tak dipedulikannya erangan Salma. Kedua bukit kembar Salma digarapnya bergantian. Dikenyot-kenyotnya payudara Salma yang sudah bengkak benar bagai bayi yang amat kehausan. Salma yang sudah lama tak merasakan kenikmatan itu bagai menikmatinya dengan sepenuh hati.

Kupalingkan muka sejenak, karena tak tahan dengan libidoku sendiri yang mulai terbakar. Keringat dingin yang menetes di dahiku. Tapi aku segera kembali mengikuti permainan itu, nggak ingin rasanya tertinggal sedetik saja.

Saskia segera merosot satu-satunya CD yang melekat di tubuh Salma yang terlentang di ranjang hingga janda muda itu bagai bayi yang baru terlahir. Kemudian Saskia berdiri di hadapan Salma yang mengerang pasrah.
“It’s show time.” kata Saskia.

Salma terdiam memandangi Saskia yang mulai melucuti lingerinnya. Kain tipis itu meluncur turun meninggalkan tubuh Saskia yang bugil total. Nampaklah dada Saskia yang membusung bengkak menggemaskan, juga bukit kemaluannya yang licin tanpa bulu. Saskia mulai meremas-remas buah dadanya sendiri, membangkitkan gairah Salma hingga pada titik puncaknya. Diremasnya kedua payudaranya dengan gerakan memutar hingga kedua gunung kembar itu bergoyang-goyang menantang. Dan bagai iklan sabun Saskia membelai tubuhnya sendiri, dari dada.. perut.. hingga kemaluannya yang gundul. Tubuhnya meliuk-liuk lalu menungging membelakangi Salma dan memamerkan kesekalan bokongnya kemudian menyibak lorong kecil yang merah merekah. Nampak liang kawin Saskia yang berlumuran lendir putih kental. Saskia memasukkan jemari telunjuknya ke dalam liang kawin itu. “Aagh..” desah Saskia pelan. Lalu ditariknya telunjuk yang telah basah itu. Kemudian dijilatnya dengan mata sayu menatap Salma. Oh, Batara Kala.. jangankan Salma, akupun merasa terbakar gairah.

Salma segera memburu Saskia. Dalam keadaan berdiri diterkamnya kedua payudara Saskia secara bergantian sedangkan tangannya mengerayangi setiap lekuk kemaluan Saskia yang telah basah betul. “Sall.. ough..” desah Saskia sambil mendekap kepala Salma erat. Dengan buas Salma melakukan pembalasan atas semua lumatan Saskia.
“Aaagghh..” pekik Saskia ketika Salma menghisap puting payudaranya sekuat tenaga.

Saskia berkelojotan ambruk di kasur. Salma menindihnya dan terus melumat buah dada Saskia yang bagai mau meledak. Kedua kaki Saskia menyilang bagai mengunci tubuh Salma. Jemari Salma kembali beroperasi di sekitar kemaluan Saskia.
“Sal.. ayo.. masukkan Sal.. aghh..” ujar Saskia sambil mengacung-acungkan sebatang dildo kepada Salma. Salma mengerti apa yang Saskia mau. Maka Salmapun segera memasukkan dildo itu perlahan-lahan pada lubang kawin Saskia.

“Ee.. eghh.. ehh..” Saskia mengedan sebentar lalu, krak! nampaknya selaput dara Saskia semakin sobek saking kerasnya sodokan Salma.
“Aagh.. brengsek..!” pekik Saskia ketika Salma menghunjamkan dildo itu seluruhnya ke dalam lubang kawin Saskia. Agak sakit mungkin, karena sebelumnya Saskia selalu melakukannya dengan perlahan-lahan dan tidak sepenuh itu. Tapi sodokan yang keras dan cepat itu memberikan kenikmatan yang belum pernah Saskia rasakan.

“Tenanglah Sas.. nanti pasti enak..” kata Salma sembari menggoyang-goyangkan batang dildo yang tinggal dua senti itu. Dan benar saja, tubuh Saskia terguncang-guncang nikmat. Peluh membanjir di seluruh tubuhnya yang terkulai lemas. Kelincahan tangan-tangan Salma yang menggoyang tubuhnya sambil terus meremas-remas payudaranya membuat Saskia tak tahan lagi.
“Sal.. aku keluar nih.. eghh..” Saskia mengedan sebentar lalu terkapar lemas.

Salma segera menarik dildo dari lubang kawin Saskia. Dildo itu berlumuran cairan kawin Saskia yang membanjir. Salma berbaring di samping Saskia dengan wajah kecewa.
“Makasih ya, Sal. Aku puas banget.” kata Saskia
“Sas, kamu curang. Aku kan belum selesai.” ujar Salma kesal.
“Iya, tunggu sebentar say.. biar aku pulihkan tenaga.” jawab Saskia membelai wajah Salma.

Salma hanya diam, tapi roman mukanya kurang sedap. Karena merasa tak enak hati, maka Saskia kembali membelai-belai payudara Salma. Salma memandang Saskia degan mata sayu, kemudian di belainya kemaluan Saskia yang masih basah.
“Hik.. kik..” Saskia mengikik kegelian sedang Salma tersenyum-senyum menikmati rasa dingin yang menyiram tubuhnya yang ditimbulkan dari gelitikan jemari Saskia di kedua puting susunya. Saskia meraih batang dildo yang tergeletak tak jauh darinya lalu menyodorkannya ke wajah Salma.
“Ayo jilatlah sayang..” bisik Saskia.

Walaupun sedikit jijik, Salma menuruti keinginan Saskia. Dijilatinya ujung dildo yang masih basah oleh lendir kawin Saskia itu. Pikiran Salma melayang pada Bas, mantan suaminya. Maka dengan ganas dijilatinya ujung dildo itu bagaikan menjilati penis Bas yang luar biasa besarnya. Walaupun belum pernah melakukannya sebelumnya, tapi nampaknya Salma sangat menikmatinya. Apalagi jemari Saskia mengutak-atik isi kemaluannya. Menyusuri lorong sempit di antara rimbunan belantara dan menyentil-nyentil daging kecil yang tumbuh diantara goanya.

“Ough.. Saskii..” Salma menumbruk Saskia dengan liar. Namun Saskia lebih cepat membantingnya, hingga posisinya kembali berada di bawah kendali Saskia. Saskia segera mengambil posisi 69.
“Ayo Sall.. kamu makan bagianmu, dan aku makan bagianku yach..”
Terhampar di depan Saskia sebidang hutan nan lebat yang telah basah dan becek. Jemari Saskia ikut membantu menyibak belukar basah itu. Lidahnya menjulur melintasi semak belukar hingga masuk ke mulut goa. Lidah itu menyusuri goa itu hingga kemudian menjilati ujung daging kecil yang tersembul merah dan kenyal. Dihisapnya hingga daging kecil itu mengembang hingga membuat Salma yang sibuk dengan vagina Saskia mendengking tertahan,
“Achh.. ehmm.. eennaakk..”

Tak tahan dengan rangsangan Saskia yang begitu dasyat, Salma menggigit-gigit kecil vagina mayora Saskia. Saskia pun mendengking perlahan,
“Ough.. Sal.. sakit..”
Dan secara bersamaan tubuh keduanya menegang dan..
“Uachg..!” Suurr.. lendir-lendir kenikmatan mereka mengalir dengan deras. Salma merintih dalam nikmat. Lalu keduanya saling menjilat seluruh cairan kental itu hingga tandas. Rasa nikmat yang tercipta seakan ikut terasa olehku. Akupun merasa ada cairan basah yang menetes dari kemaluanku.

“Saski.. ayo masukkan penisnya.. sebelum aku keluar..” perintah Salma. Saskiapun segera meraih dildo dan membenamkannya ke dalam lubang kawin Salma. Namun lubang kawin Salma tak selebar milik Saskia, hingga Saskia harus perlahan-lahan menyodokkannya.
“Engh.. terus Sass..” pekik Salma yang terdiam menikmati sodokan Saskia.
Perlahan batang dildo itu amblas dimakan oleh lubang kawin Salma. Janda itu menangis merasakan kenikmatan yang lama tak terasakan itu. Saskia bangkit dan segera mengocok dildo yang bersarang di lubang kawin Salma. Gerakannya yang ritmis membuat Salma terantuk-antuk. Ranjang itu berdecit-decit seakan bersorak atas rasa puas yang dirasakan oleh Salma. Dan untuk kedua kalinya Salma mengalami orgasme yang nikmatnya tiada tara.

Aku berpaling dan menjauh dari lubang pengintipanku itu ketika Salma menangis bahagia. Dan Saskia memeluknya mesra seraya berkata, “Salma, mulai sekarang akulah milikmu. Kau tak sendiri lagi karena aku akan selalu sayang padamu. Maukah kau menjadi kekasihku, Salma?” Dan Salma pun menangis di pelukan Saskia.

Kubasuh peluh yang mengalir di keningku dan juga airmata yang membasah di pipiku. Akupun segera meningalkan kamar Bella. Malam itu di kamar Salma, aku mendapati pengalaman yang tak mungkin terlupakan.

Cerita Sex Abg | Cerita Ngentot Abg | Cerita Hot Abg | Cerita Abg Mesum

Posting Cerita Sex Semalaman Di Kamar Salma ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Dewasa Memory Rumah Kontrakan

$
0
0

Cerita Sex Kontrakan – Saya punya teman sebut saja dia Edy asal kota P, Sumatera Selatan. Kami kuliah di kota J. Pengalaman ini terjadi saat kami mengawali kuliah dan bersama dalam satu kontrakan. Suka duka kami lalui bersama sampai dalam hal pacaran pun kami saling membantu dalam berbagai hal. Hingga suatu waktu Edi mendapatkan seorang pujaan hati sebut saja Dewi, sering Dewi diantar jemput kalau kuliah karena mereka satu kampus dan kebetulan kontrakan Edi berdekatan dengan kost tempat tinggal Dewi. Mereka berdua bagaikan Romeo dan Juliet. Dimana ada Edi di situ ada Dewi. Hubungan mereka pun semakin akrab dan intim.

Cerita Sex Ngentot Di Kontrakan

Cerita Sex Kontrakan

Cerita Sex Kontrakan

Cerita Sex Memory Ngentot Di Kontrakan – Suatu ketika, malam Minggu tepatnya Dewi minta diantar ke tempat temannya yang sedang merayakan ulang tahun. Acara sangat meriah sekali, hingga jam 24:00 acara masih berlangsung. Tetapi Dewi mengajak pulang, karena waktu yang sudah kelewat malam. Sebenarnya Edi pun menolak karena begitu meriahnya pesta ulang tahun tersebut. Dan akhirnya Edi pun menyanggupi untuk segera mengantar pulang Dewi, malam semakin larut dan udara dingin pun menyelimuti dan menghembus sepoi-sepoi dalam deru sepeda motor Edi, mereka sempat berhenti sejenak di pompa bensin untuk mengisi bensin. Sesampai di kost tempat Dewi ternyata pintu gerbang sudah dikunci, padahal Dewi sudah pesan kepada pembantu agar pintu jangan dikunci, soalnya Dewi pulangnya ke kost terlambat. Dan akhirnya Edi pun kasih solusi.
“Dewi.. gimana kalau tidur saja di kontrakanku,” kata Edi.
Dewi terdiam sejenak.
“Gimana ya.. aku kan enggak enak sama temen kamu Ed,” jawab Dewi.
“Itu bisa diatur, nanti yang penting kamu mau tidak, dari pada tidur di jalan,” kata Edi sambil senyum.
“Ayolah keburu dilihat orang kan nggak enak di jalanan seperti ini Nan,” kata Edi.

Dewi pun menyetujinya, mereka pun bergegas menuju kontrakan Edi. Sesampainya di rumah kontrakan tampak sunyi dan hanya hembusan angin malam karena teman-teman Edi pada malam mingguan dan tidak ada yang pulang di rumah kontrakan.
“Ayo masuk, kok diam saja,” kata Edi menyapa Dewi.
Dewi pun terhentak sedikit terkejut.
“Teman-temanmu dimana Ed?” tanya Dewi.
“Mereka kalau malam Minggu jarang tidur di rumah,” jawab Edi.
“Ooo gitu,” sergah Dewi.

Akhirnya Dewi dipersilakan istirahat di kamar Edi.
“Nan, selamat bobok ya..” kata Edi.
Dewi pun tampak kelelahan dan tertidur pulas. Setengah jam kemudian Edi kembali ke kamarnya untuk melihat Dewi dan sengaja kunci pintu kamar tidak diberikan kepada Dewi, tapi betapa kagetnya Edy melihat Dewi tidur hanya menggunakan BH dan celana dalam, karena saat itu posisi tubuh Dewi miring hingga selimut yang menutupi tubuhnya bagian punggung tersingkap.

Entah setan mana yang menyusup di benak Edy. Edy pun langsung mendekat ke arah Dewi, dengan tenangnya Edy langsung mencium bibir Dewi. Dewi pun terbangun.
“Apa-apaan kamu Ed?” sergah Dewi sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tanpa pikir panjang Edy langsung menarik selimut dan Edi pun langsung menindih Dewi yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dewi meronta-ronta dan Edy pun tidak menggubris, ia berusaha melepas BH dan CD-nya. Tenaga Edi lebih kuat hingga akhirnya BH dan CD Dewi terlepas dengan paksa oleh Edi. Nampak jelas buah dada Dewi dan bulu lembut kemaluannya. Dewi kelelahan tanpa daya dan hanya menangis memohon kepada Edy. Edi tetap melakukan aksinya dengan meraba dan mencium semua tubuh Dewi tanpa sedikitpun terlewatkan. Dewi terus memohon, Edi pun tak menggubrisnya.

Dan setelah puas menciumi vagina Dewi, Edi melakukan aksi lebih brutal. Ia mengangkat kedua kaki Dewi di atas perut dan dengan cepat Edy mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina Dewi.
Dewi menjerit tertahan dan hanya isak tangis yang terdengar, “Kumohon Ed, hentikan!” seru Dewi dalam isak tangisnya.
Dan “Bleess, bleess,” penis Edi masuk dalam vagina Dewi walaupun di awal masuknya cukup sulit.
Edy pun mulai menggoyang pinggulnya hingga penisnya terkocok di dalam vagina Dewi. Darah segar pun keluar dari liang jinak Dewi, ia pun terus memohon.
“Akh.. akh.. hentikan Ed..!” desah Dewi.
Tampak sekali wajah Dewi menunjukkan kelelahan, dan sekarang hanya terdengar erangan kenikmatan di antara kedua insan ini.
“Ah.. ah.. ah..” Edi pun terus mengocok penisnya dalam vagina Dewi dan beberapa saat kemudian terasa Edi akan mengeluarkan sperma, ia pun langsung mencabut dan mengocoknya dari luar dan.. “Croot.. Croot.. Serr..” sperma Edi muncrat tepat di bibir Dewi dan sekitar wajah.
Mereka kelelahan dan akhirnya tertidur.

Hari menjelang pagi saat itu jam menunjukkan pukul 07:30 pagi, Dewi terbangun bersamaan dengan itu Edi juga terbangun. Edi melihat Dewi yang sedang mengenakan BH dan CD.
“Antar aku pulang sekarang Ed..” kata Dewi.
“Iya.. aku cuci muku dulu,” jawab Edi.
Edi pun mengantar Dewi pulang ke kostnya.

Selang beberapa bulan hubungan mereka mulai retak, ada selentingan kabar kalau Edi mendekati cewek lain sebut saja Sinta, dan akhirnya Edi dan Dewi resmi bubaran. Tapi reaksi Edi tidak sampai di situ, justru setelah putus dengan Dewi ia gencar mendekati Sinta. Dengan berbagai cara dan upaya akhirnya Edi berhasil mendapatkan Sinta dan mereka resmi jadian. Sama seperti yang dilakukannya dulu, ia sering antar jemput kuliah Sinta dan kalaupun jemput Sinta biasanya tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan kemana saja sambil cari makan tentunya. Sering pula Sinta diajak ke tempat kontrakan Edi lebih sering dibandingkan Dewi pacar yang dulu.

Pagi itu kuliah jam ke-2 mereka satu ruangan tapi dosen tidak hadir jadi kosong, mereka berdua bergegas ke tempat Edi, sampai di kontrakan rumah sepi soalnya teman-teman ada yang ke kampus dan ada juga yang masih tidur. Mereka berdua langsung masuk kamar Edi, Sinta tiduran di ranjang sambil mendengarkan musik. Edi masuk membawakan kopi susu dan tanpa basa basi Edi membelai rambut Sinta dan Sinta pun bersandar dalam dekapan Edi. Edi langsung mencium bibir Sinta dan tangannya mulai masuk dalam baju street Sinta dan meremas-remas payudara.
“Ed.. jangan dong..” desah Sinta.
“Enggak apa-apa, kan cuma dikit,” kata Edi, tapi Edi terus menyerang, ia melepas seluruh pakaian Sinta dan Sinta pun hanya diam tanpa perlawanan, dan jelas sudah seluruh tubuh Sinta yang kuning langsat dan payudara lumayan besar.
Mereka mulai bergelut mencium dan meremas satu sama lain.

“Sin, kulum dong kon**lku!” kata Edi.
Dibimbingnya kepala Sinta menuju kemaluan Edi dan, “Em.. kemaluanmu besar juga Ed,” kata Sinta.
Edi hanya diam menikmati hisapan mulut Sinta. Edi pun langsung saja menjilati dan menghisap vagina Sinta hingga mereka melakukan posisi 69.
“Ugh.. Ugh..” desah Sinta.
Kemudian Edi duduk dengan kaki dijulurkan, ia minta Sinta duduk di atasnya layaknya seorang anak kecil. Tepat penis Edi masuk dalam vagina Sinta.
“Pelan-pelan Ed..” kata Sinta mendesah.
Sinta mulai menaik-turunkan pinggulnya dan “Bleess, bleess..” kemaluan Edi masuk seluruhnya dalam vagina Sinta.
“Ah.. ah.. ah..” desah Sinta sambil menggoyangkan pinggulnya.

Edi pun merespon gerakan tersebut. Dan mereka melakukan gerakan yang seirama, “Ah.. ah.. ah..” desah Sinta semakin keras.
“Aku nggak kuat Ed..” Edi hanya diam menikmati gerakan-gerakan yang dimainkan Sinta.
Dan akhirnya, “Ugh.. ugh.. ugh.. ahh..” desah Sinta yang tubuhnya mengelenjang sambil memeluk tubuh Edi.
Ternyata Sinta mencapai puncak kenikmatan. Dan Edi membalikkan tubuh Sinta tepat di bawah badannya, Edi mulai mengocok penisnya yang belum lepas dari vagina Sinta, dan “Ahk..” desah Edi dan beberapa saat kemudian Edi mencabut penisnya dan meletakkan di bibir Sinta dan “Croot.. Croot.. Serr..” sperma Edi muncrat tepat di seluruh wajah Sinta. Mereka pun akhirnya berpelukan setelah mencapai kepuasan.

Semenjak kejadian itu mereka sering melakukannya di kontrakan Edi. Entah siang atau malam karena Sinta sering menginap dan tidur satu ranjang bersama Edi. Hubungan mereka semakin intim dan hanya bertahan selama 8 bulan. Hal itu disebabkan Dewi mantan pacar yang dulu mengajak membina hubungan kembali. Edi akhirnya pisah dengan Sinta dan kembali lagi dengan Dewi.

Suatu sore Dewi datang ke kontrakan Edi, Dewi langsung masuk menunggu di kamar Edi karena diminta teman-teman Edi.
“Edi baru mandi” kata salah seorang temannya.
“Ooo,” jawab Sinta, dan beberapa saat kemudian Edi masuk dan hanya mengenakan handuk dilingkarkan di pinggulnya.
“Sama siapa Wii..” kata Edi.
“Sendiri,” jawab Dewi sambil mendekat ke arah Edi.
Edi tanggap dengan situasi itu, ia langsung mencium bibir Dewi dan melepas baju street warna biru muda yang dipakai Dewi. Edi langsung mencopot BH dan menghisap puting susu Dewi.
“Ah.. ah..” desah Dewi.
Tangan Dewi langsung meremas penis Edi yang saat itu handuknya telah jatuh ke lantai. Edi mulai melapas celana panjang Dewi serta CD-nya. Mereka bergumul di atas ranjang.
“Ah.. ah..” desah Dewi yang semakin merasakan kenikmatan.
Edi mengangkat kaki kiri Dewi kemudian dengan sergapnya Edi mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Dewi sambil kaki kiri Dewi tetap terangkat.
“Bleess, bleess..” kemaluan Edi masuk seluruhnya dalam vagina, Edi suka dengan posisi seperti itu karena vagina terasa sempit.

Edi mulai menggerakkan kemaluannya keluar-masuk.
“Ah.. ah.. ah..” erangan kenikmatan keluar dari bibir Dewi, Edi pun merasakan kenikmatan pula.
“Ugh.. ugh..” desah Edi pelan. Beberapa saat kemudian Edi melepas penisnya, Dewi mulai menghisap dan menjilati penis Edi sambil dikocok dengan jari-jemari lembut Dewi.
“Kulum dong Wi..” desah Edi. Dewi turuti saja apa kemauan Edi.
Kemudian Edi kembali memasukkan penisnya dalam vagina Dewi, “Bless..” langsung masuk dan Dewi sempat menjerit tertahan karena menahan sakit.
Kemudian Edi mulai menggerakkan penisnya, “Bleess.. bleess..” kemaluan Edi keluar-masuk.
“Ah.. ah.. ugh..” tubuh Dewi mulai bergetar dan mengelejang.
“Aku keluar Ed..” desah Dewi tapi Edi masih mengocok penisnya dalam vagina Dewi dan Dewi hanya menahan.
Kedua tangannya mencengkeram kuat bibir tempat tidur sambil menahan gerakan yang Edi lakukan. Edi mulai bergetar, “Ugh..” desahnya.
“Di luar apa di dalam Wi..” kata Edi pelan.
Dewi hanya diam dan “Croot.. croot.. serr..” sperma Edi keluar di dalam vagina Dewi.
Edi pun rebah sambil memeluk tubuh Dewi yang hangat dan lunglai.

Mereka tersenyum puas.
“Kamu pinter dech sekarang Wi..” kata Edi.
“Pinter apa’an,” jawabnya.
“Pinter mainnya, belum lagi bulu vagina kamu tambah lebat.”
Dewi hanya tersenyum saja sambil tangannya membelai batang kemaluan Edi. Hari sudah menjelang pukul tujuh malam dan akhirnya kami berpakaian dan keluar untuk makan malam.

Komentari Cerita Sex Memory Di Kontrakan Ini ?

Posting Cerita Dewasa Memory Rumah Kontrakan ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.


Cerita Sex Khayalan Tante

$
0
0

Cerita Sex Tante – Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Cerita Sex Khayalan Ngentot Tante

Cerita Sex Tante,Cerita Dewasa Tante,Cerita Hot Tante,Cerita Seks Tante,Cerita Mesum Tante,Cerita Ngentot Tante

Cerita Sex – Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja

Cerita Sex Tante,Cerita Dewasa Tante,Cerita Hot Tante,Cerita Seks Tante,Cerita Mesum Tante,Cerita Ngentot Tante

Posting Cerita Sex Khayalan Tante ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Jepitan Nikmat Toket Gede

$
0
0

Cerita Sex Toge – Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

Cerita Sex Nikmatnya Jepitan Toket Lidya

Cerita Sex Toge,Cerita Hot Toge,Cerita Mesum Toge,Cerita Ngentot Toge,Cerita Bokep Toge

Cerita Sex | Baru saja mataku tertutup, tiba-tiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal. “Ko, loe baru pulang yah?” gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu. “iya, memangnya ada apa sih teriak-teriak?” jawabku sewot sambil mengucek mataku. “Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.

Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko” “Lydia” jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku. Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira-kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut. “Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu” celetuk Voni kepada Lydia. “Oh..” “Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masing-masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag..” kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.

Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia. “Cantik juga sepupu Voni ini” pikirku dalam hati. “Lydia ke Jakarta buat liburan yah?” tanyaku kepadanya. “Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya. “Loh, memangnya kamu nggak kuliah?” “Nggak, sehabis SMA aku cuma bantu-bantu Papa aja, males sih kuliah.” “Rencananya berapa lama di Jakarta?” “Yah.. sekitar 2 minggu deh” “Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga ” “Oke deh” Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni.

Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap. “Ko, bangun dong” Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku. “Ada apa sih?” tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.

“Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!” Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak. “Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?” “Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren” “Aduh Voni.. kan bisa besok..” “Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi” Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni. “Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”

Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. “Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga” gerutuku dalam hati. “Tok.. Tok.. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar. “Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara. Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga.

Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia. “Eh maaf, tutupnya terlalu keras” sambil tersenyum malu dia membuka percakapan. “Loh, kok belum tidur?” dengan heran aku memandangnya lagi. “Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur” “Voni mana?” tanyaku lagi. “Dari tadi udah tidur kok” “Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?” “Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih” “Emang ngetikin apaan sih?” sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.

Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan.

Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda. “Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?” “Bukan parfum, lotion gue kali” “Lotion apaan, bikin terangsang nih” candaku. “Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?” tanyanya sambil tersenyum kecil. “Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya” “Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong” Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu. “Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati. “Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng. “Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?” “Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.

Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku. “Beneran berani cium gue?” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil. “Wah kesempatan nih” pikirku lagi. Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya. Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya “Bener nih nggak marah kalo gue cium?” Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.

Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku. Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang.

Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya. Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitu aku temukan.

Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susunya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek. Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku.

Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya. Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakan-gerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba-tiba saja dia menahan tanganku. “Jangan Riko!” “Kenapa?” “Jangan terlalu jauh..” “Wah, masa berhenti setengah-setengah, nanggung nih..” “Pokoknya nggak boleh” setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang. Kulihat dua susunya bergantung dengan anggunnya di hadapanku. “Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi?” tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

Tanpa kusangka lagi, tiba-tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur.

Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya. “Lyd.. mau keluar nih..” lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini. “Bentar, tahan dulu Ko..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok dilepas?” tanyaku kaget.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya.

Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Ko?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus.

Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. “Lyd.. aku keluar..” Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya.

Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya “Kamu seneng nggak” Aku mengangguk sambil membalas senyumannya. “Jangan bilang siapa-siapa yah, apalagi sama Voni” katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana. “Iyalah.. masa gue bilang-bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue” Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu. “Gue bersih-bersih dulu yah, abis itu mau bobo” ujarnya sebelum membuka pintu. “Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah” balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.

Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

Cerita Sex Toge,Cerita Hot Toge,Cerita Mesum Toge,Cerita Ngentot Toge,Cerita Bokep Toge

Posting Cerita Sex Jepitan Nikmat Toket Gede ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Ibu Kost Yang Galak

$
0
0

Cerita Sex – Di hari dengan angin yang kencang ini aku akan menceritakan pengalaman sex dengan ibu kostku yang galak tapi menggairahkan. Namanya Ibu Nita, dia sudah berumur 42 tahun dan dia juga galak kalau aku telat membayar kost. Tetapi tampak marah pada wajahnya itu bisa membuat dirinya yang cantik tampak lebih menggairahkan.

Cerita Sex Ibu Kost Galak Menggairahkan

Cerita Sex Ibu Kost,Cerita sex Hot
“Tok tok tok” sura pintu kamar kosku yang diketuk dari luar. Pagi itu aku masih tertidur ketika ada yang mengetuk. Aku mencoba bangkit dari tidurku untuk membukakan pintu kamarku yang sedari tadi diketok terus menerus. Baru aku membuka pimtu kamar kosku aku sudah terdengar ocehan dari tante nita menagih uang kos padaku, “He bayu udah tanggal berapa ini? Km kok belum bayar uang kos” ocehan tante nita menagih uang kos padaku. “Maaf tante, bayu belum dapat kiriman dari mama” ujarku memberi penjelasan pada tante nita. “Telat lagi! Telat lagi! Sudah berapa kali km telat membayar uang kos” cerocos tante nita selanjutnya.

Aku hanya terdiam mendengarkan mulut tante nita yang sedari tadi nyerocos tanpa ada spasinya. Seperti ditusuk ribuan pedang tubuhku kali ini mendengar ocehan tante nita yang tiada henti. Mulut wanita 42 tahun ini memang terkenal tajam seperti pisau dikalangan anak2 yang kos dirumah tante nita. Sebenarnya tante nita adalah sosok wanita yang termasuk cantik dengan kulit sawo matang tinggi badan kira2 163cm dan berat 67kg. Suami tante nita adalah purnawirawan TNI namanya pak jono yang usianya sudah berkisar 75 tahun. Memang jauh sekali usia tante nita dengan pak jono.

Setelah kenyang dengan sarapan omelan yang diberikan tante nita padaku aku langsung bergegas mandi dan berangkat ke kampus. Oh iya aku lupa mengenalkan diriku, namaku bayu usiaku baru 22tahun tinggiku 172cm berat badanku kira2 68kg. Aku adalah salah satu mahasiswa disebuah universitas negri di surabaya. Aku berangkat ke kampus dengan menggunakan motor butut pemberian orang tuaku. Sesampai dikampus aku langsung nyelonong aja kekantin karena males mengikuti kelas pada waktu itu karena masih teringat ocehan dari tante nita. Sampai dikantin aku hanya duduk bengong tidak memesan apa2. Tiba2 ada suara yang membuyarkan lamunanku.

“Eh curut ngelamun aja km dari tadi” suara itu terdengar cukup keras membuyarkan lamunanku.
“Ada apa sih ndah? Demen banget bikin orang kaget” jawabku kepada indah salah satu sahabatku dikampus.
“km sih ngelamun aja bay dari tadi” indah mencoba mengajaku ngobrol.
“Ngelamun itu enak tau” jawabku sedikit sewot.
“Emang lagi ngelamun apaan sih km bay?” Tanya indah mencoba mengintrogasiku.
“Mau tau aja sih km ndah” aku menjawab pertanyaan indah sambil pergi beranjak dari kantin.
“Loh malah pergi dasar curut!” Celoteh indah yang tampak kesal karena aku tak menjawab pertanyaannya.

Setelah pergi dari kampus aku memutuskan untuk pulang lagi ke kosan, walaupun sebenarnya males juga pulang karena bakal bertemu si moster cewek itu yang selalu menyerangku dengan lidah tajamnya. Tapi rasa kantuk memaksaku untuk segera pulang jd kupacu aja motor bututku ke kosku. Ternyata benar belum sampai aku memarkir motorku si moster itu udah memberiku hidangan dengan ocehannya lagi.

“Bayu sini!” Ujar tante nita menyuruhku untuk mendatanginya.
“Ada apa tan? Aku belum sempat mampir ke atm tadi” jawabku sedikit takut.
“Lagu lama itu bay, emang tante nita ini orang bodoh? Yang bisa km tipu begitu aja” oceh tante nita mulai menyerangku.
“Bayu gk bohong kok tan” jawabku singkat.
“Halah udah tante udah bosen denger alasanmu yang selalu sam tiap bulan” celetus tante nita yang tidak menerima alasanku.
“Tante gak mau tau pokoknya nanti jam 8 malam km sudah harus membayar uang kos! Kalau tidak km harus angkat kaki dari sini!” Lanjut tante nita sembari meninggalkanku.

Waduh uang dari mana kalau deadlinenya jam 8 malam padahal uang aku sudah mehubungi orang tuaku katanya mereka belum bisa mengirim uang dalam jangka waktu deket ini. Aku semakin pusing memikirkan bagaimana cara untuk membayar uang kos. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur daripada malah pusing memikirkan gimana caranya membayar kos. Lama aku tidur tak terasa sudah pukul 8 malam terdengar pintu kamar kosku digedor lagi dan seperti biasanya belum sempat kubuka tante nita sudah nyerocos gak karu2an.

“Bayu jangan sembunyi km cepet keluar” kata tante nita dibalik pintu.
“Iya tan sebentar” jawabku sambil membuka pintu kamarku.
“Mana uangnya sekarang udah jam 8″ ucap tante nita ketika pintu baru saja kubuka.
“Maaf tan bayu ketiduran tadi untung tante nita bangunin barusan kalau tidak mungkin bayu udah keblabasan hehe” jawabku mengelak dengan senyum kecut.
“Jangan nyelimur km bay mana uangnya” kata tante nita.
“Iya2 tan ini bayu mau ke atm ngambil uang” jawabku dengan nada kesal.
“Cepetan iya awas kalau km bohong lagi” ucapnya dengan nada keras.

Setelah cuci muka aku langsung pergi dari rumah kos yang menyeramkan itu. Seperti biasa aku mengendarai motor bututku, aku berhenti disebuah kedai kopi. Kulihat dompetku hanya tersisa selembar uang 20 ribuan. Sial umpatku dalam hati. Aku langsung masuk ke kedai kopi itu dan memesan sebuah kopi hitam dan sebatang rokok eceran. Tak butuh waktu lama menunggu kopi sudah diantar dimejaku. Sekali lagi aku mencoba menghubungi orang tuaku tapi tetap saja jawaban orang tuaku kalau mereka belum bisa mengirim uang malam ini. Pikiranku semakin kacau karena jawaban dari orang tuaku. “Waduh gmn kalau aku sampai diusir dari kos tante nita? Aku harus tidur dmn?” Aku terus memikirkan hal itu. Akhirnya setelah hampir 1 jam aku tidak menemukan jawaban sama sekali akhirnya kuputuskan untuk menghadapi omelan tante nita dan menerima apabila benar2 diusir dari situ. Kubayar kopiku lalu kutancap gas motorku untuk segera menemui tante nita. Aku memarkir motorku dan langsung naik kelantai 2 memang kamarku berada dilantai dua. Belum selesai aku melangkah menaiki tangga ternyata tante nita sudah menungguku pas didepan tangga.

“Sial” umpatku dalam hati.
“Bayu akhirnya km datang juga iya? Mana uang kosnya” tante nita langsung to the point.
“Maaf tante ………” Jawabku.
“Maaf2 katamu, jangan bilang kalau km belum dapat kiriman lagi” ucap tante nita memotong ucapanku.
“Iya tan” jawabku dengan kepala menunduk takut.
“Sudah kuduga itu. Sekarang km kemasin barang2mu dari kosan ini!” Ucap tante nita dengan nada yang sangat keras.

Seperti disambar petir kata2 tante nita membuat tubuhku lemas. Kulangkahkan kaki menuju kamarku walaupun sebenarnya berat untuk kulangkahkan kakiku. Segera kukemasi barang2ku dan moster itu masih menungguku didepan pintu. Belum selesai aku mengemasi brang2ku dia udah menyerocos lagi. “Lama amat sih beresin barangnya?” Ucap si moster itu. Aku hanya diam tidak menjawab kata2 tante nita. Rupanya tante nita tidak sabar menungguku membereskan barang2ku dia pun bergegas masuk dan membantuku membereskan barang2ku.

“Sialan wanita ini” aku berbicara dalam hati.
“Tampaknya perlu juga dikasih pelajaran wanita tua ini” sambungku sambil melihat lekuk tubuh tante nita.

Aku bangkit dari tempatku dan langsung menutup pintu kamarku. Tante nita hanya melihat hal yang kuperbuat. Setelah menutup pintu aku langsung berjalan menuju tante nita. Habis itu langsung kupeluk tubuh tante nita dan kuciumi lehernya.

“Rasakan pembalasanku ini tan” ucapku kepada tante nita.
“Eeehhhh…… Eeeehhhhhh….” Tante nita hanya mendesah tak membalas ucapanku.

Kini kuarahkan tangganku meremas2 payudarah besar milik tante nita dengan kasar. Terdengar tante nita suara mendesah tante nita semakin keras. Aku tidak menghiraukan desahan tante nita dan terus meremas2 payudaranya yang berukuran 40b itu. Memang besar payudara tante nita. Aku terus meremas payudara tante nita tanpa ampun.

“Terus bay terus puaskan tante malam ini” racau tante nita.
“APA???? Tante nita malah menikmati remasanku ini” gumanku dalam hati yang kaget mendengar kata2 tante nita.

Setelah puas meremas2 payudara tante nita aku mencoba meloloskan kaus yg dipakai tante nita waktu itu, tente nita diam saja dan terus menuruti kemauanku. Setelah berhasil meloloskan kaus dari tubuhnya kini giliran celana pendek selutut itu yang kupelorotkan kebawah. Kini tubuh tante nita hanya terbungkus bh dan cd yang berwarna hitam. Seperti orang kesetanan melihat tubuh tante nita hanya terbungkus bh dan cd saja aku langsung memeluk tubuhnya kusergap mulut tante nita dengan ganas tante nita pun membalas ciumanku malah lebih ganas dari aku dan tangganku pun tak mau kalah dengan meremas2 payudara tante nita yang masih terbungkus bh. Kira2 10 menit aku dan tante nita berciuman akhirnya tante nita membuka obrolan.

“Bayu km duduk gih sekarang giliran tante nita yang akan melayani km” ucapnya kepadaku. Aku sudah tidak tahu, setan mana yang bisa membuat kami berdua berbuat kenikmatan seperti yang terjadi ini. Sungguh nikmat luar biasa ternyata melayani dan dilayani oleh tante setengah baya. Karena kepuasan yang kami alami inilah aku berusaha membagikan cerita sex paling hot kami berdua.

Aku hanya menganguk tak berbicara apapun. Aku langsung duduk ditempat tidurku lalu dengan telaten tante nita membuka celana jeansku dan memelorotkannya kebawah. Segera tante nita meremas2 penisku dibalik celana dalamku. Aku pun juga tak mau kalah kuremas2 juga payudarah tante nita. Setelah puas meremas2 penisku dibalik celana dalam kini tante nita membuka celana dalamku dan “ttuuiiiingg” keluarlah si otong dari sarangnya. Tante nita tampak terperangah melihat batang penisku yang cukup besar.

“Gede banget bay senjatamu?” Tanya tante nita padaku.
“Masak gede tan?” Tanyaku balik padanya.
“Iya ini udah termasuk big zise bay” ucap tante nita memperjelas.
“Ah biasa aja tan, emang punya paka jono gk segini?” Tanyaku kepada tante nita.
“Enggak bay, punya pak jono kecil gk bisa berdiri lagi” ujar tante nita.

Haaaahhhhh ternyata pak jono impoten pantas tante nita sering marah2 gk jelas mungkin karena dia tidak pernha mendapatkan kebutuhan biologisnya.

“Eh tan janggan dilihat aja tuh si otong kasihan” ucapku pada tante nita.
“Oh iya maaf2 bay” jawab tante nita agak sedikit kaget.

Lalu mulailah tante nita menjilat2 penisku dari ujung penisku hingga buah zakarnya tidak lepas dari sapuan lidah tante nita. Nikamat sekali rasanya, tampaknya wanita ini pintar sekali dalam melayani laki2. Setelah asik dengan jilatan2nya kini tante nita mulai mengulum penisku awalnya anya kepalanya saja yang dikulum dan disetai olkeh sedotan2 pelan. Enak sekali rasanya aku belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Tante nita memang sangat handal dalam melayani laki2. Setelah lama menyedot2 kepala penisku akhirnya tante nita mencoba memasukan seluruh penisku kemulut mungilnya. Ohhh enak sekali rasanya ketika mulut mungil itu berhasil menelan semua kepala penisku. Tidak hanya mengulum seperti td tante nita juga menyedot2 penisku hingga terasa linu sekali hingga aku tidak kuat lagi menahan lahar putih kentalku akhirnya keluar dan memenuhi mulut tante nita hingga mbleber dibibirnya. Tante nita tampaknya sangat menikmati spermaku tampak dari wajahnya yang merem melek merasakan pejuku yang berada didalam mulutnya.

Setelah itu tante nita langsung mencopot bh dan cdnya kemudian dia langsung berbaring dikasurku.
“Ayo bay sekarang giliranmu untuka mainin vagina tante” ucapnya menyurhku untuk memainkan vaginanya.
“Oke tan siap” jawabku sembari mendekatkan mulutku pada vaginanya.

Kuciumi vagina tante nita bau menyengat yang sangat khas itu tercium dihidungku menambah nafsuku untuk mengobok2 vaginanya. Kusedoti vagina tante nita hinga dia menjerit kecil tak lupa kusedot juga keletit tante nita. Setelah puas menyedot kini kujilati memek dan keletitnya hinga tante reni meracau tak karuan karena merasakan nikmat yang tak terhingga. Setelah lama menjilat kini kucoba untuk meneroboskan lidahku keliang segamanya. Terus dorong lidahkukedalam menerobos liang segamanya dan mengaduk2 kedalam vaginanya. Tante nita menggerang kenikmatan matanya hanya merem melek tak bisa menahan geli. Aku terus mengobok2 vaginanya denga lidahku sampai pada akhirnya “sseeeerrrrr” keluarlah cairan putih bening keluar dari dalam vaginanya terasa hangat sekali dilidahku dan tak terasa cairan itu membasahi mulutku. Tante nita menggejang kenikmatan merasakan orgasmenya yang pertama.

“Ayo bay sekarang masukin penismu kledalam vagina tante, tante udah gak tahan” ucap tante nita.

Aku hanya mengangguk dan menuruti perintah tante nita. Kukangkangkan paha tante nita dan kearahkan penisku ke vagina tante nita. Tapi aku tidak tergesa2 memasukan penisku kedalam vaginanya tapi aku cuman menggosok2an penisku pada vaginanya.

“Aaahhhhh eeeehhhhh aaayyyoooo dong bay udah gak tahan nih. Jangan siksa tante lebih lama lagi dong” ujar tante nita yang sudah gk tahan pengen disetubuhi.
“Iya tante nita sayang” jawabku sambil tersenyum.

Aku segera memasukan penisku ke vagina tante nita walaupun vaginanya sudah sangat basah tapi tetap saja sulit sekali aku menerobos vaginanya. Lubang tante nita sangat sempit sekali mungkin karena pak jono sudah tak pernah memasukan penisnya ke vagina tante nita. Dengan susah payah aku akhirnya memasukan penisku kedalam vaginanya. Terasa hangat sekali kala kepala penisku berhasil meyeruak masuk kedalam vagina tante nita. Aku mulai menggerakan pinggulku maju nundur berulang2 kali hingga akhirnya dengan satu sentakan aku berhasil memasukan seluruh batangku masuk kedalam vagina tante nita. Mata tante nita membelalak seketika penisku masuk seluruhnya kedalam vagina tante nita. Aku terus memaju mundurkan pinggangku dengan cepat.

“Jangan cepat2 bayu sakit, kontolmu itu terlalu gede” ucap tante nita sambil merem melek.
“Iya tante maaf2″ jawabku tapi aku tetap tidak menurunkan tempo genjotanku.

Aku terus memompa penisku didalam lubang vagina tante nita. Tante nita hanya mendesah menahan nikmat yang kuberikan padanya. Sampai 10 menit berlangsung aku meminta untuk berganti gaya dengan gaya dogie style. Tante nita hanya menganguk seraya membalikan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Terpampang nokahan pantatnya yang padat tepat didepan mataku. Segera kuarahkan penisku ke vagina tante nita. Sekarang kuserang tante nita dari belakang, kuserang terus vagina tante nita. Dia seprti kenikmatan sekali terlihat dari tikahnya yang mengigit bibir bawahnya kala itu. Akhirnya setelah 10 menit mengenjit terasa ada sesuatu yang menjoba keluar dari ujung penisku.

“Tante kayaknya bayu mau keluar nih” ucapku.
“Tahan dulu bay tante juga mau keluar rasanya” jawab tante.
“Tapi bayu udah gak tahan nih” lanjutku.
“Yaudah sekarang kita keluar bersamaan yuk” ajak tante nita.

Dan “croott croott creett creeet” amunisiku bertarung dengan amunisi tante nita didalam vaginanya. Kam berdua sekarang tidur terlentang berdampingan dengan kepuasan yang terpancar pada wajah masing2. Akhirnya tante nita memakai klembali bajunya dan keluar dari kamarku.

Inilah caraku membayar kos sekarang. Jadi tiap awal bulan tante nita selalu mengetuk kamarku jam 9 malam keatas untuk menagihku agar membayar kos dengan cara melayani dia dengan berhubunga sex. Sekarang sifat tante nita jadi berubah 180 derajat dari yang dulu sering marah kini jadi seseorang yang murah senyum. Dari situ aku tahu kebutuhan biologis itu bisa membuat orang mudah marah.Bahkan bukan hanya setiap bulan saja, tapi setiap kami berdua saling menginginkannya kami pun melakukan hbungan sex yang kami inginkan. Memang di luar kami kelihatan saling sopan, tapi di dalam sms kami berbicara mesum dan sayang-sayangan. Kebutuhan sehari-hari akupun dsering dibelikan oleh tante nita.

Cerita Sex Kost-kostan | Cerita Dewasa | Cerita Hot

Posting Cerita Sex Ibu Kost Yang Galak ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Sex Haus Akan Kepuasan Seks

$
0
0

Cerita Sex Terbaru – Nama saya Eva M, 22 tahun, saya seorang mahasiswi yang sedang kuliah di Coventry, saya mengambil jurusan ilmu sosial. Masih ingat, kan? Dan sekarang saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya, jadi saya tidak lagi menceritakan tentang hasil riset saya bersama 2 teman saya. Hehehee.. Kejadian ini terjadi beberapa waktu yang lalu tepatnya 16 febriari 2001 pada saat saya sedang sangat horny dengan pelukan dari seorang pria. Entah mengapa, sejak SMP saya mempunyai libido yang sangat tinggi, saya tidak pernah puas dengan sex yang telah saya lakukan.

Cerita Sex Haus Kepuasan Seks

Cerita Sex Haus Sex

Cerita Sex Tebaru – Saya sering melakukan hubungan seks dengan pacar saya, William. Saya melakukan setiap kami bertemu, tetapi sekarang rasanya tidak mungkin untuk memuaskan nafsu seks saya andai saya hanya terpaku pada dia sebab dia sekarang berada di Hawai, sedangkan saya ada di Inggris. Beberapa kali saya memuaskan nafsu birahi saya sendiri dengan alat bantu sex vibrator yang saya miliki selama ini. Untuk pembaca ketahui, saya telah mempunyai 2 buah vibratos dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Sengaja saya tulis ini dalam bahasa Indonesia, sebab saya sungguh tidak ingin berkesan sombong apabila saya menulis ini dalam bahasa Inggris, dan maafkan saya apabila cerita saya ini tidak seperti cerita yang ada di dalam situs ini selama ini, saya akui jujur bahwa saya tidak pandai Untuk menggambarkan apa yang saya rasakan dalam berhubungan seks demikian pula pada lawan jenis saya. Maafkan pula bahwa saya tidak dapat menggambarkan seberapa besar atau panjang kemaluan lawan jenis saya. Begini ceritanya, beberapa hari yang lalu, saat saya sedang sangat horny untuk melakukan hubungan sex, saya mencoba untuk melakukannya dengan vibrator yang telah saya miliki, namun pada saat saya sedang melakukan itu, saya merasa bosan dengan apa yang sedang saya lakukan pada saat itu, sehingga saya putuskan untuk menghentikannya. Sejenak saya berpikir, apa yang harus saya lakukan. Entah berapa lama saya berpikir, tiba-tiba muncul ide untuk menelpon Raymond (teman setanah air), dan saya mengatakan pada dia bahwa saya sedang horny. Pembaca, saya berani mengatakan ini pada Raymond sebab selain penisnya cukup besar dan dia pun cukup hebat dalam berhubungan seks, saya dan dia sepakat bahwa kami saling mengisi layaknya suami istri, kesepakatan ini kami sepakati sejak hubungan sex kami yang pertama kali, entah kapan saya tidak ingat dengan pasti. Saya dan Raymond telah beberapa kali melakukan hubungan sex. Kami tidak memiliki komitmen apapun, maksudnya, Raymond tetap hidup bebas dan saya pun tetap hidup bebas, kami tidak berkomitmen bahwa kami berstatus pacaran. Singkat cerita, akhirnya Raymond datang ke flat saya, waktu itu pukul 17:45 menit, ia lebih cepat 15 menit dari janjinya sendiri. Pada saat dia datang, dia masuk begitu saja seperti yang biasa dia lakukan. Dia langsung duduk di sofa dsn menonton TV yang sudah saya nyalakan sebelumnya. Setelah menutup pintu dan mengambil dua red wine glasses serta satu botol red wine Aussie (Souvinon ’97) yang isinya kurang lebih setengah, saya duduk di samping Raymond. Raymond begitu dingin, tidak seperti biasanya, kami sempat saling berdiam dengan seribu bahasa, hingga akhirnya dia mulai membuka pembicaraan dan mengatakan pada saya bahwa sesungguhnya dia sedang malas untuk melakukan hubungan seks. Saya katakan sekali lagi sama dia bahwa saya sedang horny dan saya benar-benar ingin berhubungan seks sambil merangkulnya dan mengesun pipi kirinya. “Mond, sorry ya kalo kamu sedang ngga horny tetapi aku sekarang bener-bener lagi pengeenn.. dech” kata saya pada dia. “Tolong ya, pleasee..” lanjut saya. Tanpa dikomando olehnya, saya beranjak dari tempat duduk, lalu menyalakan video VHS saya untuk menayangkan blue film. Entah berapa lama, dia tetap pada sikapnya, dia bersikap begitu dingin, dia hanya mengubah tempat duduknya dan sesekali menuang red wine, lalu menuangnya pada gelasnya dan meminumnya beberapa teguk. Hingga pada akhirnya, nafsu seks saya sendiri semakin menggebu-gebu dengan ditambahnya visualisasi yang ditampilkan pada TV saya sendiri. Saya memperhatikan Raymond, saya lihat wajahnya, saya lihat sorot matanya, dan saya pun melihat kemaluannya yang masih terbungkus dengan blue jeans. Tampaknya dia mulai terangsang dengan apa yang sedang dia lihat, terlihat dari penisnya yang mulai mengeras dan rasanya mau keluar dari celana jeansnya itu. Semakin dahsyatnya nafsu saya hingga akhirnya saya pun memulai untuk melakukan hubungan seks dengannya. Pertama-tama saya sun dengan lembut pipi kirinya dan saya raba penisnya, saya elus, dan sesekali sedikit saya remas. Saya tidak lama melakukan hal itu, sebab Raymond membalasnya dengan membuka celana jeansnya, lalu membuka resletingnya. Saya tahu apa yang dia inginkan. Saya pun membantunya untuk membukakan jeans itu sebab Raymond agak sulit dengan posisinya sambil duduk, saya bantu menurunkan celana jeans serta celana dalamnya yang berwarna coklat. Setelah dia menanggalkan celananya, saya langsung berjongkok di depannya lalu saya pun langsung menggenggam penisnya dan langsung saya jilat, kulum serta kocok dengan lembut. Sungguh saya sudah tidak bisa menahan gejolak yang ada di dalam diri saya, saya benar- benar menikmati apa yang sedang saya lakukan, saya benar-benar bisa ikut merasakan seperti yang sedang dirasakan oleh Raymond. Saya kulum penisnya, sesekali saya jilat pada ujungnya sedangkan tangan kanan saya, menaik-turunkan kulit penisnya dengan lembut, saya pun sesekali memasukkan salah satu jari saya pada lubang duburnya. Sambil saya kulum, sesekali saya lihat wajahnya, dia tampak menikmati kuluman serta hisapan saya. Dia memejamkan mata dan sesekali mendesah pelan. Dia sesekali memegang kepala saya sambil mendesah kenikmatan.

Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita malam, cerita panas. Dia sesekali melihat apa yang sedang saya lakukan sambil berusaha menjamah payudara saya yang masih terbungkus dengan pakaian saya dan bra di dalamnya. Dia pun tampak sesekali bergetar. Sungguh saya tidak peduli dengan apa yang dia lakukan, saya senang dengan reaksinya atas apa yang saya lakukan terhadap dia. Beberapa kali saya merasakan rasa asin dari beberapa hisapan saya, hingga akhirnya penis yang sedang saya kulum itu sangat keras dan berada pada posisi puncaknya. Saya tersenyum melihat apa yang saya lihat, sebab metode yang baru dan sedang saya lakukan membuahkan hasil. Entah berapa lama saya mengulum penisnya, dan akhirnya saya pun menyudahinya. Saya berdiri dan melepaskan semua pakaian yang ada di tubuh saya, Raymond pun membuka kemejanya yang bercorak kotak-kotak, lalu duduk kembali pada posisinya semula. Tampak payudara saya dan kulit saya yang putih serta bulu yang tumbuh halus di daerah atas kemaluan saya. Untuk pembaca ketahui, saya memiliki ukuran 34B-28-38 dengan postur tinggi 169-170 cm. Setelah saya melepas semua pakaian saya, saya lalu berdiri di atas sofa, saya arahkan kemaluan saya pada wajah Raymond. Rasanya Roymond tahu apa yang saya inginkan, dia pun langsung memegang kemaluan saya dengan tangan kirinya, lalu saya angkat kaki kiri saya hingga akhirnya kemaluan saya tepat berada di depan wajah Raymond. Dia hisap, dia jilat dan dia mainkan klitoris saya, juga dimasukkannya salah satu jarinya pada vagina saya. Saya begitu menikmati permainan Raymond dengan sesekali mendesah. Sungguh hebat permainan tangan dan lidahnya pada kemaluan saya hingga saya pun mengoyang- goyangkan kecil pinggul saya ke kiri dan ke kanan. Saya pun tidak tahu persis berapa lama saya melakukan hal ini, hingga akhirnya saya mengangkat tubuh saya hingga menjauhkan kemaluan saya pada wajah Raymond. Saya pun menarik Raymond untuk berdiri, dan saya turun dari sofa yang barusan saya naiki. Sambil berpaling, membelakangi Raymond, saya menarik tangannya menuju salah satu sudut flat saya yang ada jendelanya dan telah saya buka sedikit jendela tersebut. Setelah membelakangi tubuh Raymond sehingga saya menghadap keluar, namun saya tetap memegang penisnya, saya arahkan penis itu pada vagina saya, sedang tangan kanan saya memegang salah satu bagian dari jendela. Ooh.. rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata pada saat senjata itu masuk dalam liang surga saya, saya begitu bergejolak, nafsu seks saya semakin memburu, nafas dan detak jantung saya sudah tidak beraturan. Saya maju mundurkan pantat saya dengan sesekali menggoyangkan ke kiri atau ke kanan atau memutar-mutar kecil pinggul saya, demikian pula yang dilakukan oleh Raymond, dia maju mundurkan kemaluannya sehingga terdengar suara dari gesekan antara pantat saya dengan daerah perutnya Sungguh, sekali lagi saya katakan bahwa saya benar-benar menikmati apa yang sedang saya lakukan, saya benar-benar menikmati hubungan seks yang sedang terjadi pada saya saat itu. Beberapa kali saya dan Raymond mendesah karena tidak dapat menahan rasa nikmat yang kami rasakan dari hubungan seks ini. Sesekali Raymond berusaha untuk meremas payudara saya yang menggantung ke bawah dan memilin dengan lembut puting saya, dia pun sesekali memasukkan salah satu jarinya pada lubang anus saya. Ngilu rasanya pada saat ia melakukan ini, tetapi rasa ngilu itu tetap tidak dapat menghilangkan rasa nikmat yang saya rasakan dari vagina saya. Perasaan nikmat yang menjalar pada seluruh tubuh saya makin lama makin memuncak. Saya menikmati setiap dorongan senjata Raymond pada lubang surga saya, saya pun menikmati setiap tarikan seolah ingin mengeluarkan kejantanan itu dari milik saya. Rasa nikmat saya akhirnya mencapai puncak, dan saya sudah tidak dapat menahan semua itu hingga saya katakan pada Raymond bahwa saya ingin orgasme. Ketika saya mengatakan bahwa saya orgasme, Raymond pun menarik tubuh saya sehingga wajah kami begitu dekat, lalu dia mencium bibir bagian luar saya. Saya pun menekan dalam-dalam vagina saya hingga menelan semua batang kejantanannya. Sungguh rasa nikmat yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata apa yang sedang saya alami saat itu. Semua syaraf yang ada di tubuh saya beberapa detik lamanya menegang bersamaan dengan lendir yang menyembur dari klitoris saya. Beberapa detik saya diam berdiri pada posisi saya hingga akhirnya saya kembali pada posisi saya semula memegang salah satu sudut jendela sedangkan Raymond melanjutkan untuk memompa penisnya di dalam lubang nikmat saya. Pada saat-saat pertama setelah saya orgasme, saya merasa lemas namun saya tetap melakukan hubungan seks, dia tetap mengeluar-masukkan penisnya dalam vagina saya. Saya merasa hampa dan lemas. Pada saat itulah saya hanya berdiam diri dan merasakan dorongan- dorongan yang dilakukan oleh Raymond, saya tidak lagi memutar-mutar pinggul saya ataupun ikut memaju-mundurkan pantat saya. Akhirnya saya pun memegang batang kejantanan Raymond, lalu melepaskannya dari dalam vagina saya, saya ingin mengulum dan menghisap penisnya agar saya dapat membangkitkan nafsu seks saya lagi. Saya pun berbalik badan, lalu saya berjongkok hingga akhirnya penisnya itu tepat di depan wajah saya. Saya kulum penis itu, saya hisap dan saya jilat juga pada daerah ujung penis Raymond, masih terasa lendir saya pada penis Raymond, namun saya tidak peduli, saya tetap hisap, kulum dan kocok penis itu. Mungkin terlalu bernafsunya saya untuk membangkitkan nafsu seks kembali lagi, hingga akhirnya tanpa terasa sudah berapa lama saya melakukan itu. Roymond mengatakan bahwa dia ingin klimaks. Mendengar itu, saya langsung berdiri dan menyuruhnya untuk tiduran di karpet, sedangkan saya akan berada di atasnya. Saya pegang penisnya lalu memasukkan ke dalam liang nikmat saya dengan posisi saya tetap membelakangi Raymond, saya menaik-turunkan badan saya. Mula-mula pelan-pelan namun makin lama makin cepat hingga payudara saya yang agak besar ini bergoyang-goyang secepat seperti yang saya lakukan. Semakin cepat saya menaik-turunkan tubuh saya hingga makin cepat pula gerakan penis itu keluar masuk dalam vagina saya dan akhirnya Raymond mengatakan lagi pada saya bahwa dia ingin keluar. Pertama-tama saya tidak terlalu peduli hingga akhirnya Raymond mengatakannya dengan agak teriak bahwa dia sudah tidak tahan lagi. Cepat- cepat saya ambil posisi untuk dapat mengulum penis Raymond, memang benar, dalam hitungan detik setelah beberapa kali saya sempat mengulumnya, Raymond menyemburkan beberapa kali spermanya hingga beberapa diantaranya mengenai pipi dan sekitar bibir saya. Saya tetap mengulumnya, saya telan semua sperma Raymond hingga bersih dan saya jilat beberapa kali pula lubang yang ada di ujung penisnya. Beberapa kali tubuh Raymond bergetar atas perlakuan saya. Dan kami pun akhirnya membasuh tubuh kami di dalam kamar mandi. Saya sempat membilas beberapa kali tubuh saya dengan air. Keluar dari kamar mandi, kami pun berpakaian kembali. Kami duduk di sofa semula dan menikmati red wine yang ada di gelas kami masing-masing. Saya memeluk manja Raymond, kalau saya perhatikan, dia adalah pria yang tidak bisa dinilai jelek, baik itu wajahnya juga bentuk tubuhnya. Mungkin banyak cewek yang tergila-gila sama dia andai dia tinggal di Indonesia.

Cerita Sex | Cerita Dewasa | Cerita Hot | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Mesum | Cerita Seks | Terbaru 2016

Posting Cerita Sex Haus Akan Kepuasan Seks ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Cerita Dewasa Ngentot Mama Monna Mertuaku

$
0
0
Cerita Sex Mertua –  Hari ini kayaknya cerah banget pas buat membaca cerita dewasa bro apalagi di kamar sendirian atau malah ditemeni pacar di kos an mungkin karena akan selalu ada cerita dewasa lesbian dan yang lainnya juga kayak yang ini setengah baya nah silahkan pilih aja bro dan silahkan membaca cerita dewasa berikut ini

Cerita Dewasa Ngentot Mertuaku Mama Monna

Cerita Dewasa Mertua,Cerita Sex Mertua,Cerita Hot Mertua,Cerita Sedarah Mertua

Cerita Sex Ngentot Mertua – Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Virni usia 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Mona, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Mona merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Mona bersibuk diri dengan berjualan berlian.
Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di “Pondok Mertua Indah”. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Mona juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Mona jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.
Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.
“Eh, Mama.. belum tidur..”
“Belum, Tom.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang..”
“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat..”
“Virni.. pulangnya kapan?”
“Ya.. kira-kira hari Rabu, Ma.. Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu..”
“Ok.. Tom, selamat tidur..”
Kutinggal Mama Mona yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Mona sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.
“Selamat Pagi, Tom..”
“Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
“Kamu hari ini mau kemana Tom?”
“Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil..”
“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
“Ok.. Ma..”
Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Mona.
Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.
“Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih..”
“Dimana Ma?”
“Sini.. Leher dan punggung Mama..”
Aku lalu berdiri sementara Mama Mona duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Mona tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.
“Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat..”
“Iya.. di situ juga pegal..”
Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Mona juga sudah mulai terangsang. “Tom, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Mona yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.
Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Mona lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.
“Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..”
“iya.. iya.. iya Mah,”
Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Mona menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.
Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Mona kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.
Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Mona melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Mona lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Mona yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.
“Tom, ayo.. puasin Mama..”
“Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni..”
“Ah.. masa sih..”
“Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi..”
“Ah.. kamu bisa aja..”
“Iya.. Ma.. bener deh..”
“Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang..”
“Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama..”
Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.
“Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”
“Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma..”
“Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach..”
“Ok.. Mah..”
Mulut mungil Mama Mona sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Mona mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.
Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Mona menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Mona yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan. Setelah itu Mama Mona duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Mona terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.
“Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
“Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”
“Jelas lebih wangi punya mama dong..”
“Aaakkhh..”
Vagina Mama Mona telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Mona, vagina Mama Mona rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.
“Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar..”
“Iyaah.. Tom, terus.. Tom.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang..”
Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Mona menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. “Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus..” Klitoris Mama Mona yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Mona sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Mona.
“Ahg.. agh.. Tom.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat dech..” Mama Mona langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Mona, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Mona yang sudah kering dari cairan. Mama Mona melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Mona terasa sempit, aku pun keheranan.
“Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak vagina anak gadis.”
“Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach..”
“Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”
“Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk..”
“Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaap ini..”
“Akhh.. batangmu besar sekali..”
Vagina Mama Mona sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.
Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Mona yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Mona hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya. “Tom.. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh..” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Mona terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Mona yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Mona belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Mona berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.
“Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Tom.. kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Mona, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Mona berkali-kali sementara Mama Mona yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Mona meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Mona hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar. “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali..” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Mona yang sudah lemas lebih dulu.
Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Mona, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Mona memelukku dan mencium pipiku.
“Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan..”
“Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”
“Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”
“Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
“Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
“Kita Main lagi Ma..?”
“Iya boleh..”
Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

Cerita Dewasa Mertua,Cerita Sex Mertua,Cerita Hot Mertua,Cerita Sedarah Mertua

Posting Cerita Dewasa Ngentot Mama Monna Mertuaku ditampilkan lebih awal di Cerita Dewasa|Cerita sex|Cerita Hot|.

Viewing all 406 articles
Browse latest View live